GMNI Sikka Apresiasi Kembalinya Dokter Anestesi, Tekan Evaluasi Menyeluruh dan Ganti Dirut RSUD Tc Hillers Maumere
Sikka-Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Sikka memberikan apresiasi kepada DPRD Kabupaten Sikka, Pemerintah Kabupaten Sikka, dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur atas langkah cepat dalam mengatasi krisis tenaga spesialis anestesi di RSUD dr. TC Hillers Maumere.
“Dua dokter anestesi, dr. Remidazon Riba, Sp.An dan dr. Yosefin Erfleniati Jati, akhirnya kembali mengabdi setelah sebelumnya terjadi kekosongan layanan spesialis yang berdampak pada terhambatnya pelayanan medis darurat di rumah sakit tersebut. GMNI Sikka menilai kembalinya kedua dokter sebagai “angin segar” bagi masyarakat Sikka,” ungkap Ketua DPC GMNI Sikka, Yohanes Maro, dalam siaran pers kepada media ini, Senin (14/04/2025) pagi.
Yohanes Maro, menyampaikan bahwa langkah cepat ini mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam menjawab krisis kesehatan.
“Respons ini menunjukkan keseriusan dan tanggung jawab pemimpin daerah terhadap amanat penderitaan rakyat,” ujarnya.
GMNI Sikka juga memberikan apresiasi khusus kepada DPRD Sikka yang dinilai sigap menjadi corong aspirasi masyarakat.
GMNI Sikka melihat keterlibatan legislatif dalam mendorong penyelesaian krisis ini sebagai bentuk nyata perlindungan hak-hak kesehatan rakyat.
Di sisi lain, Pemkab Sikka juga mendapat pujian atas pendekatan persuasif yang dilakukan untuk mengajak kedua dokter kembali bertugas. GMNI menilai ini sebagai bentuk kolaborasi humanis antara pemerintah dan tenaga medis.
Namun, di balik apresiasi itu, GMNI Sikka juga menyampaikan sejumlah desakan. Mereka menilai perlu adanya reformasi sistemik di tubuh RSUD Maumere.
Dikatakan Yohanes Maro, salah satu tuntutan utama adalah pemberhentian Direktur RSUD Maumere, yang dianggap gagal menjalankan tugas dan menyebabkan terjadinya krisis, termasuk insiden kematian pasien.
“Evaluasi tata kelola rumah sakit tidak boleh hanya berhenti pada solusi darurat, tetapi juga harus membongkar masalah struktural seperti manajemen yang tidak efisien, alokasi sumber daya yang tidak tepat, hingga lemahnya dukungan terhadap tenaga medis,” kata Yohanes Maro.
GMNI Sikka juga mendesak agar skema insentif yang adil dan transparan segera diterapkan, terutama bagi dokter spesialis di bidang kritis seperti anestesi, untuk mencegah terulangnya krisis serupa.
Selain itu, GMNI Sikka juga mendorong dilakukannya audit independen terhadap RSUD Maumere, dengan melibatkan pihak seperti BPK atau Kejaksaan.
Audit ini dinilai penting untuk menelusuri penggunaan anggaran kesehatan dan memastikan tidak ada praktik korupsi yang merugikan layanan publik.
“Kesehatan rakyat adalah harga mati. Kami mendorong pemerintah untuk tidak lagi bekerja hanya dalam mode ‘darurat’, tetapi mulai membangun sistem kesehatan yang berkeadilan dan berkelanjutan,” tegas Yohanes Maro dalam pernyataan penutupnya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan