Peletakan Batu Pertama oleh Uskup Maumere Tandai Renovasi Gereja Habi yang Butuh Anggaran Rp 3 Miliar
MAUMERE-“Jangan menggerutu dan mengeluh, tetapi mari bangkit dan berjuang untuk mewujudkan optimisme merenovasi gereja kita,”kata yang Mulia Uskup Keuskupan Maumere, Mgr Edwaldus Martinus Sedu, dalam acara peletakan batu pertama Renovasi Gedung Gereja Habi, Sabtu (13/7/2024) di halaman gedung Gereja Habi.
Acara peletakan batu pertama renovasi gedung gereja Habi ini di awali dengan ibadat sabda yang dipimpin oleh Pastor Paroki RD Vinsesius Ferrer Mere Ende dan dihadiri oleh Ketua DPP Paroki Habi, Wihelmus Lewi, S.Sos, Dewan Keuangan Paroki Habi, Matheus Liberti, Ketua Stasi Pusat Paroki habi, Simon Sebedeus, Perencana Teknik Yohanes Lamba Loy, ST, Suster-suster SMI Habi dan umat Paroki Habi.
Uskup Edwaldus mengatakan umat Paroki Habi yang memilih Santa Maria Imakulata Asumptha menjadi pelindung Paroki harus terpanggil untuk menghayati spiritualiats Bunda Maria untuk melawan setiap ketakutan dan kegelisahan dalam hidup.
Menurutnya, banyak orang mudah merasa lemah dan putus asa ketika berhadapan dengan kesulitan dan tantangan, bahkan banyak orang mengabaikan budaya kehidupan untuk bangkit dan berubah dalam kehidupan setiap hari.
Kata Uskup Edwaldus, umat Paroki Habi harus menjadi pribadi yang positif mulai dari pikiran, perasaan hingga tindakan hidup. Iman sejati dilahirkan dalam hati yang mendengarkan Firman Tuhan dan sanggup melaksanakan seperti Maria membuka hatinya pada kehendak Allah.
“Apa yang kita kumpulkan hari ini untuk merenovasi gereja kita, adalah tanda cinta, betapa kita mau membuka diri pada cinta dan kehendak Tuhan dalam perkembangan hidup menggereja kita. Merenovasi gedung gereja adalah pergulatan panjang kehidupan kita, betapa kita harus menyadari kebutuhan ruang fisik bagi kepentingan ibadat kita dan bagi kesakralaan tata liturgi ibadat kita. Untuk itu kita harus tetap menjadi gereja yang hidup dan berkembang menjadi semakin solider dan menyelamatkan,” tutupnya.
Pastor Paroki Habi, RD Vinsensius Ferrer Mere Ende dalam kesempatan itu mengatakan, merenovasi gedung gereja Habi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi riil fisik gedung gereja yang sudah berusia 59 tahun, sehingga partispasi umat menjadi modal utama dalam hal swadaya baik keuangan maupun tenaga kerja.
“Umat harus menjadikan renovasi gedung gereja Habi sebagai sebuah rahmat. Situasi gereja saat ini tidak sama seperti gereja misi pada saat Gereja Habi pertama dibangun tahun 1965 oleh misionaris Pater Karl Marh SVD, sekarang gereja berdikari,” tandas Romo Ferrer yang biasa disapa.
Sementara terkait pembiayaan renovasi gedung gereja Habi menurut Ketua panitia, Yosef Sumanto, membutuhkan biaya Rp 3 miliar.
Dana tersebut berasal dari iuran umat paroki Habi sebesar 1,4 miliar rupiah dan sekitar 1,6 miliar rupiah akan dilakukan penggalangan dana ke para donatur atau pihak lainnya yang memberi perhatian terhadap pembangunan gereja.
Pekerjaan renovasi gedung gereja Habi berdasarkan kalender kerja akan selesai dibangun pada tahun 2026 atau dikerjakan selama tiga tahun.
Pekerjaan dibagi dalam empat tahap, yaitu tahap pertama pekerjaan candi, tahap kedua renovasi dinding dan atap, tahap ketiga renovasi interior gereja sesuai tata laksana liturgi gereja dan tahap keempat penataan halaman gereja.
“Renovasi pembangunan gereja akan berjalan sesuai rencana jika semua umat satu pikiran, satu hati. Mari bersama bertolak jauh kedalam menuju tujuan yang sama. Dengan berpegang pada pesan Uskup Maumere, tetap semangat dalam membangun dan merenovasi dalam membangun gereja yang berpartisipasi menuju keselamatan. Tetaplah menjadi gereja yang hidup dan berkembang menjadi semakin solider dan menyelamatkan,” ucap Yosep Sumanto.
Salah seorang Tokoh Umat, Hymo Hubertus mengatakan, merenovasi gedung gereja Habi harus menjadi kebanggan umat paroki Habi, sehingga harus tetap semangat dan tidak boleh mengeluh, segala hal yang berkaitan dengan kewajiban sebagai umat baik itu keuangan maupun swadaya kerja harus diberikan dengan iklas.
Sejarah Singkat dan Kondisi Riil Gereja Habi
Gedung gereja Katolik Paroki Santa Maria Imakulata Asumptha Habi awalnya dibangun pada tahun 1965 dan kini sudah berusia 59 tahun yang diinisiasi oleh misionaris asal Jerman, P. Karl Marh, SVD dan menjadi pastor pembangunan yang kemudian mendatangkan dana bantuan luar negeri untuk pembangunan gereja Habi saat itu.
Pada tahun 1966-1967, pekerjaan pembangunan Gereja Habi sempat terhenti karena meluasnya pergolakan G 30 S PKI pada saat itu. Barulah pada tahun 1968, pekerjaan pembangunan Gereja Habi dilanjutkan hingga selesai pada tahun 1969 dan diresmikan oleh Yang Mulia Uskup Keuskupan Agung Ende, Mgr Donatus Djagom, SVD diresmikan pada tanggal 6 Januari 1970 dan Pater Karl Marh, SVD menjadi Pastor Paroki Habi pertama.
Gereja Habi yang dahulunya begitu megah perlahan mulai rusak di beberapa bagian karena termakan usia. Renovasi adalah jalan tengah untuk memoles kembali, memperindah sesuai dengan desain bangunan gereja pasca Konsili Vatikan ke-2. Tanpa menghilangkan ornament asli yang menjadi ciri kas gereja Habi.
Beberapa bagian atap mulai bocor dan beberapa interior gereja disebut tidak sesuai dengan tata laksana liturgi gereja Katolik pasca Konsili Vatikan II.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan