Headline

Permainan Bola dan Permainan Politik

waktu baca 5 menit
Yan Tibo.

Pada babak semifinal Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Qatar, Senin 29/4/2024 pertandingan antara Timnas Indonesia berhadapan dengan Timnas Uzbekistan, Timnas Indonesia harus bermain dengan 10 pemain pada menit ke-82 setelah kapten tim Rizky Ridho mendapat kartu merah.

Publik Indonesia dihebohkan dengan keputusan ini dan membuat para supporter Indonesia baik yang berada di stadion Abdullah bin Khalifa, Qatar, yang melakukan nobar di lapangan bola di seluruh tanah air, kos-kosan, warung kopi, rumah dan lainnya kecewa dengan keputusan wasit tersebut.

Sekilas kita melihat proses di lapangan menit ke 19 Ulugbek Khusanov kembali mengancam gawang namun tembakannya masih melenceng di sisi kiri gawang Indonesia. Indonesia mendapat tendangan bebas pada menit ke 27 setelah Witan Sulaiman dijegal oleh pemain Uzbekistan.

Pada menit ke 56 pemain Uzbekistan mengancam gawang Indonesia lewat tembakan Oisher Odilov namun bola melenceng ke sisi kanan gawang Indonesia.

Pada menit ke 58 Shin Tae Yong mendapat kartu kuning dari wasit Shen Yinhao lantaran kecewa dengan keputusan kontroversial wasit yang memberikan pelanggaran terhadap Indonesia saat momen Rizky Ridho mencoba merebut bola dari belakang. Padahal Rizky Ridho sama sekali tidak melakukan pelanggaran.

STY marah-marah ke wasit hingga mendapatkan kartu kuning. Usai mendapat kartu kuning pelatih timnas Indonesia ini mempelototi wasit dan mencak-mencak ke asisten wasit.

Pada menit ke 82 kapten tim Indonesia Rizky Ridho mendapat kartu merah karena dinilai melakukan pelanggaran ketika membuang bola karena kakinya melayang ke area vital di antara kedua paha pemain Uzbekistan Jasurbek Jalliddinov, wasit Shen Yinhao mengecek VAR untuk memutuskan kartu merah untuk Rizky Ridho pada menit itu.

Keputusan ini memang harus dilakukan dan keputusan wasit adalah keputusan final dan tidak dapat di ganggu oleh siapa pun, akhirnya dalam pertandingan ini di menangkan oleh Uzbekistan.

Permainan sepak bola tentu ada kesamaan dengan perhelatan politik, baik politik dalam hal pemilihan umum presiden dan wakil presiden, pemilihan legislator ataupun pemilihan kepala derah yang akan dilakukan serentak pada 27 November 2024 mendatang.

Dua-duanya menghadirkan ketegangan, dramatis, dan tidak sedikitpun tipu daya dilakukan.

Memenangan sebuah pertandingan sepak bola acapkali diikuti dengan permainan kasar, saling tekel menekel, menendang, mendorong, menjambak, menginjak, meninju yang tentu tujuannya untuk menjegal laju lawan atau menghambat pergerakan lawan.

Permainan sepak bola dan permainan politik keduanya memerlukan trik, intrik dan siasat dan strategi untuk menjegal atau melumpuhkan lawan.

Sering terjadi dalam permainan sepak bola dimana seorang pemain bahkan beberapa pemain melakukan kecurangan dengan tujuan untuk menghalangi pemain lawan untuk mendekati gawang timnya.

Seringkali juga para pemain curang diberikan sanksi oleh wasit pertandingan berupah kartu kuning, kartu merah, atau larangan bermain satu musim kompetisi. Demikian halnya dalam praksis politik kita, drama permainan dipertontonkan layaknya sepak bola, bila para kontestan melakukan pelanggaran, maka sanksi oleh Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) untuk para kontestan, baik para calon maupun parpol tertentu.

Sedangkan bagi penyelenggara pemilu akan diberikan sanksi oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) berupa sanksi, atau teguran-teguran dan berujung pemecatan apabila yang dilakukan pelanggaran berat.

Drama-drama dalam pertandingan sepak bola juga sering kita jumpai dalam praktik politik baik itu pada pemilihan legislative, pemilihan presiden dan pilkada serentak hingga pada local politik yakni pemilihan kepala desa atau kepala kampung atau nama lainnya.

Para kontestan atau pencari kekuasaan saling berjibaku untuk mendapatkan kekuasaan meskipun tanpa memperhatikan etika atau sopan santun dalam politik, fatsun politik.

Politik memang dibingkai dengan beragam intrik dan siasat, tetapi para kontestan sejatinya mengedepankan etika dalam politik, sopan santun dalam poltik, tidak asal tabrak, tidak mencedrai lawan politiknya dengan beragam cara, seperti negative campaign, black campaign, politik uang, pembunuhan karakter, dan cara-cara tidak beradab lainnya.

Meraih kekuasaan dan mempertahankan kekuasan tidaklah mudah, oleh karena itu, para kontestan tentu melakukan langkah-langkah strategis dan intrik untuk menang, acapkali mengesampingkan etika dan moral.

Tidak sedikit dari para kontestan tersebut terinspirasi dari buku karya Machiavelli dia adalah seorang filsuf asal Italia dan seorang pemikir politik kekuasaaan. Machiavelle dalam bukunya yang berjudul The Prince, ia mengatakan bahwa untuk meraih kekuasaaan mengunakan dua cara berkelahi yang dapat dilakukan pertama cara-cara manusia yang elok dan cara yang kedua adalah gaya binatang.

Untuk memenangkan pertarungan makan kontestan harus melakukan keduanya yakni cara manusia dan gaya binatang, binatangisme begitulah kira-kira menurut Machiavelli.

Ada sebuah novel pendek karya George Orsell berjudul Animal Farm: a fairy story bergenre alegori sater politik, tentang totalitarianism Uni Sovyet dengan judul terjemahan binatangisme yang menggambarkan sekelompok hewan yang mengulikan kekuasaaan manusia.

Novel ini sebagi keritik terhadap komunisme dan penguasa Uni Soviet Orwell dengan keritiknya menempatkan para binatang sebagai tokoh utama dalam novel tersebut.

Fatsun politik, sopan santun dalam politik dan teguh dalam menjalankan prinsip-prinsip sportivitas, moral dan etika dalam permainan sepak bola, seperti fair play; tata pada aturan pertandingan, mengormati lawan, rekan satu tim, wasit dan penonton dan menerima kekalahan dengan lapang dada merupakan sebuah keniscayaan yang harus dipertontonkan baik dalam permainan sepak bola maupun dalam perhelatan politik. Sehingga praktik politik yang santun menghasilkan pemimpin yang beretika dan laga sepak bola yang sportif menghasilkan kemenangan yang dikenang sepanjang masa.

Oleh : Yan Tibo (Founder Nusa Shop)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Exit mobile version