Gelar Aksi Demo Kasus Dugaan TPPO, PMKRI Maumere Bawa Spanduk Desak Kapolres Sikka Dicopot

waktu baca 3 menit
Keterangan foto:Aktivis PMKRI Maumere membawa spanduk tuntutan saat aksi demo di depan Mapolres Sikka, Senin (13/5/2024). Foto:Mario WP Sina.

FLORESPEDIA.ID-Puluhan aktivis mahasiswa dari PMKRI Cabang Maumere pada Senin (23/5/2024) pagi hingga siang menggelar aksi demo menuntut Polres Sikka menuntaskan kasus dugaan TPPO yang mengakibatkan seorang warga Desa Hoder, Yodimus Moan Kaka meninggal dunia.

Dalam aksi demo ini, puluhan aktivis PMKRI Maumere dengan membawa berbagai spanduk tuntutan aksi melakukan long march dari Margasiswa PMKRI di Kelurahan Kota Uneng menuju Kantor Polres Sikka di Jalan Jendral Ahmad Yani, Kota Maumere.

Pantauan media ini, setibanya di Jalan Ahmad Yani depan Mapolres Sikka, mereka melakukan orasi dan berjalan mundur memasuki Kantor Polres Sikka. Namun aksi mereka dihalangi aparat polisi yang berjaga dengan pita barikade di pintu gerbang Polres Sikka.

Tampak spanduk yang dibawa bertuliskan ‘Copot!!! Kapolres Sikka Gagal Total’ ‘Ada Banyak Kasus TPPO Polisi Jangan Bobo’ ‘Cukup Cintaku yang Kandas Polres Sikka Jangan’ dan lainnya.

Salah seorang orator, Tedho Buru mengatakan aksi jalan mundur tersebut sebagai simbol mundurnya kepercayaan PMKRI terhadap kinerja Polres Sikka dalam menuntaskan kasus TPPO.

Dalam aksi demo ini, PMKRI Maumere menyampaikan 7 tuntunan, diantaranya, pertama, mendesak pihak Polres Sikka untuk memberikan kepastian hukum baik kepada keluarga korban maupun para terduga perekrut atas kasus ini. Karena berlarut-larutnya kasus ini menimbulkan keresahan di masyarakat dan menimbulkan goncangan masalah baru antara pihak keluarga korban dan keluarga para terduga perekrut.

Keterangan foto:Demo Aktivis PMKRI Maumere membawa berbagai spanduk tuntutan saat aksi demo di depan Gelora Sikka, Senin (13/5/2024). Foto:Mario WP Sina.

Kedua, PMKRI mendesak pihak Polres Sikka segera menetapkan tersangka atas kasus TPPO ini, mengingat bahwa pihak Polres Sikka telah menaikkan kasus ini ke tahap penyidikan dan telah melakukan gelar perkara, agar tidak ada kekosongan kepastian hukum terhadap kasus ini.

Ketiga, PMKRI secara organisatoris akan menyerukan mosi tidak percaya akan kinerja kerja Polres Sikka dalam penanganan kasus ini jika Polres Sikka berlarut-larut dalam pengusutuntasan dan penetapan tersangka kasus TPPO ini.

Sementara itu, Ketua PMKRI Cabang Maumere, Kornelius Wuli dalam orasinya mengatakan di bumi nian tanah Sikka ada kabar duka yang mendalam dimana ada sebuah peristiwa tragedi kemanusiaan yang menimpa salah satu warga Desa Hoder yang pergi ke Kalimantan untuk mencari sesuap nasi tetap disana ia harus merenggang nyawa.

“Telisik punya telisik dan investigasi ternyata ada cukong, ada calo yang meloloskan beliau (Yodimus Moan Kaka). Hari ini kami dari PMKRI Maumere turun untuk kedua kalinya, kami akan terus menyuarakan ini, suara kami tidak pernah pensiun sebab kalau ketidak adilan dipertontokan di negeri ini, maka suara PMKRI tidak pernah pensiun. Ada kabar burung yang beredar bahwasannya dalam kasus dugaan TPPO ada juga terlibat beberapa aparat kepolisian. Sungguh disayangkan bila hal itu terjadi,” jelas Kapres Kornel Wuli.

Kornel Wuli juga mengatakan pihaknya menyayangkan aparat penegakan hukum yang semestinya mempunyai tanggung jawab menganyomi masyarakat tetapi ‘bermain mata’ menjadi salah satu terduga pelaku TPPO, sehingga mengakibatkan kematian Yodimus Moan Kaka.

Pantauan media ini, aksi demo PMKRI berujung ricuh saat mereka mendesak masuk ke dalam Mapolres Sikka namum dilarang aparat yang tengah berjaga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *