Kuliah Umum di Unimof, Dr.David Hermawan Paparkan Problema Pangan Dunia dan Peluang Membangun Kedaulatan Pangan di Era New Normal
FLORESPEDIA.ID-Universitas Muhammadiyah Maumere menggelar Kuliah Umum bertemakan Persiapan SDM untuk Peningkatan Ketahanan Pangan di Aula Kampus Universitas Muhammadiyah Maumere Kabupaten Sikka, Selasa (7/5/2024).
Kuliah umum ini menghadirkan pembicara Asisten Profesor yang juga Dosen Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, Dr. Ir David Hermawan, M.P.,IPM.
Pantuan media ini, hadir dalam kuliah umum ini yakni, Wakil Rektor 2 Universitas Muhammadiyah Maumere, Wahyuningsih, S.si., M.pd, para dosen Universitas Muhammadiyah Maumere, narasumber Dr. Ir David Hermawan, M.P.,IPM, beserta ratusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Maumere.
Pada kesempatan itu, Wakil Rektor 2 Universitas Muhammadiyah Maumere, Wahyuningsih S.si., M.pd , dalam sambutan membuka kegiatan, mengucapkan terimakasih kepada narasumber David Hermawan yang sudah berkenan datang untuk memberikan Kuliah Umum di Kampus Universitas Muhammadiyah Maumere.
“Kuliah Umum dengan tema Persiapan SDM untuk Peningkatan Ketahanan Pangan ini merupakan sebuah bekal untuk mahasiswa Universitas Muhammadiyah Maumere, sehingga ke depan adik adik mahasiswa sudah siap untuk mengolah sumber daya alam yang ada di kabupaten ini secara mandiri. Untuk itu sangat diharapkan adik-adik mahasiswa bisa fokus mendengarkan materi dengan baik yang nantinya dibawakan oleh Pak David,” ujar Ningsih.
Lanjut Ningsih, pihak Universitas Muhammadiyah Maumere juga mengharapkan kedepannya bisa bekerjasama dengan program yang tengah dijalankan oleh David Hermawan, berkaitan dengan pembangunan sektor pertanian, peternakan dan perikanan di Provinsi NTT.
“Kami sangat mengharapkan ke depan bapak David Hermawan bisa datang kembali dan bisa berkolaborasi bersama,” ungkap Ningsih.
Sementara itu, Dr. Ir David Hermawan, M.P.,IPM. Dalam kuliah umumnya menerangkan bahwa, masalah dunia di masa depan adalah pangan, air dan energi, dimana kebutuhan pangan akan meningkat 70-100 persen.
Pada tahun 2035, perkiran penduduk dunia adalah 11 miliar. 70 persen penduduk di daerah non ekuator mencari tanah, sumber pangan, air dan energi di daerah ekuator. Kesuburan wilayah ekuator memiliki potensi vegetasi (cocok tanam) sepanjang tahun.
Lanjutnya, tidak akan mandiri suatu bangsa apabila pangannya masih dikuasai oleh negara lain. Kebutuhan bahan pangan Indonesia sangat tergantung pada pasar impor. Enam dari sembilan barang kebutuhan pokok harus dicukupi dari negara lain.
Buah dan sayuran dari komoditas bahan pangan utama lainnya, seperti gandum, kedelai, jagung, sangat bergantung pada impor. Negara tersubur Indonesia bahkan mengalami defisit perdagangan buah dan sayuran rata-rata Rp 19 triliun per tahun.
Indonesia menempati posisi kesepuluh di Asia dan Pasifik dan ke-60 di dunia dalam hal ketahanan pangan pada The Global Food Security Index 2022.
“Masalah mendasar yang dihadapi saat ini adalah, penyempitan lahan penguasaan petani, lahan pertanian tidak bertambah, kelas menengah tumbuh pesat, demand pangan meningkat, tingkat ketergantungan pada impor amat tinggi, terutama beni hortikultura dan pakan ternak, bibit ternak serta infrastruktur pertanian (jalan desa, irigasi) kurang memadai, ditambah distribusi pupuk yang tidak pasti. ,” ujar David Hermawan.
Peluang Membangun Kedaulatan Pangan untuk Dunia
Dikatakan David Hermawan, terhadap berbagai masalah yang dipaparkan tersebut, ada peluang untuk membangun kedaulatan pangan, diantaranya, dengan pengembangan pedesaan berbasis agroindustri.
Pengembangan pedesaan merupakan upaya untuk memakmurkan masyarakat pedesaan. Usaha ini dilakukan bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk menciptakan kegiatan ekonomi mandiri masyarakat, dengan pemanfaatan sumber daya alam khususnya sumber daya agraris.
Dalam usaha pengembangan tersebut, maka produksi hasil-hasil pertanian menjadi produk utama dari industri di masyarakat yang dijual ke pasar.
Ada pula dengan pengembangan Internet of Things (IoT) dalam praktiknya di lapangan bisa dengan melaksanakan Digital Farming juga dengan pemanfatan Sistem Informasi Geograsi (SIG).
David juga mengharapkan, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Maumere ke depan lebih peduli dengan lingkungan, dan bisa mengola Sumber Daya Alam yang ada di Kabupaten Sikka dengan baik, karena itu merupakan kekayaan yang dimiliki untuk kehidupan umat manusia.
Kontributor:Januarius Dunia
Editor:Mario WP Sina.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan