Banjir yang Rendam Ratusan Rumah di Desa Namangkewa, Sikka Dipicu Aktivitas Tambang Liar Galian C di DAS Napunseda
MAUMERE-Ratusan rumah warga yang berada di wilayah RT 02, RT 06, RT 07 dan RT 011, Desa Namangkewa, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka, pada Jumat (19/4/2024) terendam banjir bandang yang berasal dari luapan air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Napunseda.
Tak hanya rumah warga, kompleks Mako Brimob yang berada di desa ini juga terendam banjir setinggi 1 meter.
Kepala Desa Namangkewa, Nikolaus Nong Bale yang ditemui media ini pada Selasa (23/4/2024) siang mengatakan, banjir yang terjadi di wilayah 4 RT ini berdampak terhadap 105 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di 4 wilayah RT itu.
Lanjutnya, banjir yang terjadi ini bukan hanya karena hujan dengan instensitas tinggi di wilayah pegunungan, namun dipicu adanya aktivitas tambang Galian C ilegal yang terjadi di sekitar DAS Napunseda.
Aktivitas tambang Galian C ini sudah berlangsung selama 4 tahun terakhir yang terjadi persis di DAS Napunseda tepatnya di kebun warga yang berada di tepi Kali Napun Seda.
“Kami sudah tegur berulang kali dari Pemdes Namangkewa, dari Dinas Lingkungan Hidup juga sudah datang beri peringatan tetapi tidak digubris sampai dikeluarkan surat penghentian aktivitas dari DLH, hasilnya tetap sama, warga tetap gali pasir disitu,” ungkap Nikolaus Nong Bale.
Ia mengatakan, penggalian pasir untuk dijual ini pertama kali dilakukan di area kebun warga kurang lebih pada 4 bidang lahan dan bergeser terus sampai masuk di turap pengaman kali.
Penggalian itu pun mengakibatkan turap pengaman kali sepanjang 200 meter ambruk.
“Setelah turap pengaman kali rubuh, mereka gali masuk di dalam kali. Ketika kami tegur, mereka bilang itu mereka punya tanah,” ujarnya.
Ia mengatakan, pasir yang digali dari lokasi tambang galian C ini kemudian diperjual belikan dengan kendaraan pick up dan truk yang datang membeli pasir di DAS Napunseda ini.
Pantauan media ini bersama Kades Namangkewa di lokasi tambang galian C di DAS Napunseda tepatnya di Kampung Napunseda, tampak lubang galian terlibat mirip ‘danau berair coklat’ yang dipenuhi dengan ranting kayu dan bambu yang terapung.
Terlihat juga turap pengaman kali sepanjang 200 meter sisi kiri dan kanan yang ambruk dan membuat tidak ada penghalang antara kali dan kebun warga. Anak-anak terlihat berenang di danau yang berwarna kecoklatan ini.
“Lubang tambang ini ada di dalam area 4 kebun warga Desa Namangkewa. Mereka gali manual saja, 2 tahun lalu pernah ada ekscavator perusahaan masuk, hanya kami protes hentikan sehingga berhenti pakai ekscavator,” ungkap Kades Nikolaus.
Lanjutnya, lubang tebang ini membuat air yang masuk DAS Napunseda tidak hanya melewati kali saja namun mengalir masuk ke dalam lubang galian dan terus mengalir ke rumah-rumah warga di Dusun Namangjawa.
Pemkab Akan Hentikan Aktivitas Tambang Galian C di DAS Napunseda
Nikolaus Nong Bale juga mengatakan, Pemkab Sikka yang diwakili Pj Sekda Sikka, Femy Bapa, DLH, Polsek Kewapante dan Camat Kewapante pada Senin (22/4/2024) siang di Kantor Camat Kewapante, sudah menggelar rapat bersama dan sepakat untuk menghentikan aktivitas penambangan galian C di DAS Napunseda.
“Sudah disepakati akan dihentikan aktivitas penambangan galian C, kemudian mereka yang melakukan penggalian juga sudah dipanggil periksa oleh Polres Sikka,” ungkap Nikolaus Nong Bale.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan