Diduga Ada Masalah Lahan, Akses Masuk Bendungan Wairita, Sikka, Disegel

waktu baca 2 menit
Keterangan foto:Pintu masuk menuju Bendungan Wairita yang telah disegel, Selasa (9/1/2024) siang. Foto:Mario WP Sina.

MAUMERE-Akses pintu masuk menuju Bendungan Wairita di Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, diduga disegel pemilik lahan. Penyegelan ini mengakibatkan terhentinya aktivitas para pegawai yang berkantor di Bendungan Wairita.

Pantuan media ini, Selasa (9/1/2024) siang, tampak pintu masuk yang berada persis di samping Pos Jaga di Kampung Daranatar, tersegel. Ada plang bertuliskan ” Maaf DITUTUP. Ada penyelesaian lahan dulu!!!. Dari Kaka Bayu-Somasi”.

Kepada media ini, penjaga lahan Bendungan Wairita, Dominikus Deo menbenarkan bahwa pintu masuk menuju Bendungan Wairita telah ditutup sementara.

Menurutnya, penutupan ini dikarenakan sejak proyek rehabilitasi Bendungan Wairita sejak 2021 hingga selesai di tahun 2023 belum ada penyelesaiaan pembayaran lahan yang telah dipakai untuk sejumlah bangunan Bendungan Wairita oleh pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) NT II.

Keterangan foto:Bangunan Menara Pengamat Bendungan Wairita, tampak pada Selasa (9/1/2024) siang. Foto:Mario WP Sina.

Oleh karena itu, pihaknya melakukan penutupan sementara sambil menunggu pihak yang bertanggung jawab hadir.

“Kami akan terus tutup sambil tunggu pihak BWS NT II dalam hal ini Kepala BWS NT II. Sebelumnya pengelola bendungan dan Satker juga sudah menjanjikan tetapi sama saja,” ujarnya.

Ia menuturkan, penutupan akses masuk ini sejak 1 Januari 2024.

Untuk diketahui, sebanyak 8 item bangunan dalam proyek rehabilitasi Bendungan Wairita yakni Menara pengamat, Gardu Pandang, Rumah Jaga, Pos Jaga, WC Bak Penyaring dan
Rabat Jalan sepanjang 200 meter diduga dibangun di atas lahan pribadi seluas kurang lebih 2 hektar yang merupakan milik Bapak Daniel Woda Palle, mantan Bupati Sikka periode 1978-1988.

Keterangan foto:Kolam tampung Bendungan Wairita, tampak pada Selasa (9/1/2024) siang. Foto:Mario WP Sina.

Sementara itu, Tokoh Muda Desa Hoder, David Niam mengatakan, pihaknya menyayangkan masalah penyegelan lahan ini terus dibiarkan berlarut-larut tanpa ada penyelesaian dari pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Lanjutnya, semestinya dalam proyek rehabilitasi Bendungan Wairita, masalah lahan sudah diselesaikan oleh pemilik proyek dalam hal ini BWS NT II sehingga tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari.

“Seharusnya masalah lahan ini sudah beres. Tanggal 2 Juli 2023 lalu dalam rapat para pihak di Kantor Desa Hoder juga telah disepakati akan ada penyelesaian masalah lahan yang terpakai untuk rehabilitasi Bendungan Wairita,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *