Sedimentasi Tanah dan Batu Kerikil Penuhi Saluran Irigasi Bendungan Wairita, Sikka

waktu baca 3 menit
Keterangan foto:Para petani pengguna air irigasi Bendungan Wairuta tengah membersihkan saluran irigasi yang dipenuhi sedimentasi, Kamis (4/1/2023) pagi. Foto:Mario WP Sina.

MAUMERE-Sedimentasi berisi lumpur, tanah dan batu kerikil memenuhi saluran irigasi di Kampung Daranatar, Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Kamis (4/1/2024).

Pantauan media ini tampak sebanyak 7 petani secara sukarela bergotong royong membersihkan sedimentasi yang menumpuk sepanjang 15 meter pada satu unit saluran irigasi yang masih berfungsi.

Para petani tampak kesulitan membersihkan sedimentasi karena hanya mengandalkan sekop dan cangkul.

Salah seorang petani Albertus Audak kepada media ini mengatakan, sedimentasi sepanjang 15 meter ini selain berisi lumpur dan tanah, juga berisikan material batu kerikil yang berasal dari jalan yang tergerus air.

Batu kerikil menumpuk di saluran irigasi karena tak ada turap pada badan jalan sehingga batu kerikil yang terbawa air masuk memenuhi saluran irigasi.

Kata Albertus Audak sedimentasi ini jika terus dibiarkan maka berakibat air tidak bisa mengalir masuk ke saluran irigasi, sehingga mengancam sawah yang sementara ditanami padi yang berusia 1 bulan lebih.

Menurutnya, saat ini sudah ada 4 petani yang menanam padi di sawahnya. Dirinya sendiri telah menanam padi yang berusia sebulan lebih sebanyak 30 petak.

Keterangan foto:Sedimentasi lumpur di saluran irigasi Bendungan Wairita, Kamis (4/1/2023) pagi. Foto:Mario WP Sina.

Ada pula petani lain yang sementara mengatur petak sawahnya untuk ditanami padi. Sementara salah satu petani lainnya tengah menaman lombok dan tomat di kebunnya.

Pihaknya berharap ada bantuan dari pihak Pengelola Bendungan Wairita agar masalah sedimentasi ini tidak sampai mengancam sawah mereka yang tengah ditanami padi.

“Sedimentasi ini penuh tanah, batu kerikil juga lumpur sepanjang 15 meter lebih. Kami berusaha gali bersihkan sedimentasi secara manual namun kewalahan karena sedimentasinya sepanjang 15 meter lebih. Kalau ada excavator mini untuk membersihkan sedimentasi ini, lebih baik lagi,” ujarnya.

Menurut Albertus Audak, semestinya pasca penyelesaian proyek rehab Bendungan Wairita, saluran irigasi yang sudah berfungsi sebelum hadirnya proyek rehab bendungan, bisa dimanfaatkan airnya.


Namun faktanya, saat ini petani terkendala dengan adanya batu dan tanah dari badan jalan area Bendungan Wairita yang terbawa air hujan dan masuk memenuhi saluran irigasi tersebut.

Ke depan kata Albertus Audak, pihak Pengelola Bendungan Wairita perlu duduk bersama petani pengguna air irigasi, agar bisa dicarikan solusi terhadap masalah yang dihadapi para petani seperti penumpukan sedimentasi di saluran irigasi dan pengelolaan air irigasi untuk mengairi area sawah dan kebun petani.

“Kami harap ada pertemuan antara warga pengguna air dan pihak Pengelola Bendungan Wairita agar masalah ini bisa dicarikan solusi jangka panjang,” ujarnya.

Hingga berita ini diterbitkan, Burhan Budi Kepala UPB Bendungan Napun Gete yang membawahi Bendungan Wairita, belum bisa dihubungi via telepon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *