Launching Objek, Produk dan Pasar Wisata Desa Nenbura, Pj Bupati Sikka Minta Pengelola Tingkatkan Branding dan Diferensiasi Demi Gaet Wisatawan

waktu baca 5 menit
Keterangan foto: Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Friminus Parera saat meninjau aktivitas menenun saat peresmian Objek, Produk dan Pasar Wisata Desa Nenbura di Pantai Doreng, Rabu (13/12/2023) siang. Foto: Mario WP Sina.

MAUMERE-Penjabat Bupati Sikka Adrianus Firminus Parera, melaunching Objek, produk dan Pasar Wisata Desa Nenbura di Pantai Doreng, Kecamatan Doreng, Rabu (13/12/2023) siang.

Hadir dalam acara tersebut, Staf Ahli Kementerian Desa PDT Samsul Widodo, Ketua Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano, Tenaga Ahli Pendamping Desa NTT Kandedatus Anjelinus, Koordinator Asidewi NTT, Yance Moa, Anggota DPRD Sikka Kardiman, Camat Doreng, Servasius, Kapolsek Bola, perwakilan Danramil Bola, perwakilan Bank NTT, BPJS Ketenagakerjaan serta tamu undangan lainnya.

Pantuan media ini, launching diawali dengan penyambutan penjabat Bupati Sikka dan tamu undangan dengan tarian penyambutan secara adat Sikka. Kemudian dilanjutkan misa syukur yang dipimpin oleh Pastor Paroki Watublapi, Pater Ferdi Wale, CJD.

Pada kesempatan itu, Adrianus Firminus Parera mengungkapkan, Pemkab Sikka mengapresasi objek, produk dan pasar wisata yang digagas BUMDes Paubekor  dan Pemdes Nenbura didukung oleh Asosiasi Desa Wisata (Asidewi).

Dikatakannya, membangun sebuah konsep wisata desa yang terencana seperti ini adalah langkah luar biasa, tidak semua orang berpikir ke arah situ, untuk menghasilkan sebuah produk wisata yang mempunyai value dan nilai tambah yang aktivitasnya lebih dari satu.

Kendati demikian, ia menuturkan produk wisata yang dilaunching hari ini barulah pada tahap introduksi, dimana bapak-ibu pengelola baru memperkenalkan. Untuk itu sebagai produk, haruslah punya diferensiasi agar diminati wisatawan.

“Bapak ibu memproklamirkan Doreng Beach, pantai ini luar biasa tetapi harus beda dengan pantai lain. Jangan sampai setelah orang datang bilang sama saja apalagi jauh untuk sampai kesini. Setelah itu kalau tidak ada orang yang datang, maka semua aktivitas usaha ini akan terhenti,” ungkapnya.

Maka dari itu, setelah tahapan introduksi ini, harus mengkampanyekan kemana-mana keindahan Pantai Doreng dan berbagai kelebihan aktivitasnya.  

“Penduduk kita bertambah, pertumbuhan aset wisata juga terus bertambah, ada yang mati, ada yang bertahan. Untuk itu Pantai Doreng harus dikemas berbeda, agar menjadi objek wisata yang diminati,” ujarnya.

Keterangan foto: Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera.

Ia menuturkan, keindahan Pantai Doreng tidak jauh berbeda dengan pantai Nihiwatu di Pulau Sumba yang diklaim termahal itu, tinggal penataan dan pengelolaannya.

Kata Adrianus Parera, dengan pembangunan objek wisata yang ada, Pemkab Sikka tidak akan tutup mata. Yang akan diperhatikan adalah akses jalan, sehingga menunjang objek wisata yang ada ini.

Ia juga mengharapkan nama Pantai Doreng perlu dibranding lagi dengan mengantikan nama yang mempunyai nilai jual dan muda diingat oleh wisatawan.

“Kita mesti branding ini dengan nama yang mudah diingat, mari kita pikirkan nama yang berbeda sehingga walaupun jauh, orang mau berkorban datang dari Maumere. Memang pantai ini ada di Nenbura tetapi perlu pikirkan nama lain, biar orang tertarik. Mari kita diskusikan perubahan nama tersebut dengan unsur marketing yang kuat sehingga orang beramai-ramai datang ke Pantai Doreng,” ujarnya.

Keterangan foto: Tenda Camping dan cafe di pesisir Pantai Doreng, Desa Nenbura, Rabu (13/12/2023). Foto: Mario WP Sina.

Untuk keberlanjutan pengelolaan usaha pariwisata ini, Penjabat Bupati Sikka berpesan kepada para pengelola untuk membangun komunikasi yang efektif dan saling respek.

“Saya mengapresiasi usaha wisata ini. Harus dikelola secara baik, dari seluruh pelaku wisata yang ada disini maka harus bangun komunikasi yang efekfif dan saling respek,” harap Adrianus Firminus Parera.

Direktur BUMDes Purabekor Desa Nenbura, mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan hari ini adalah launching objek, produk dan pasar wisata Desa Nenbura. Untuk produk yang tersedia yakni sabun berbahan dari minyak kelapa murni dengan merek Ladies, souvenir dari limbah tenun ikat, souvenir dari kerang, patung dari limbah kayu, dan tenun ikat.

Sementara untuk objek wisata Pantai Doreng, pihaknya selaku pengelola menawarkan kepada wisatawan yakni terapi pasir putih dimana pasir pantai Doreng berbentuk seperti biji merica yang cocok untuk terapi alami untuk mengobati penyakit darah tinggi, asam surat maupun gejala stroke.

Keterangan foto: Cafe di pesisir Pantai Doreng, Desa Nenbura, Rabu (13/12/2023). Foto: Mario WP Sina.

Selanjutnya ada Café di tepi pantai, tenda camping yang disewakan, homestay di dalam objek wisata adan 3 homestay dan 10 homestay berupa rumah warga.

“Kami menawarkan konsep pariwisata kawasan. Dimana dari 3 dusun yang ada, di Dusun Hepang konsep kami adalah wisata agro berupa produk pasca panen seperti coklat diolah menjadi bubuk coklat, kemiri menjadi minyak kemiri dan kelapa menjadi sabun kelapa. Sedangkan di kawasan Dusun Doreng berupa wisata alam pantai, di Dusun Wukakgahar berupa rumah budaya yang sudah dibangun,” ujarnya.

Katanya dari ketiga konsep wisata yang ada, dikemas dalam satu konsep yaitu wisata religius dimana ada napak tilas perjalanan Ordo Dominikan di tahun 1446 yang menyusuri pantai selatan Sikka.

Kata dia, objek wisata Desa Nenbura ini dibuka setiap hari. Selain menikmati keindahan Pantai Doreng, pengunjung bisa berbelanja produk lokal warga Nenbura di lapak dan bisa menikmati sajian live musik kampung. Selain itu, dua kali seminggu, digelar Pasar Wisata yakni di hari Rabu dan Minggu.

Keterangan foto: Lapak penjualan produk lokal Desa Nenbura di peissir Pantai Doreng, Rabu (13/12/2023). Foto: Mario WP Sina.

Kata dia, untuk pengelolaan usaha wisata ini melibatkan 5 orang pengurus inti dan dibantu oleh 50 orang warga setempat. Untuk keamanan, pihaknya selalu berkordinasi dengan Polsek Bola dan Babinsa setempat.

Dirinya berharap dengan dengan produk dan objek wisata yang ada ini, dapat menggaet kunjungan wisatawan yang banyak ke Desa Nenbura.

Penjabat Kepala Desa Nenbura, Stefanus Bertin Edo, mengungkapkan, Pemdes Nenbura mendukung penuh aktivitas dari BUMDes Paubekor dimana pada tahun 2023 ini pihaknya mengalokasikan anggaran sebesar Rp 119 juta untuk menyiapkan fasilitas-fasilitas seperti cafe, gerbang masuk, dan produk usaha warga. Ada pula pelatihan tata kelola objek wisata bagi para pengelola.

Ia berharap dengan adanya dukungan dana tersebut, BUMDes Paubekor dapat mengelola objek dan produk wisata yang ada agar dapat menghasilkan pendapatan asli desa bagi Desa Nenbura.

“Kami harap BUMDes Paubekor untuk bisa mengelola aset usaha yang ada dengan baik. Apalagi ada alokasi anggaran lagi Rp 100 juta untuk pembenahan fasilitas penunjang objek wisata,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *