News

Gedung SDK Wukur Rusak Berat, Dinas PKO Sikka Anggarkan Rp 215 Juta untuk Rehab 4 Ruang Kelas di Tahun 2024

waktu baca 2 menit
Keterangan foto: Kondisi kerusakan ruang kelas SDK Wukur di Desa Sikka, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, Sabtu (9/12/2023) lalu.

MAUMERE-Kepala Dinas PKO Kabupaten Sikka, Germanus Goleng memastikan Pemkab Sikka telah mengalokasikan anggaran di tahun 2024 untuk melakukan rehab sejumlah 4 ruang kelas di SDK Wukur, Desa Sikka, Kecamatan Lela, yang mengalami rusak berat.

Pagu anggaran yang dipersiapkan untuk rehab 4 ruang kelas SDK Wukur sebesar Rp 215 juta.

Demikian disampaikan Kadis PKO Sikka, Germanus Goleng dalam keterangannya kepada media ini, Kamis (14/12/2023) siang.

Selain perbaikan 4 ruang kelas, Kadis Germanus juga mengatakan, terkait dengan gaji guru honor di SDK Wukur yang sangat rendah, pihaknya akan memperhatikan melalui insentif guru honor pada tahun anggaran yang baru.

Dikatakannya, selaku kepala dinas, dirinya pada Rabu 6 September 2023 lalu telah melihat secara langsung SDK Wukur. Dalam pantauannya, sekolah tersebut mengalami kerusakan pada atap sekolah yang hancur, tidak ada jendela, gedung sekolah yang reot dan kurangnya sarana prasarana sekolah.

Ia juga berpesan kepada para guru di SDK Wukur untuk tidak memulangkan para siswa ke rumah saat musim hujan tiba, namun para siswa sementara dikumpulkan di rumah warga untuk melaksanakan proses belajar mengajar.

Keterangan foto: Kadis PKO Sikka, Germanus Goleng.

Kadis PKO Sikka juga mengimbau agar SDK Wukur tetap eksis dalam proses belajar mengajar meski dengan kondisi yang memprihatinkan.

Sebelumnya, media ini memberitakan, kondisi bangunan SDK Wukur di Kampung Wukur, Desa Sikka, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, sangat memprihatinkan. Sekolah dengan 4 bangunan ruang kelas ini, mengalami kerusakan parah. Kondisi ini membuat para siswa dan guru terpaksa

Guru Kelas 3 SDK Wukur, Anastasia Sindabura, S.Pd yang ditemui media ini di SDK Wukur, Sabtu (9/12/2023) siang, mengungkapkan, SDK Wukur ini memiliki 4 ruangan yang dijadikan sekat untuk dijadikan ruang kelas sehingga genap ada 6 ruang kelas.

Sementara untuk ruang kepala sekolah, ruang guru dan ruang perpustakaan, sekolah ini tidak mempunyai ruangan, sehingga terpaksa ruang kelas disekat dan dijadikan ruang guru dan ruang kerja kepala sekolah. Untuk ruang perpustakaan tidak ada, buku -buku siswa dan guru terpaksa ditumpuk di meja di ruang kelas 4 yang disekat itu.

Selain itu, kata Ibu Ati, demikian ia disapa, sekolah ini juga mengalami kekurangan kursi dan meja siswa sehingga siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 berjumlah 40 orang terpaksa berbagi memakai kursi dan meja yang hanya tersedia 24 kursi layak pakai dan 16 meja. Dengan kekurangan yang ada, terkadang para siswa dan guru duduk melantai saat melakukan kegiatan belajar mengajar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Exit mobile version