Sekolah Dasar di Sikka Ini Rusak Berat, Siswa dan Guru Terpaksa Berbagi Satu Ruang Tiga Kelas

waktu baca 4 menit
Keterangan foto: Kondisi ruang kelas 4 dan ruang kepsek SDK Wukur yang mengalami kerusakan berat pada bagian atap dan plafon, Sabtu (9/12/2023). Foto: Mario WP Sina.

MAUMERE-Kondisi bangunan Sekolah Dasar Katolik (SDK) Wukur di Kampung Wukur, Desa Sikka, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, sangat memprihatinkan. Sekolah dengan 4 bangunan ruang kelas ini, mengalami kerusakan parah. Kondisi ini membuat para siswa dan guru terpaksa berbagi satu ruang untuk dijadikan 3 ruang kelas dan ruang guru.

Satu-satunya sekolah di Kampung Wukur ini memiliki 40 siswa dan 6 orang guru. Dari 6 guru yang ada, 5 guru adalah guru honor dan 1 guru PNS sebagai kepala sekolah.

Guru Kelas 3 SDK Wukur, Anastasia Sindabura, S.Pd yang ditemui media ini di SDK Wukur, Sabtu (9/12/2023) siang, mengungkapkan, SDK Wukur ini memiliki 4 ruangan yang dijadikan sekat untuk dijadikan ruang kelas sehingga genap ada 6 ruang kelas.

Sementara untuk ruang kepala sekolah, ruang guru dan ruang perpustakaan, sekolah ini tidak mempunyai ruangan, sehingga terpaksa ruang kelas disekat dan dijadikan ruang guru dan ruang kerja kepala sekolah. Untuk ruang perpustakaan tidak ada, buku -buku siswa dan guru terpaksa ditumpuk di meja di ruang kelas 4 yang disekat itu.

Selain itu, kata Ibu Ati, demikian ia disapa, sekolah ini juga mengalami kekurangan kursi dan meja siswa sehingga siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 berjumlah 40 orang terpaksa berbagi memakai kursi dan meja yang hanya tersedia 24 kursi layak pakai dan 16 meja. Dengan kekurangan yang ada, terkadang para siswa dan guru duduk melantai saat melakukan kegiatan belajar mengajar.

1 Ruang Kelas Disekat Menjadi 3 Ruangan

Keterangan foto: Guru Kelas 3, Ibu Ati berada di ruang kelas 4 yang disekat menjadi 3 ruangan, Sabtu (9/12/2023). Foto: Mario WP Sina.

Dikatakan Ibu Aty, dikarenakan ruang kelas yang serba terbatas dan tidak ada ruang guru, para siswa dan guru terpaksa harus berbagi ruang kelas tersebut. Ruang kelas ukuran 7×8 meter, terpaksa disekat menjadi ruang kelas 4, ruang guru dan ruang kepala sekolah.

Siswa kelas 3, kelas 5 dan kelas 6 juga terpaksa harus berbagi 1 ruang kelas disekat menjadi 3 ruangan karena keterbatasan ruang kelas yang ada. Sementara untuk kelas 1 dan kelas 2 dengan ruang kelas masing-masing.

“Susahnya saat belajar mengajar, harus suara kecil karena kalau omong besar sedikit akan ganggu siswa di ruang kelas itu karena disekat ada 3 kelas yang mengajar bersamaan,” jelasnya.

Ia juga menuturkan, selain keterbatasan ruang kelas dan ruang guru, kondisi bangunan sekolah ini juga mengalami kerusakan berat terutama pada bagian atap dan plafon bangunan. Atap ruang kelas sudah menggalami lapuk termakan usia dan sering bocor sehingga menyulitkan siswa dan guru dalam belajar mengajar.

“Kalau saat musim hujan atap bocor, kami terpaksa harus pindahkan siswa untuk gabung belajar di ruang kelas yang atapnya tidak bocor. Kalau sudah gabung begitu, suasana belajar mengajar tidak kondusif,” ungkap Ibu Ati.

Sudah Lapor Dinas PKO Sikka Namun Belum Ada Perhatian untuk SDK Wukur

Terhadap kondisi kerusakan berat sekolah ini, Ibu Aty menuturkan, pihaknya sudah melaporkan ke Dinas PKO Sikka, tetapi disampaikan bahwa sebagai sekolah swasta, sekolah ini tidak mempunyai hak untuk mendapatkan bantuan rehab maupun pembangunan ruang sekolah yang baru.

“Kami sudah sampaikan beruang kali ke Dinas PKO Sikka tetapi mereka bilang kami tidak punya hak untuk mendapatkan bantuan. Ke Pemdes Sikka maupun ke pemerintah Kecamatan Lela juga sudah disampaikan berulang-ulang kondisi kerusakan sekolah ini, namun sampai sekarang belum ada bantuan. Kami tetap berharap pemerintah memperhatikan sekolah kami ini,” ujarnya.

Keterangan foto: Salah satu ruang kelas di SDK Wukur yang atapnya bocor sehingga tidak bisa terpakai saat musim hujan, Sabtu (9/12/2023). Foto: Mario WP Sina.

Ia menuturkan, sejauh ini pihaknya hanya mendapatkan bantuan dari pemerintah yakni dana BOS yang diterima setiap 6 bulan sekali. Sementara untuk kebutuhan sekolah, pihaknya bergantung dari bantuan pemerhati pendidikan. Ia mencontohkan, untuk kursi dan meja sebanyak 20 unit, mendapatkan bantuan dari Anggota DPRD Sikka, Carles Bertandi.

Ia juga menyampaikan, dengan minimnya perhatian pemerintah terhadap sekolah swasta, SDK Wukur saat ini tengah berjuang untuk berproses alih status menjadi sekolah dasar negeri, dengan harapan sekolah ini bisa menjadi lebih baik karena ada perhatian dari pemerintah.

“Harapan dari kami ada dukungan dari pemerintah untuk proses penegerian sekolah ini,” jelasnya.

Orang tua siswa yang juga Ketua RT 12, Dusun Wukur, Henderika Hiwin, mengatakan, SDK Wukur menjadi satu-satunya sekolah bagi anak-anak di Kampung Wukur. Oleh karena itu, pihaknya sungguh berharap ada perhatian dari Pemkab Sikka untuk memperbaiki kondisi kerusakan ruang kelas yang sudah parah tersebut.

Ia menuturkan, sekolah ini sudah bertahun-tahun belum mendapatkan bantuan perbaikan sekolah, sehingga bangunan sudah lapuk, plafon dan atap bangunan bocor serta ketiadaan fasilitas penunjang belajar mengajar.

“Tolong Bupati Sikka bantu perbaiki sekolah kami ini, kasihan guru dan siswa belajar mengajar di ruang kelas yang rusak berat,” harapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *