Derita Alumni PDD Kampus Cristo Re Maumere, Cita-Cita Pupus, Hingga Kini Tak Dapat Ijazah yang Diduga Bermasalah

waktu baca 7 menit
Keterangan foto:Pertemuan bersama alumni PDD) Teknik Mesin Manufaktur Politeknik ATMI Surakarta Kampus Cristo Re Maumere dengan pengurus Yayasan Cristo Re Keuskupan Maumere, Sabtu (11/11/2023) siang. Foto:Mario WP Sina.

MAUMERE-Lulusan Program Di luar Domisili (PDD) Teknik Mesin Manufaktur Politeknik ATMI Surakarta Kampus Cristo Re Maumere, pada Sabtu (11/11/2023) pagi, mendatangi Kampus Cristo Re Maumere untuk menggelar pertemuan bersama pengurus Yayasan Cristo Re Keuskupan Maumere.

Dalam pertemuan yang berlangsung kurang lebih 3 jam lamanya, alumni PDD Cristo Re sejumlah 9 orang yang hadir di kampus dan beberapa alumni yang hadir dalam pertemuan yang juga digelar secara online, mempertanyakan kejelasan nasib mereka yang sudah menyelesaikan kuliah sejak tahun 2020, namun hingga November tahun 2023 ini, belum mendapatkan ijazah Ahli Muda (A.Ma) Mesin Perkakas.

Salah seorang alumni, Maria N. Erni, mengatakan dirinya adalah alumni tahun 2020, dan sekarang ini sudah bekerja di salah satu SMKN di Kota Maumere, namun hingga saat ini ia belum mendapatkan ijazah Ahli Muda (A.Ma) Mesin Perkakas. Selain itu, rencana wisuda yang dijanjikan oleh kepala program studi, RD.Ridchardus Muga,Drs.Lic, hingga saat ini belum direalisasikan.

Lulus Kuliah Hanya Dapat Transkrip Nilai, Ijazah Belum Dapat Hingga Sekarang

Lanjutnya, setelah menyelesaikan pendidikan Diploma II di PDD Cristo Re Maumere, dirinya melamar pekerjaan dengan hanya bermodalkan transkip nilai terakhir perkualiahan. Sementara untuk ijazah, karena belum diberikan kampus, dirinya hanya menjanjikan kepada manajemen sekolah pemberi pekerjaan bahwa sementara diusahakan. Namun, dirinya pesimis apakah bisa mendapatkan selembar ijazah karena sudah sampai pada November 2023 ini, belum ada kejelasan pelaksanaan wisuda dan pemberian ijazahnya.

Dikatakan Nona Erni, pihaknya sudah berkali-kali datang ke kampus Cristo Re Maumere sejak tahun 2020, hingga sekarang namun permasalahan mereka tidak menemukan solusi penyelesaian. Dalam beberapa pertemuan dengan pihak kampus, mereka sudah meminta jika tidak bisa memberikan dokumen ijazah bagi mereka, maka sebaiknya dana yang telah dikeluarkan untuk membayar biaya kuliah selama 2 tahun di PDD Cristo Re Maumere, dikembalikan.

Kata Nona Erni, dirinya terancam dikeluarkan dari tempat kerja sekarang karena belum memasukan ijazah yang diminta oleh sekolah tempat ia bekerja. Kepada kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai petani, juga sudah menanyakan ijazah itu, namun ia hanya menyampaikan untuk bersabar sebagaimana dijanjikan oleh pengelola PDD Cristo Re Maumere kepada mereka.

”Kami diminta untuk bersabar, kami terus bersabar, tetapi rasa sabar kami juga ada batasnya, sehingga kami minta sebaiknya kembalikan saja uang kuliah kami yang telah kami bayar ke kampus ini. Kami sakit hati, kami menuntut hak kami itu,” tegasnya.

Masalah legalitas ijazah juga menjadi pertanyaan besar bagi salah satu alumni PDD Cristo Re Maumere Angkatan II, Bernadinus S.Mali. Dalam wawancara media ini kepada Bernadinus S.Mali pada Jumat (10/11/2023) sore, ia menuturkan, dirinya adalah alumni yang diwisuda dan mendapatkan ijazah  Ahli Muda (A.Ma) Mesin Perkakas.

Setelah wisuda dan mendapatkan ijazah pada November 2017 lalu, dirinya pun berangkat ke Kota Malang dengan rencana untuk melanjutkan ke jenjang S1 di Universitas Widia Karya Malang jurusan teknik mesin.

Dengan bekal ijazah Diploma II, dirinya berharap bisa melanjutkan hanya dalam waktu 2 tahun untuk menyelesaikan pendidikan Strata I. Namun, apes yang ia dapatkan, lantaran setelah pihak kampus di Malang melakukan pengecekan pada Pangkalan Data DIKTI, keberadaan kampus PDD Teknik Mesin Manufaktur Politeknik ATMI Surakarta Kampus Cristo Re Maumere, tidak ditemukan di laman itu.

Hal ini membuat status mahasiswa dan ijazahnya dipertanyakan. Dikarenakan tidak bisa melakukan penyesuaian akibat banyak mata kuliah yang tidak linier dengan jurusan Teknik Mesin, dirinya pun harus memulai dari nol atau berkuliah ulang kembali hingga bisa selesai pendidikan Strata I di kampus tersebut.

Alumni Angkatan V tahun 2020, Agustina Novianti kepada media ini, Jumat (10/11/2023) sore, menuturkan, dirinya kuliah di PDD Cristo Re Maumere sejak tahun 2018 dan selesai pada Oktober 2020. Mereka masuk berkuliah di perguruan tinggi ini, karena ketika sosialisasi di sekolahnya oleh pihak PDD Cristo Re disampaikan bahwa kuliah di kampus ini nanti mudah dapat kerja dan legalitasnya jelas. Dirinya dan orang tua pun percaya sehingga memilih untuk kuliah di PDD Teknik Mesin Manufaktur Politeknik ATMI Surakarta Kampus Cristo Re Maumere.

Lanjut Novi, dalam perjalanan kuliah yang dominan diisi dengan praktik kerja mesin, berjalan lancar, namun mulai muncul keraguan dari pihaknya karena selesai perkuliahan pada Oktober 2020, tetapi hanya diberikan transkrip nilai terkahir, sementara wisuda dan ijazah hanya disampaikan untuk bersabar dulu.

Kami tanyakan ke kampus, kenapa belum bisa wisuda, mereka hanya sampaikan bahwa tidak bisa wisuda karena lulusannya masih sedikit, jadi tunggu sampai banyak dulu, biar wisuda sekalian,” ungkapnya.

Yang Terima Ijazah Hanya Lulusan Angkatan 1 dan 2 , 3 Angkatan Lainnya Belum Dapat Ijazah

Keterangan foto:Para mahasiswa PDD Teknik Mesin Manufaktur Politeknik ATMI Surakarta Kampus Cristo Re Maumere dalam acara karnaval di Kota Maumere. Sumber foto:istimewa.

Kata Novi, dari lulusan PDD Cristo Re yang sudah ada 5 angkatan dengan jumlah lulusan sekitar 43 orang, yang sudah wisuda dan mendapatkan ijazah hanyalah lulusan angkatan I dan angkatan II, sementara untuk lulusan angkatan III, IV dan V, hingga saat ini hanya diberikan transkrip nilai dan tidak mendapatkan ijazah sama sekali.

Terhadap masalah ini, dirinya dan teman-teman angkatan sudah berulang kali menghadap ke kampus dan bertemu dengan kepala program studi, RD.Ridchardus Muga,Drs.Lic, namun tidak ada solusi yang diberikan, hanya janji dan minta untuk bersabar.

Pihaknya semakin kaget dan merasa permasalah mereka tidak ada penyelesaian karena dari , RD.Ridchardus Muga,Drs.Lic, menyampaikan bahwa dia sekarang sudah bukan lagi pimpinan PDD Cristo Re karena sudah digantikan. Ia dan teman-teman angkatannya pun diminta oleh RD.Ridchardus Muga, untuk langsung menanyakan kepada Yayasan Cristo Re Keuskupan Maumere, sebagai pengelola kampus saat ini.

“Terkait RD Ridchardus diganti ini, bukanlah urusan kami, yang kami tahu kami kuliah disini dan  harus mendapatkan ijazah karena sudah selesaikan perkuliahan Diploma II kami. Kenapa sampai sekarang ijazah kami tidak diberikan,” ungkapnya.

Media ini telah menghubungi RD.Ridchardus Muga via layanan pesan whatsapp untuk wawancara, namun disampaikan bahwa dirinya tidak bisa berbicara terkait permasalahan alumni PDD Cristo Re. Hal ini karena, dirinya tidak lagi pimpinan kampus.

“Saya sudah tidak lagi pimpinan kampus. Semua tanggung jawab berkaitan dengan aktivitas akademis di Kampus Cristo Re, silahkan bertanya kepada Ketua Pengurus Yayasan Cristo Re dan pimpinan kampus yang mereka angkat menggantikan saya,” ujarnya singkat.  

Yayasan Cristo Re Keuskupan Maumere Akan Bantu Selesaikan Masalah Alumni PDD Cristo Re

Keterangan foto:Ketua Pengurus Yayasan Cristo Re Keuskupan Maumere, RD.Felicianus Dari saat dialog bersama alumni, Sabtu (11/11/2023) siang. Foto:Mario WP Sina.

Dalam pertemuan yang berlangsung di BLK Cristo Re Maumere, RD.Felicianus Dari, selaku Ketua Pengurus Yayasan Cristo Re Keuskupan Maumere, menuturkan, dirinya diminta oleh Uskup Maumere, Mgr.Ewaldus Martinus Sedu untuk menggelar pertemuan bersama para alumni PDD Teknik Mesin Manufaktur Politeknik ATMI Surakarta Kampus Cristo Re Maumere, agar bisa dicarikan solusi atas masalah yang tengah dialami oleh para lulusan ini.

Lanjutnya, permasalahan yang terjadi dan dialami oleh para luluasan PDD Teknik Mesin Manufaktur Politeknik ATMI Surakarta Kampus Cristo Re Maumere adalah permasalah yang terjadi pada masa kepemimpinan RD.Ridchardus Muga, sementara dirinya tidak tahu menahu permasalah itu secara detail.

Dikatakannya, dalam skema PDD, Kaprodinya adalah RD.Ridchardus Muga dan PDD Cristo Re dinyatakan selesai setelah berdiri Politeknik Cristo Re Maumere pada tahun 2020.

“Saya tidak bermaksud memberatkan Romo Ridchardus tetapi memang tanggung jawab adalah dia. Karena dia adalah perwakilan dari Politeknik ATMI Surakarta di Maumere,” ungkapnya.   

Lanjutnya, terhadap permasalahan yang tengah dialami oleh lulusan PDD Cristo Re ini, pihaknya meminta waktu untuk menyelesaikannnya, karena mesti menunggu kepulangan Uskup Maumere, Mgr.Edwaldus Martinus Sedu, yang akan tiba di Maumere pada 19 November 2023.

Ia juga menuturkan, pertemuan yang berlangsung hari ini juga karena permintaan dari Bapa Uskup Maumere agar masalah yang dialami oleh lulusan PDD Cristo Re yang sudah berlarut-larut bisa terselesaikan secara baik dan tidak mengorbankan para lulusan.

“Saya mempertaruhkan imamat saya, saya akan berjuang all out untuk menyelesaikan permasalah yang kalian alami ini. Tunggu bapa uskup pulang, permintaan kalian untuk mengembalikan uang perkuliahan akan direalisasikan,” ujarnya.

Pantuan media ini, rapat yang berlangsung kurang lebih 3 jam ini, berujung dengan adanya kesepakatan yang dituangkan dalam Surat Pernyataan yang ditandatangi oleh perwakilan 9 lulusan yang hadir dan RD.Felicianus Dari, selaku Ketua Pengurus Yayasan Cristo Re Keuskupan Maumere. Salah satu isi kesepakatan adalah pengembalian uang kuliah para lulusan PDD Teknik Mesin Manufaktur Politeknik ATMI Surakarta Kampus Cristo Re Maumere.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *