Mahasiswa KKN Unipa Beri Pelatihan Pembuatan Pupuk Bokashi bagi Petani di Desa Ilin Medo

waktu baca 2 menit

Maumere-Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Nusa Nipa memberikan pelatihan pembuatan pupuk bokashi bagi para petani dan warga di Desa Ilin Medo.

Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan pada Minggu, (17/07/2023) bertempat di Lopo Hutan Kemasyarakatan Desa Ilinmedo, Kecamatan waiblama, Kabupaten Sikka.

Pantauan media, hadir dalam kegiatan tersebut para anggota kelompok tani Buli Huler, masyarakat setempat dan para mahasiswa.

Program pelatihan pembuatan pupuk bokashi ini bertujuan agar para kelompok tani dapat memahami tentang cara membuat pupuk bokasi dan mengajak para kelompok tani untuk beralih menggunakan bokasi, dibanding pupuk kimia agar nantinya para petani dapat meningkatkan hasil panennya.

Kordinator kegiatan pelatihan, Petrus Uja, yang merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian Unipa, mengatakan, bahwa pupuk bokasi sendiri merupakan pupuk kompos yang dihasilkan dari fermentasi kotoran hewan, dedaunan, sekam yang muda ditemukan di Desa Ilin Medo dan akan diproduksi dengan beberapa teknik.

“Bahan-bahan untuk pembuatan pupuk bokashi tersebut semua tersedia di Desa Ilinmedo. Untuk pembuatan pupuk bokashi tidak sulit, hanya membutuhkan beberapa bahan sederhana seperti, kotoran sapi yang sudah kering, daun gamal, air, tanah, EM4, sekam bakar, sekam mentah, gula, terasi, dan daun krinyu,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, langkah-langkah atau teknik pengolahan pupuk bokashi berawal dari tahap pengumpulan alat dan bahan hingga proses selanjutnya.

Kata Petrus Uja, langkah tersebut yakni, dimulai dari mengambil kotoran sapi terlebih dahulu, kemudian menaruh sekam bakar, sekam mentah, tanah, daun gamal dan daun krinyu yang sudah dicincang halus dan dituangkan diatas kotoran sapi yang telah ditaruh di terpal.

Sebelum menuang gula pasir yang dicampurkan dalam air diharuskan untuk menuang EM4 dan terasi dalam gula pasir yang sudah dicampurkan pada air yang sudah diukur.

“Setelah itu tuang campuran gula pasir, terasi dan EM4 ke tumpukan bahan- bahan lain yg sudah digabungkan. Lalu dicampur sampai semua bahan lain merata. Setelah semua bahan tercampur dan dibiarkan selama seminggu agar terjadi fermentasi dan bisa digunakan,” ungkap Petrus Uja.

Sementara itu, Damianus Dole Gobang, Pendamping kelompok tani kehutanan masyarakat (HKM) memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang melakukan edukasi dan pelatihan pembuatan pupuk bokasi.

“Tentunya seluruh anggota kelompok tani, menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi pengetahuan kepada para petani. Bukan hanya memberikan edukasi tetapi sekaligus praktek,” ujarnya.

Dikatakan Damianus Dole Gobang, dengan pengetahuan dan ketrampilan dari pelatihan ini, dapat membuat para petani untuk menghemat biaya pembelian pupuk anorganik di toko.

Liputan Warga: Maria Natalia Wru
Mahasiswa Ilmu komunikasi Universitas Nusi Nipa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *