Anak-anak dan Mahasiswa Antusias Lihat Gerhana Matahari Hibrida di Pudiastro IKIP Muhammadiyah Maumere

waktu baca 2 menit
Keterangan foto:Anak-anak memakai kacamata matahari untuk melihat gerhana matahari hibrida di Pudiastro IKIP Muhammadiyah Maumere, Kamis (20/03/2023). Foto:istimewa.

FLORESPEDIA.ID-Fenomena alam langka Gerhana Matahari Hibrida hari ini menjadi perhatian warga Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT.

Tampak pada Kamis (20/04/2023) sekitar pukul 10.36 Wita, warga beramai-ramai berdiri di halaman rumah untuk mengamati fenomena alam gerhana matahari hibrida tersebut.

Dengan peralatan seadanya berupa kacamata hitam, warga berusaha untuk bisa melihat gerhana matahari yang terjadi.
Sementara di halaman Kampus IKIP Muhammadiyah Maumere, komunitas Pusat Studi Astronomi (Pudiastro), juga menggelar pengamatan gerhana matahari hibrida.

Pantuan media, tampak para mahasiswa yang tergabung dalam Pudiastro memakai kacamata gerhana untuk melihat lebih dekat gerhana matahari hibrida yang terjadi.

Ada pula beberapa anak ikut mengamati gerhana matahari dari Lantai 3 Gedung IKIP  Muhammadiyah Maumere.

Salah seorang mahasiswa IKIP Muhammadiyah Maumere, Yunita Kristianti Subandi mengatakan, hari ini kami terlibat mengamati gerhana matahari hibrida di Komunitas Pudiastro IKIP Muhammadiyah, mulai pukul 10 lewat dan sampai pukul 15.00 sore ini.  Dalam pengamatan ini, ia dan ketiga belas teman mahasiswanya memakai kacamata matahari.

Keterangan foto:Mahasiswa memakai kacamata matahari untuk melihat gerhana matahari hibrida di Pudiastro IKIP Muhammadiyah Maumere, Kamis (20/03/2023). Foto:istimewa.

Ia mengaku senang bisa melihat fenomena alam langkah ini dan belajar melihat fenomena ini dari aspek astronomi di Pudiastro IKIP Muhammadiyah Maumere.

Sementara itu, Ketua Pudiastro IKIP Muhammadiyah Maumere, Adi Jufriansah mengatakan,  pengamatan gerhana matahari hibrida yang dilakukan hari ini untuk kontak awal dimulai pada pukul 10.35 WITA, dan pada pukul 12.11 WITA terjadi untuk total gerhananya.

“Karena kita di Kabupaten Sikka khususnya di Maumere, untuk magnitudonya 91 persen, dimana kita tidak tertutup semua gerhananya. Kecuali yang di Pulau Kisar itu total, dan akan selesai pada pukul 14.30 WITA,” ujarnya.

Lanjut Adi Jufriansah, uniknya gerhana matahari ini kita tidak tahu kapan terjadi lagi beberapa tahun ke depan.

“Uniknya juga karena di satu gerhana matahari ini terjadi dua model. Pertama, gerhana matahari cincin, itu terjadi di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik sedangkan gerhana matahari total terjadi kebanyakan lebih condong di Indonesia bagian timur,” ujarnya.

Ia menambahkan, fenomena alam ini lebih terdampak pada fase bulan baru. Dimana posisi gerhana mulai pukul 10.35 WITA dan berakhir siang, maka sebentar malam akan fase bulan baru.

Lanjutnya, untuk mengamati gerhana mahatari hibrida ini, pihaknya menggunakan peralatan teleskop, sky qualiaty meter untuk melihat kualitas cahayanya, fotometer dan phyphox-tool android berbasis sensor-pipox. Sedangkan untuk peserta, pihaknya menyiapkan kacamata matahari. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *