Puskesmas Watubaing, Sikka Krisis Air, Pasien dan Nakes Bawa Air dari Rumah dan Minta di Warga

waktu baca 3 menit
Keterangan foto:Tampak depan Puskesmas Watubaing di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka.

MAUMERE-Kesulitan air bersih tengah dirasakan para pasien dan tenaga kesehatan di Puskesmas Watubaing di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Akibat kesulitan air bersih ini, para pasien dan tenaga kesehatan mesti mengambil air di tetangga sekitar puskesmas dan ada pula yang membawa air bersih dari rumah saat rawat inap di Puskesmas Watubaing.

Kepala Puskesmas Watubaing, Jumaldi kepada media, Senin (17/04/2023) siang, mengatakan, kondisi kesulitan air bersih ini sudah dirasakan sejak tanggal 15 April 2023. Dimana kondisi ini dikarenakan dinamo sumur bor sebagai sumber air utama di Puskesmas Watubaing mengalami kerusakan mesin dinamo.

“Air ini kebutuhan vital untuk pelayanan di puskesmas, sementara dinamo sudah rusak. Kami mesti beli ganti sedangkan anggaran yang tersedia tidak mencukupi,” ujar Jumaldi.

Lanjutnya, dengan kondisi yang ada para Nakes dan para pasien mengambil air di rumah-rumah tetangga yang berdekatan dengan puskesmas, ada pula yang membawanya dari rumah.

Lanjutnya, untuk pengambilan air di tetangga, pihaknya maupun pasien dikasih saja oleh warga.

“Kami ambil saja di tetangga. Disini kan tetangga banyak jadi kami tidak fokus kepada satu tetangga,” ujarnya.

Ia mengatakan, sudah setahun lebih pihaknya memanfaatkan air dari sumur bor dikarenakan air PDAM di puskesmas ada masalah dalam pembayaran, sehingga pihak PDAM Sikka telah mencabut meteran air.

“Karena dinamo sudah jebol, air sudah tidak ada lagi. Sehingga kami ambil air di tetangga puskesmas,” ujarnya.

Ia mengatakan, air PDAM telah dicabut dikarenakan besarnya tunggakan uang pemakaian air oleh puskesmas yang belum terbayarkan.

Kata Jumaldi, besar tunggakan air PDAM sebesar kurang lebih Rp 30 juta sementara dana operasional air dari kabupaten hanya diberikan Rp 1 juta per tahun untuk puskesmas.

Lanjutnya, dengan kecilnya uang operasional maka pihaknya kesulitan untuk membayar tunggakan air PDAM.

Pihaknya berharap dengan kondisi kesulitan air bersih ini, pihaknya bisa memanfaatkan air dari PDAM Sikka.

“Mengenai air ini sebenarnya tidak ada masalah. Masalahnya di keuangan kita. Di awal tahun, kita betul-betul masih kekosongan anggaran. Jadi kita mau beli dinamo atau mau bayar PDAM tidak mencukupi. Kalau tidak ada tanggapan dari PDAM maka kemungkinan besar, kami beli dinamo air untuk atasi masalah kesulitan air ini,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Anggota DPRD Sikka, Frans Parera.
Ia menyampaikan, dirinya mendapat informasi dari pasien yang berobat dan rawat inap di Puskesmas Watubaing yang menyampaikan bahwa mereka mesti membawa air dari rumah karena puskesmas kesulitan air.

Selain itu, dokter yang bertugas di Puskesmas Watubaing harus kembali ke Kota Maumere karena kesulitan mendapatkan air bersih di puskesmas tersebut.

Lanjutnya, kondisi ini jika terus dibiarkan maka akan mengganggu pelayanan kesehatan di Puskesmas Watubaing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *