Dana Operasional Air Terbatas, Puskesmas Watubaing, Sikka Tunggak Ongkos Air PDAM Rp 15 Juta

waktu baca 4 menit
Keterangan foto:Tampak depan Puskesmas Watubaing di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka.

MAUMERE-Kesulitan air bersih tengah dirasakan para pasien dan tenaga kesehatan di Puskesmas Watubaing di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Akibat kesulitan air bersih ini, para pasien dan tenaga kesehatan mesti mengambil air di tetangga sekitar puskesmas dan ada pula yang membawa air bersih dari rumah saat rawat inap di Puskesmas Watubaing.

Kepala Puskesmas Watubaing, Jumaldi kepada media, Senin (17/04/2023) siang, mengatakan, kondisi kesulitan air bersih ini sudah dirasakan sejak tanggal 15 April 2023. Dimana kondisi ini dikarenakan dinamo sumur bor sebagai sumber air utama di Puskesmas Watubaing mengalami kerusakan mesin dinamo.

Lanjutnya, dengan kondisi yang ada para Nakes dan para pasien mengambil air di rumah-rumah tetangga yang berdekatan dengan puskesmas, ada pula yang membawanya dari rumah.

Ia mengatakan, sudah setahun lebih pihaknya memanfaatkan air dari sumur bor dikarenakan air PDAM di puskesmas ada masalah dalam pembayaran, sehingga pihak PDAM Sikka telah mencabut meteran air.

Lanjutnya, air PDAM telah dicabut pihak IKK Talibura dikarenakan besarnya tunggakan uang pemakaian air oleh puskesmas yang belum terbayarkan.

Kata Jumaldi, besar tunggakan air PDAM sebesar kurang lebih Rp 15 juta sementara dana operasional air dari kabupaten hanya diberikan Rp 1 juta per tahun untuk puskesmas.

Lanjutnya, dengan kecilnya uang operasional maka pihaknya kesulitan untuk membayar tunggakan air PDAM.

Pihaknya berharap dengan kondisi kesulitan air bersih ini, pihaknya bisa memanfaatkan air dari PDAM Sikka.

Keterangan foto:Kepala Puskesmas Watubaing, Jumaldi dan Anggota DPRD Sikka, Frans Parera.

“Mengenai air ini sebenarnya tidak ada masalah. Masalahnya di keuangan kita. Di awal tahun, kita betul-betul masih kekosongan anggaran. Jadi kita mau beli dinamo atau mau bayar PDAM tidak mencukupi. Kalau tidak ada tanggapan dari PDAM maka kemungkinan besar, kami beli dinamo air untuk atasi masalah kesulitan air ini,” ujarnya.

Ia mengatakan, terhadap masalah ini, pihaknya telah bertemu dengan pegawai PDAM di IKK Talibura namun disampaikan oleh PDAM bahwa mesti dipanjar dulu. Sedangkan uang yang ada di pihaknya hanya Rp 1 juta.

“Saya sampaikan bahwa air ini vital di puskesmas. Bagaimana pun PDAM harus mengambil alih. Kami tunggu konsultasi pegawai IKK Talibura ke PDAM Sikka,” ungkapnya.

Ia menuturkan, saat ini tunggakan air di pihaknya mencapai Rp 11 juta di tahun 2021 dan ditambah penyampaian terakhir data tunggakan oleh pihak IKK Talibura bertambah menjadi Rp 15 juta.

Ia mengaku heran tidak ada meteran air terpasang tetapi ada penambahan tunggakan menjadi Rp 15 juta.

Pihaknya berharap dengan kondisi kesulitan air bersih ini, pihaknya bisa memanfaatkan air dari PDAM Sikka.

“Mengenai air ini sebenarnya tidak ada masalah. Masalahnya di keuangan kita. Di awal tahun, kita betul-betul masih kekosongan anggaran. Jadi kita mau beli dinamo atau mau bayar PDAM tidak mencukupi. Kalau tidak ada tanggapan dari PDAM maka kemungkinan besar, kami beli dinamo air untuk atasi masalah kesulitan air ini,” ujarnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Sikka, Frans Parera menyampaikan, dirinya mendapat informasi dari pasien yang berobat dan rawat inap di Puskesmas Watubaing yang menyampaikan bahwa mereka mesti membawa air dari rumah karena puskesmas kesulitan air.

Selain itu, dokter yang bertugas di Puskesmas Watubaing harus kembali ke Kota Maumere karena kesulitan mendapatkan air bersih di puskesmas tersebut.

Ia pun menemui Kepala Puskesmas Watubaing dan menanyakan secara langsung permasalahan yang terjadi.

Kata Frans Parera, selama ini Puskesmas Watubaing tidak memakai air PDAM karena masalah tunggakan air yang belum dibayarkan, dan sekarang dinamo air milik puskesmas juga mengalami kerusakan.

Terhadap masalah ini, dirinya meminta PDAM Sikka sebagai badan usaha milik Pemkab Sikka untuk bisa membantu Puskesmas Watubaing mengatasi kesulitan air bersih.

“Saya minta PDAM Sikka bisa perhatikan masalah ini. Jangan sampai permasalahan tunggakan air, pelayanan publik warga Sikka di Puskesmas Watubaing dikorbankan. Kedua belah pihak perlu duduk bersama cari solusi. Intinya jangan korbankan pelayanan kepada masyarakat. Air ini kebutuhan vital di puskesmas,” ujar Frans Parera.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *