9 Paket Proyek PEN Belum Selesai Kerja dan Berkualitas Rendah, Peran Dinas PU Dipertanyakan Fraksi PDIP DPRD Sikka

waktu baca 2 menit
Keterangan foto: Rapat paripurna DPRD Sikka dengan agenda LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2022, Selasa (21/03/2023) malam di Kantor DPRD Sikka.

MAUMERE-Fraksi PDIP DPRD Sikka dalam Pemandangan Umum Fraksi Terhadap LKPJ Bupati Sikka Tahun Anggaran 2022, Selasa (21/03/2023) malam, menyoroti pelaksanaan pekerjaan proyek yang bersumber dari dana pinjaman daerah.

Dikatakan Alfonsus Ambrosius, pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari dana PEN hingga saat ini masih banyak yang belum selesai padahal sebagian besar justru kontraknya sudah terjadi pada akhir tahun 2021 yang lalu.

Sebut saja pembangunan Rumah Sakit Pratama Doreng, pekerjaan jalan Bola-Hale yang kualitasnya asal jadi dengan kondisi jalan bergelombang seperti melintasi laut selatan di atas tebal aspal yang lebih banyak hanya kurang dari 3 Cm tambah lagi bangunan pelengkap berupa turap yang dikerjakan tidak sesuai perencanaan awal.

Lanjut Alfonsus Ambrosius, kondisi kurang pengawasan teknis ini juga terjadi pada Jalan Hale-Kilawair yang bukan hanya belum selesai tetapi juga yang sudah dikerjakapun sebagian sudah rusak.

“Dimanakah Dinas PU ketika menyaksikan pekerjaan seperti ini? Apakah ini yang disebut dengan istilah pekerjaan asal jadi? tanya Alfonsus Ambrosius.

Kondisi yang sama juga terjadi pada pembangunan jaringan air minum di Dusun Baokrenget, Desa Egon Gahar, yang ada hanya gulungan pipa terbuang di pinggir jalan sekian bulan tanpa ada kepedulian dari Dinas PU.

“Masih dari Mapitara, pekerjaan air minum di Desa Natakoli yang mana air minum yang tidak mengalir setelah dikerjakan. Untung saja warga setempat dengan kearifan lokalnya bisa menyambung pipa dari pancuran hingga mengalirkan air ke pemukiman warga. Sedangkan bak utama tidak dapat menampung air sama sekali karena jebol. Dugaan kami, akibat pekerjaan bak dimaksud menggunakan material tanah bukan pasir. Apa mau dikata, memang kondisi hari ini banyak pekerjaan tidak dilaksanakan dengan baik,” ujar Alfonsus Ambrosius.

Lanjutnya, di Kecamatan Nita, ruas jalan Nangablo-Hagarahu baru mencapai 0,62 persen, ruas jalan Nita-Riit hanya dihampar material batu dan pasir padahal perencanaan peningkatan jalan dengan spesifikasi hotmix.

Ada juga pekerjaan air minum di Desa Karakabu baru 57 persen tetapi tidak dilanjutkan lagi. Lalu, apa yang terjadi dengan air minum Ijakutu di Kecamatan Paga?Apakah sudah selesai pengerjaannya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *