Melibatkan 30 Desa Wisata di Floratama, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Melaksanakan Rakor

waktu baca 4 menit
Keterangan foto: Direktur BPOLBF, Shana Fatina, tengah saat disambut di Kabupaten Nagekeo.Foto : Dok. BPOLBF.

LABUAN BAJO – Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo (BPOLBF) berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Desa Wisata Floratama, di Kampung Pajoreja, Desa Ululoga, Kecamatan Mauponggo Kabupaten tersebut sejak 6 hingga 9 Maret 2023.

Dalam rapat koordinasi yang bertema “Menuju Desa Wisata Mandiri, Berkelanjutan, dan Berdaya Saing Wisata” tersebut melibatkan 30 Desa Wisata di kawasan Floratama (Flores, Lembata, Alor, dan Bima).

Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina dalam rilis yang diterimah media ini pada, Kamis (09/03) menjelaskan bahwa, ide menggelar Rakor di Desa Wisata sebenarnya sudah dibahas sejak Januari 2020 lalu saat launching Pajoreja sebagai Desa Digital oleh Kemendes PDTT. Namun, terkendala situasi pandemi COVID-19.

“Penyelenggaraan rakor di desa sebenarnya adalah bentuk inovasi MICE yang kami lakukan di kawasan Floratama. Banyak manfaat yang bisa diperoleh desa melalui MICE karena dengan menjadi tuan rumah dan semakin banyak kegiatan yang diselenggarakan dapat makin menggerakkan ekonomi masyarakat yang pada akhirnya menjadikan desa lebih mandiri karena terbukanya lapangan pekerjaan,” jelas Shana dalam rilis yang diterima media ini pada, Kamis (09/03/2023) sore.

Pada kesempatan yang sama, Shana berharap penyelenggaraan Rakor tersebut dapat mengkonsolidasikan kebutuhan Desa-Desa wisata setelah melakukan berbagai webinar yang dilaksanakan secara rutin oleh BPOLBF, sehingga kedepannya antar desa wisata di kawasan Floratama mampu membangun kemitraan yang lebih kuat.

“Ke depannya, desa wisata Floratama yang telah diintegrasikan dalam 1 travel pattern, akan diintegrasikan juga ke dalam Floratama Travel Pass sesuai dengan kapasitas tematik dari masing-masing desa. Kami akan lakukan promosi secara spesifik, sehingga desa-desa dapat terhubung langsung dengan TA/TO yang ada di Floratama”, lanjutnya.

Sementara itu, Bupati Nagekeo, dr. Yohanes Don Bosco Do, M.Kes menjelaskan bahwa Pajoreja ditunjuk untuk mempromosikan Desa Wisata di Nagekeo terutama karena Nagekeo memiliki keunggulan pariwisata, selain menawarkan landscape alam dan keunikan, serta orisinalitas budayanya, juga menawarkan banyak wisata experience dan kuliner dari perkebunan rempah seperti cengkeh, pala, dan vanili.

“Ini merupakan kali pertama dimana ada Rakor yang diselenggarakan di desa dan dihadiri oleh peserta dari berbagai desa lainnya. Kami antusias Pajoreja menjadi tuan rumah kegiatan ini. Dengan jumlah kunjungan yang besar, potensi spending money di Nagekeo sudah pasti bergerak terutama untuk akomodasi, transportasi, kuliner, dan pusat oleh-oleh khas Nagekeo,” Demikian disampaikan Bupati Kabupaten Nagekeo, dr. Yohanes Don Bosco Do, M.Kes.

Sementara itu, Kepala Desa Ululoga, Petrus Loka mengatakan bahwa Pajoreja sendiri sejak awal tahun 2020 telah mulai menerapkan CBT homestay yang dikelola oleh BUMDes setempat.

Homestay tersebut berupa rumah-rumah warga, dimana tiap rumah menyediakan 1 kamar dengan kamar mandi yang layak untuk dihuni wisatawan yang datang berkunjung. Penerapan CBT homestay ini melatih masyarakat desa untuk beradaptasi hidup lebih higienis dan meningkatkan standar hidup bersih dan sehat.

“Bersama BPOLBF dengan dibantu Pemkab nagekeo, dan seluruh masyarakat Desa Ululoga, kami mempersiapkan secara maksimal semua hal untuk mendukung kelancaran Rakor Floratama. Mulai dari akses jalan masuk ke kampung, ketersediaan air bersih, listrik, homestay, hingga lokasi Rakor. Setiap warga Desa juga kami beri peran masing-masing,” ungkap Petrus Leko, Kepala Desa Ululoga.

Untuk diketahui, selama Rakor berlangsung dan lebih dari 100 orang yang berkunjung, Pajoreja menyiapkan 22 homestay dengan kapasitas 40 kamar tidur, dan 45 buah tempat tidur.

Selain itu, berbagai produk olahan pangan khas lokal juga disiapkan selama Rakor berlangsung, antara lain sirup dan manisan pala, kerupuk ketela, dan moke.

Selain peserta dari 30 Desa Wisata Floratama, rombongan BPOLBF, Dinas Pariwisata Provinsi NTT dan Kabupaten, para Camat dan Kepala Desa, serta Pokdarwis dari berbagai desa tetangga di Nagekeo.

Rakor berlangsung selama 4 hari dan ditutup dengan komitmen bersama untuk membangun kerjasama dan melaksanakan kolaborasi antar di antara 30 Desa Wisata se-Floratama untuk terus meningkatkan kapasitas Desa di penguatan atraksi, SDM, digital, tata kelola, pemasaran, dan lainnya.

Artikel story ini kerja sama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo (BPOLBF)
dan Florespedia.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *