Warga Wairbleler Tagih Janji 3 Anggota DPRD dan Bupati Sikka Terkait Bangun Turap Pengaman Kali Wairkoro

waktu baca 5 menit
Keterangan foto:Kepala Desa Wairbleler, Muhamad Jafar, Babinsa dan warga saat meninjau turap pengaman Kali Wairkoro, Rabu (28/12/2022). Foto:Mario WP Sina.

MAUMERE-Bencana abrasi pantai, banjir rob maupun banjir akibat jebolnya turap pengaman Kali Wairkoro menjadi masalah yang terus dihadapi puluhan kepala keluarga di 2 RT di Kampung Nangahaledoi, Desa Wairbleler, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka.

Terhadap bencana yang menjadi langganan dialami warga ini, dinas teknis, Anggota DPRD maupun Bupati Sikka telah berulang kali ke lokasi meninjau secara langsung keadaan yang dialami warga Kampung Nangahaledoi tersebut.

Namun, janji pembangunan turap pengaman kali Wairkoro, tak kunjung direalisasikan.

Salah seorang warga Kampung Nangahaledoi, Almentus, mengaku kesal sekaligus kecewa terhadap 3 orang Anggota DPRD Sikka yang telah meninjau lokasi dan berjanji untuk memperjuangkan dalam waktu dekat pembangunan turap pengaman kali agar bisa direalisasikan.

Kepada media ini, Rabu (28/12/2022), Almentus menuturkan, masalah jebolnya turap pengaman Kali Wairkoro, sudah terjadi setiap tahunnya yakni pada musim penhujan dan saat banjir rob.

Jika terjadi banjir, rumahnya yang berada persis di samping Kali Wairkoro dan dekat sisi turap yan jebol, akan merasakan dampak air yang mengenangi rumahnya.

Selain rumahnya, ada 4 juga 4 rumah lainnya juga tergenang air luapan Kali Wairkoro.

Tak hanya itu, saat banjir rob pada 24 Desember 2022 lalu, rumahnya juga tergenang air laut.

“Kalau musim hujan ditambah badai rob, warga tidak bisa tidur karena takut ancaman banjir dan juga badai rob,” ungkap Almentis.

Selaku warga, dirinya berharap ada aksi nyata dari Pemkab Sikka untuk membanun turap pengaman Kali Wairkoro agar mereka terhindar dari ancaman banjir.

Selain itu, 3 Angota DPRD Sikka, BPBD dan Bupati Sikka juga telah meninjau secara langsung kondisi Kali Wairkoro dan menjanjikan akan mengatasi masalah ini, namun janji para pihak ini tidak pernah direalisasikan.

Dijelaskan Almentus, selain telah menyampaikan kepada BPBD Sikka, dirinya juga pernah ke Kantor DPRD Sikka untuk menyampaikan kepada Anggota DPRD Sikka.

Dirinya kemudian bertemu dengan Anggota Dewan Wenseslaus Wege dan saat itu, beliau langsung berkoordinasi dengan BPBD Sikka sehingga, dirinya ditambah Anggota Dewan Benediktus Lukas Raja dan Esi Klowe, bersama melihat kondisi Kali Wairkoro.

Lanjutnya, setelah 3 Anggota DPRD ini melihat langsung didampingi dengan BPBD Sikka, mereka menyampaikan kepada kami bahwa dalam waktu 2 minggu, pekerjaan turap pengaman Kali Wairkoro bisa dikerjakan karena kondisi darurat bencana bagi warga.

“Karena ini keadaan gawat darurat, jadi harus segera dieksekusi, namun sampai hari ini hanya omong saja dan tidak ada realisasi,” ujar Almentus kesal.

Ia juga menyampaikan, dirinya juga menyesalkan karena dari BPBD Sikka telah berulang kali melakukan pengukuran di Kali Wairkoro, namun tetap tidak ada kepastian akan ada pekerjaan pembangunan turap pengaman kali tersebut.

“Jika memang ini tidak direalisasikan, sebaiknya Anggota DPRD datang menyampaikan kepada kami secara langsung atau melalui telefon, biar kami juga tidak mengharapkan terus,” ujar Almentus.

Hal senada disampaikan Ketua FPRB Desa Wairbleler, Abdul Sulaiman. Dikatakannya, ada 3 orang Anggota DPRD Sikka yang datang berkunjung melihat kondisi kali Wairkoro dan menjanjikan dalam jangka waktu 2 minggu masalah Kali Wairkoro akan dibereskan, tetapi sampai hari ini tidak juga direalisasikan.

“3 Anggota DPRD datang dengan pegawai BPBD dan janjikan akan ada pekerjaan turap pengaman kali, namun kami tunggu sampai hari ini, tidak pernah ada pekerjaan pembangunan,” ungkap Almentus.

Hal senada disampaikan oleh, Tokoh Masyarakat Nangahale Doi, Haji Lamusa.

Ia mengatakan, pada awal kemenangan Bupati Robi Idong, di malam kedua, pihaknya sudah datang ke kediaman pribadi Bupati Sikka dan telah menyampaikan agar Bupati Sikka memperhatikan pesisir yang abrasi dan keadaan Kali Wairkoro yang tidak ada turap.

“Kami sangat berharap sebelum Bupati Sikka selesai masa jabatan sebagai Bupati Sikka, bisa atasi masalah bencana yang kami alami dari tahun ke tahun ini,” ujar Haji Lamusa.

Sementara itu, Kepala Desa Wairbleler, Muhamad Jafar, mengatakan, 10 tahun yang lalu melalui Bidang PSDA Dinas PU Kabupaten Sikka, dibangunlah turap pengaman kali Wairkoro, yan bertujuan untuk menyelamatkan pemukiman warga di wilayah RT.017.

Berjalannya waktu, karena curah hujan makin tinggi dan abrasi pantai yang terus terjadi, pada tahun 2020, itu Dinas PU didampingi BPBD turun meninjau lokasi.

Kemudian dilakukan pengukuran di Kali Wairkoro sepanjang 200 meter, dengan maksud bahwa akan dilakukan pemindahan alur air supaya terbagi (normalisasi kali) dan pembangunan turap pengaman kali.

Pengukuran itu dilakukan pada Februari 2022 oleh BPD dan Dinas PUPR, didampingi dirinya dan Kasi Kesos dan Forum PRB.

Setelah selesai pengukuran, penyampaian dari dinas teknis, pihaknya akan kembali ke kantor dan akan melakukan kajian teknis.

Berjalannya waktu karena terjadi pandemi corona, semua pekerjaan dibatalkan. Lalu di 2021 ketika curah hujan tinggi dan abrasi air laut, sampai masuk ke rumah warga dan kebun warga, dan terdampak juga sampai di Hotel Coconut Beach, BPBD Sikka, kembali datang melihat lokasi.

Pada awal 2022, Kalak BPBD Sikka, Yan Laba juga telah turun ke lokasi lagi di Kali Wairkoro dan Pantai Nangahaledoi untuk melakukan pengukuran dan memastikan berapa volume yang perlu dikerjakan.

Setelah selesai pengukuran, Kalak BPBD sampaikan bahwa pihaknya akan melakukan kajian teknis, apakah kemudian tahun ini bisa dieksekusi atau tidak, pihaknya belum bisa menjanjikan.

Berjalan waktu, dirinya kemudian berkoordinasi dengan salah satu Kabid BPBD dan disampaikan bahwa menunggu disposisi dari Kalak BPBD. Setelah itu, saya koordinasi kembali dengan BPBD, dan disampaikan yang sama bahwa menunggu disposisi.

Pada awal tahun 2022, dirinya selaku kepala desa kemudian melakukan koordinasi dengan Bupati Sikka terkait normalisasi Kali Wairkoro dan abrasi pesisir Nangahaledoi.

Bupati Sikka menyampaikan bahwa bapa desa untuk bersabar nanti pekerjaan itu kita akan tindak lanjuti. Yang penting kepala desa selalu koordinasi dengan kami.

Ia juga menuturkan, saat ini Bupati Sikka telah mengeluarkan Surat Pernyataan Bencana. Dengan dasar surat ini, dirinya memohon Bupati untuk pekerjaan yang berkaitan dengan turap Kali Wairkoro, normalisasi Kali Wairkoro, serta abrasi Pantai Nangahaledoi bisa dikerjakan.

“Turap ini jika mau direalisasikan pemerintah kurang lebih sekitar 200 meter. Kita sangat mengharapkan sekali, paling tidak ada tahapan pekerjaan harus dilakukan pemerintah daerah. Karena kalau bicara tentang normalisasi Kali Wairkoro, mereka dari BPBD dan Dinas PU sudah tahu semua,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *