Wabup Sikka Ajak Semua Pihak Bergandengan Tangan Cegah Penyebaran Rabies

waktu baca 3 menit
Keterangan foto: Wakil Bupati Sikka Romanus Woga saat membuka kegiatan penanggulangan rabies di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sikka, Rabu (14/12/2022). Foto: Athy Meaq.

MAUMERE-Wakil Bupati Sikka Romanus Woga, mengajak semua pihak bergandengan tangan melawan rabies karena rabies adalah penyakit yang dapat dicegah.

Dimana penyakit rabies sudah menimbulkan duka dan air mata, serta pengeluaran biaya yang tidak sedikit sejak tahun 1997, telah melakukan berbagai upaya bebas dari rabies.

Demikian penegasan Wakil Bupati Sikka Romanus Woga saat membuka rapat koordinasi penanggulangan rabies di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sikka, Rabu (14/12) siang.

“Ini refleksi kita bersama, apa kontribusi kita dalam mencegah rabies. Mari bersatu melawan rabies karena rabies adalah penyakit yang dapat dicegah,” kata Wakil Bupati Sikka.

Wakil Bupati Sikka menegaskan dalam mencegah rabies perlu melakukan evaluasi terhadap upaya yang dilakukan selama ini dalam upaya membebaskan wilayah Kaupaten Sikka khususnya dan Flores Lembata umumnya.

Hal itu agar penanggulangan rabies lebih terkoordinasi sistematis dan selalu dievaluasi untuk mencari solusi terbaik agar kasus rabies menurun sampai dengan pembebasan.

Menurut Wakil Bupati Sikka bahwa seluruh pemerintah Kabupaten Flores Lembata, perlu menangkap peluang dukungan pemerintah pusat provinsi dan lembaga lain seperti AIHSP (Australia Indonesia Health Security Partnership).

Lebih jauh ditekankan Romanus Woga bahwa dukungan dan perhatian dari luar tidak akan berdampak banyak jika tidak ditindak lanjuti dengan kerja sama antar kabupaten Flores Lembata.

Patut diapresiasi dukungan Dinas Peternakan Provinsi NTT juga Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) atas dukungan moril dan materil dalam mencegah rabies.

“Saya berharap kerja sama dengan pihak eksternal ini tidak berhenti pada acara rapat ini tetapi kita harus kerja sama lebih intens, terkait rabies,” ujarnya.

Kegiatan itu dihadiri oleh Komite Rabies Flores dan Lembata, mantan Wakil Bupati Manggarai Barat Maria Geong, mantan Wakil Bupati Sikka dokter Dami Wera, dokter Asep Purnama, sekretaris Dinas Peternakan Provinsi NTT.

Selain itu dihadiri secara virtual dari Direktorat Peternakan di Jakarta, serta seluruh perwakilan dari masing masing Kabupaten Flores dan Lembata.

Komite Rabies Flores Lembata, Dokter Dami Wera dalam sambutannya menegaskan 5 elemen yang perlu sinergi dalam mencegah rabies di Flores Lembata.

Lima hal itu menurut mantan Wakil Bupati Sikka adalah yang pertama, pemerintah daerah berkaitan dengan anggaran dengan regulasi.

Unsur yang kedua adalah Perguruan Tinggi (PT) agar bisa terlibat aktif dalam tindakan praktis, dan hasilnya diserahkan kepada pemerintah daerah untuk ditindak lanjuti.

Unsur yang ketiga adalah dunia usaha, seperti BUMN dan BUMD untuk membantu melalui dana CSR dalam penanggulangan rabies secara berkelanjutan.

“Dana CSR jangan hanya digunakan beli buku, tetapi lebih kepada langkah pencegahan rabies,” kata dokter Dami Wera.

Unsur yang ke empat adalah masyarakat, dimana seringkali masyarakat tidak dilibatkan dalam pencegahan rabies. Pada hal lanjutnya Dokter Dami, masyarakatlah yang memelihara ternak yang berpotensi rabies.

Sedangkan unsur yang terakhir ada keterlibatan pers atau media dalam memberikan informasi, edukasi dan advokasi kepada masyarakat melalui tulisan agar masyarakat memahami bahaya rabies.

Kontributor : Athy Meaq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *