Peserta Lomba Nilai Arena Pacuan Kuda di Gelora Samador Lintasannya Pendek, Sempit dan Beresiko

waktu baca 2 menit
Keterangan foto: Lapangan Pacuan Kuda di Stadion Gelora Samador Maumere Minggu, (30/10) siang. Foto: Athy Meaq.

MAUMERE-Peserta lomba pacuan kuda piala Bupati Cup 2022, menyayangkan kondisi lapangan pacuan kuda di Stadion Gelora Samador da Cunha Maumere.

Kondisi lapangan pacuan kuda di Gelora Samador da Cunha Maumere, dinilai sangat ekstrem atau paling ekstrem di antara lapangan pacuan kuda yang ada di NTT.

Keluhan ini disampaikan, Sekretaris Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Kabupaten Nagekeo, Iren Mola Ito, kepada media ini Minggu (30/10) siang.

“Sejak saya ikut olahraga pacuan kuda sejak Tahun 2009, kami baru temukan lapangan pacuan kuda yang paling ekstrem yang sangat beresiko di Sikka,” kata Iren.

Iren menjelaskan ekstremnya lapangan pacuan kuda di Maumere Kabupaten Sikka saat ini, yang pertama adalah lintasan pacu, dimana normalnya minimal 1.200 meter dalam satu putaran.

Tetapi untuk lapangan pacuan kuda saat ini di Gelora Samador hanya 500 meter dalam satu putaran. Oleh karena itu, kuda harus melalui beberapa putaran untuk mencapai 1.200 meter.

Dimana lintasan pendek sangat berpengaruh pada fisik kuda dan juga kenyamanan joki. Resiko pada fisik kuda yakni pada bagian bahu sebelah kiri dan kaki bisa cidera akibat tikungan tajam dan pendek.

“Lintasan pendek dan tikungan tajam, sempit dan pendek bisa mengakibatkan cidera pada bahu kiri dan kaki kuda,” jelas Iren.

“Kondisi ini berpotensi resiko antara lain, kuda pacu bisa lari keluar lintasan dan menabrak penonton. Selain itu terjadi cas body kuda di tikungan dan bisa menyebabkan joki jatuh,” jelas Iren.

“Hari pertama di putaran terakhir di kelas A Super Plus, satu joki jatuh di lapangan. Salah satu sebab karena kurang lebarnya lintasan,” tambahnya.

Terakhir akibat lintasan yang terlalu pendek, kuda profesional tidak mampu melepas kekuatan maksimal, akibat selalu ditahan oleh joki dan juga cidera pada bibir kuda bagian kiri.

“Kuda tidak bisa lari maksimal karena joki selalu tahan akibat lintasan pendek. Akibat joki sering tahan penala, akibatnya bibir kuda bagian kiri luka,” kata Iren.

Sebelumnya saat pembukaan pacuan kuda di Stadion Gelora Samador, Bupati Sikka berjanji akan membangun lapangan pacuan kuda yang sesuai dengan standar Pordasi.

Menurut Bupati Sikka, pemerintah Kabupaten Sikka sudah menyiapkan lahan seluas 4 hektar untuk membangun sarana pacuan kuda dan prasarana pendukung lainnya.

Kontributor : Athy Meaq.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *