Bupati Lembata Kecewa Aksi Anarkis Suporter Perseftim yang Rusak Stadion Gelora 99
LEMBATA – Penjabat Bupati Lembata Marsianus Jawa mendesak Asprov PSSI NTT untuk menindak tegas Suporter Perseftim Flores Timur yang melakukan aksi pengrusakan Stadion Gelora 99.
Menurut Marsianus, aksi brutal yang dilakukan suporter Perseftim Flores Timur sudah mencoreng wibawa sepak bola Nusa Tenggara Timur.
Karena itu, dia mendesak lembaga yang punya wewenang selenggarakan Liga 3 El Tari Memorial Cup NTT harus menindak secara tegas para suporter.
“Asprov tolong sampaikan kepada publik dan ambil tindakan tegas atas insiden yang terjadi tadi saat pertandingan Liga 3 ETMC Perse Ende vs Perseftim Flores Timur,” tegas Marsianus, Jumat (24/9).
Marsianus sendiri mengaku kecewa dengan perilaku anarkis yang ditunjukan Suporter Perseftim Flores Timur. Dia menyayangkan tindakan pengrusakan stadion yang dilakukan suporter Flotim itu.
“Suporter Perseftim Flotim merusak fasilitas Gor 99. Sangat disesalkan tindakan suporter yang tidak terpuji ini,” ujarnya kesal.
Ulah suporter Perseftim Flores Timur ini juga kata Marsianus, sudah menodai event El Tari Memorial Cup dimana Lembata sebagai tuan rumah.
“Sebagai tuan rumah kita sangat dirugikan dengan tindakan suporter, sangat menodai jalannya pertandingan,” tandasnya.
Data yang dihimpun media, beberapa item kerusakan di Stadion Gelora 99 Lembata antara lain, pengrusakan sejumlah baliho pertandingan, kursi dan meja, tenda di bens untuk pengawas pertandingan serta bens bagi pemain, official dan manajer Perse Ende.
Tidak hanya itu, Rendi Zein, asisten pelatih Perse Ende dan salah satu anggota Sat Pol PP Lembata pun mengalami luka-luka akibat terkena lemparan batu dari suporter Perseftim Flores Timur. Keduanya langsung dilarikan ke rumah sakit.
Sebelumnya, kericuhan bermula dari aksi para suporter Perseftim Flores Timur melempar batu ke bens pemain Perse Ende.
Petugas Keamanan sempat mengimbau agar aksi norak itu segera dihentikan, akan tetapi situasi semakin tak terbendung ketika para suporter tersebut mulai lari memasuki lapangan dan melancarkan sejumlah tindakan brutal.
Situasi ini akhirnya chaos, dan pertandingan terpaksa dihentikan di menit 83 babak kedua.
Hingga berita ini diturunkan, Asprov PSSI NTT belum memberikan keterangan resmi atas kejadian tersebut.