Puluhan Nakes di Lembata Ikut Sosialisasi dan Pelatihan Penggunaan Aplikasi MPDN

waktu baca 3 menit
Keterangan foto:Tenaga kesehatan di Lembata mengikuti sosialisasi dan pelatihan penggunaan aplikasi MPDN. Foto oleh: Teddi L.

LEMBATA – Puluhan tenaga kesehatan dan pengelola data puskesmas di Kabupaten Lembata mendapat sosialisasi penggunaan sistem aplikasi Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) di Hotel Palm Lewoleba, Rabu (31/8).

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Program Momentum USAID dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam memanfaatkan aplikasi yang mendukung pelaporan, monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan.

Program Momentum USAID menghadirkan dr. Lestari Wacika, Fasilitator MPDN Kabupaten Sikka dan Yos Lega Laot, Fasilitator MPDN Internal Program Momentum.

Senior Program Manager Momentum USAID Area Flores, dr Henyo Kerong, mengungkapkan, selama ini banyak peristiwa kematian ibu dan anak di daerah yang tidak terdata baik. Dampaknya, ketika survei lapangan, ditemukan jumlah kematian ibu dan bayi lebih tinggi dari yang sudah terdata.

Penerapan aplikasi MPDN, katanya, sangat penting untuk mencatat semua peristiwa kematian ibu dan bayi. Dia harap sosialisasi aplikasi MPDN bisa membantu petugas kesehatan membuat pendataan yang baik.

“Kita harus implementasikan dalam praktik, tidak hanya sosialisasi saja. Kegiatan ini harus sampai pada implikasi di lapangan,” tandasnya.

MPDN adalah sebuah aplikasi pelaporan kematian ibu dan bayi yang sangat bermanfaat untuk optimalisasi surveilance melalui pelaporan kematian yang cepat dan akurat.

Aplikasi ini dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan bersama HOGSI (Himpunan Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia) dan POGI (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia).

Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI telah memberikan orientasi MPDN kepada Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota untuk memastikan aplikasi ini dapat digunakan untuk maksud diatas.

Donatus Dudeng, Pelaksana harian (Plh) Kepala Dinas Kabupaten Lembata mengucapkan terima kasih kepada Program Momentum USAID dan fasilitator yang telah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi itu.

Donatus menekankan, kesehatan ibu dan anak bukan hal baru dalam dunia kesehatan di Lembata. Kesehatan ibu dan anak menurutnya jadi indikator derajat kesehatan yang harus disikapi serius secara khusus di Lembata.

Ini menuntut kita berperan aktif lakukan keselamatan ibu dan bayi,” kata dia.

Lebih dari itu, Donatus ingin para tenaga kesehatan bekerja dengan hati yang tulus.

“Kita belum tunjukan hati yang tulus untuk tangani itu secara baik. Kalau hati tidak ikhlas maka segala macam persoalan ini tidak bisa dilakukan secara serius,” pesannya.

Dia berharap para peserta sosialisasi tidak saja melihat kesehatan ibu dan anak sebagai hal yang serius, tapi juga bagaimana pelayanan kesehatan dilakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas.

“Tolong diikuti sungguh sungguh supaya menambah wawasan kita untuk kerja lebih baik. Saya mau tegaskan setelah ini kita jangan sampai pulang kosong,” imbuh Donatus.

Untuk diketahui, angka kematian ibu dan angkat kematian bayi (AKI/AKB) di Kabupaten Lembata disebut masih cukup tinggi.

Pada saat acara launching tim koordinasi percepatan penurunan AKI AKB di Ruang Rapat Kantor Bupati Lembata, Selasa, 26 Juli 2022, Asisten 3 Setda Lembata Ambrosius Lein, menyebutkan, berdasarkan data, pada tahun 2020 terdapat 5 kasus kematian ibu dan 24 kasus kematian bayi.

Selanjutnya, di tahun 2021, terdapat 3 kasus kematian ibu dan 26 kasus kematian bayi. Sedangkan per April 2022, tercatat 4 kasus kematian bayi dan 12 kasus kematian bayi baru lahir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *