Yan Gery Dorong Kader Pemuda Katolik Sikka Jadi Pengusaha Baru

waktu baca 2 menit
Keterangan foto:Pose bersama Owner Winola Medika, Yanuarius Gery bersama pengurus Pemuda Katolik Komcab Sikka yang mengikuti orientasi fungsionaris, Sabtu (20/08) sore. Foto:istimewa.

MAUMERE-Pemuda Katolik Komisariat Cabang sikka pada Sabtu (20/08), menggelar kegiatan Orientasi Pengurus dan Rapat Kerja Cabang.

Salah satu narasumber yang dihadirkan dalam Orientasi Pengurus yakni Owner Winola Medika, Yanuarius Gery.

Yan Gery dalam pemaparan materinya terkait Pemuda dan Kewirausahaan mengatakan, penganguran menjadi salah satu permasalahan besar yang dihadapi negara dan kabupaten ini.

Penyebabnya adalah kurangnya lapangan pekerjaan, tidak ada semangat berwiraswasta dan ASN oriented. Akibatnya produktivitas dan daya beli rendah, kriminalitas dan kemiskinan tinggi.

“Untuk itu, solusinya adalah dengan menciptakan lapangan pekerjaan. Selain pemerintah, masyarakat juga punya kewajiban untuk menciptakan lapangan pekerjaan,” ungkapnya.

Ia pun kemudian memberikan ilustrasi. Dari penduduk Sikka 350.000 orang, jika ada pengusaha Katolik maka asa 7.000 orang. Jika setiap pengusaha mempekerjakab 3 pegawai maka kapasitas lapangan pekerjaan yang tersedia adalah untuk 21.000 orang.

“Kemudian jika 21.000 pegawai membiayai 2 orang maka kita telah mensejahterahkan 42000 orang,” ujarnya.

Yan Geri juga menyampaikan, untuk mau menjadi pengusaha, kader Pemuda Katolik harus berorientasi jauh ke depan, berpikir positif dan berjiwa kompetisi.

Keterangan foto:Owner Winola Medika, Yanuarius Gery saat pemaparan materi dalam orientasi fungsionaris Pemuda Katolik Komcab Sikka, Sabtu (20/08) sore. Foto:istimewa.

“Dengan menjadi pengusaha, kita menentukan nasib sendiri, kesempatan melakukan perubahan, berperan aktif dalam masyarakat serta kebebasan waktu dan finansial,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, ia meminta kepada segenap pengurus Pemuda Katolik untuk memahami bahwa dalam membuka usaha yang wajib dan perlu dipersiapkan di awal adalah studi kelayakan bisnis.

Menurutnya, ide saja tidak cukup saat mulai berbisnis, poin-poin studi kelayakan seperti analisa pasar, analisa produk, teknologi yang diperlukan, finansial yang dibutuhkan, dan strategi yang diterapkan.

“Tanpa analisa usaha yang matang, usaha akan menemui jalan buntu dan kemungkinan terburuk bangkrut,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya studi kelayakan bisnis perlu dilakukan saat akan memulai bisnis, untuk menghindari segala kemungkinan buruk akibat kurangnya persiapan.

“Peluang kesuksesan bisnis dapat terlihat dengan jelas jika kita melakukan studi kelayakan dengan benar,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Yan Gery juga menuturkan ia berjanji akan melakukan mentoring atau pendampingan terhadap kader Pemuda Katolik Komcab Sikka yang mau berkecimpung di urusan bisnis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *