Kemmas Kupang-Sikka Mengabdikan Diri kepada Masyarakat Desa Bu Watuweti

waktu baca 4 menit
Foto : Pembukaan kegiatan Kema Bakti Kale Tau Mbale (KBKTM) di Desa Bu Watuweti

MAUMERE, FLORESPEDIA.ID-Kelompok Mahasiswa Maumere Sa’Ate (Kemmas) Kupang dan Kemmas Sikka, menggelar kegiatan Kema Bakti Kale Tau Mbale (KBKTM) di Desa Bu Watuweti, Kecamatan Tanawawo, Kabupaten Sikka yang berlangsung selama seminggu, yakni dimulai sejak tanggal 24 – 31 Juli 2022.

Kegiatan tersebut merupakan bentuk dari pengabdian diri kepada masyarakat.

Ketua Umum Kemmas Kupang, Oktavianus Fowo kepada media ini menjelaskan bahwa KBKTM di Desa Bu Watuweti tersebut dilaksanakan dengan beberapa jenis kegiatan yakni memberikan sosialisasi kepada masyarakat, serta melakukan penghijauan dan pembersihan lingkungan bersama masyarakat.

“Jadi untuk kegiatan KBKTM di Desa Bu Watuweti ini, ada pemberian sosialisasi materi kepada masyarakat, seperti Ketahanan Pangan dan Pendidikan Berkelanjutan. Seharusnya ada materi Kesehatan juga, tapi kita kesulitan bertemu pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka. Sehingga kita minta dari Dinas Ketahanan Pangan untuk menjelaskan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan konsumsi, ataupun berkaitan dengan ketahanan pangan. Apalagi Kecamatan Tanawawo juga memiliki angka stunting yang sangat tinggi,” jelas Oktavianus, mahasiswa Prodi Peternakan, Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Undana Kupang, Senin (25/7).

Dia menambahkan, karena gagal menemui pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, mereka terpaksa menggantinya dengan program penanaman kelor di wilayah desa tersebut.

Menurut dia, penanaman kelor dinilai sangat tepat karena kelor mempunyai nilai protein yang tinggi, sehingga bisa membantu mengurangi angka penderita stunting di wilayah Desa Bu Watuweti.

Untuk program Pendidikan Berkelanjutan, Oktavianus menjelaskan bahwa mereka akan membantu anak-anak Desa Bu Watuweti yang merasa kesulitan akan akses perkuliahan.

“Mungkin teman-teman disini pasti ada yang merasa kesulitan atau kekurangan informasi ketika mau kuliah nanti. Mungkin juga mereka tidak tahu proses pendaftaran, kuliahnya seperti apa, maupun biaya kuliah. Karena pikiran orang di kampung, kuliah itu mahal sekali, padahal tidak semua demikian. Apalagi sekarang banyak kampus juga menyiapkan berbagai beasiswa bagi para mahasiswanya,” beber Oktavianus.

Sedangkan untuk penghijauan, mereka sebenarnya ingin menanam bambu. Namun program penanaman bambu di wilayah tersebut, sudah dilakukan Bupati Sikka beberapa waktu lalu. Sehingga mereka juga nantinya hanya melakukan pemantauan dan berusaha memberikan pemahaman kepada warga, untuk merawat dan menjaga kelangsungan hidup bambu tersebut.

Ketua Panitia KBKTM, Ignasius E. Ngasan menjelaskan, pelaksanaan KBKTM Kemmas Kupang dan Sikka di Desa Bu Watuweti, dimulai sejak Minggu (24/7/) hingga Minggu (31/7/2022), dengan mengikutsertakan 50 orang mahasiswa. “KBKTM ini sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Sehingga melalui KBKTM ini, maka apa yang diperoleh para mahasiswa di bangku perkuliahan, dapat diterapkan dan diimplementasikan di tengah masyarakat,” jelasnya.

Menurutnya, kegiatan KBKTM ini juga merupakan program wajib Kemmas setiap tahunnya di Kabupaten Sikka. Yang mana sudah dimulai sejak tahun 2000, sebagai tonggak berdirinya Kemmas. “Jadi dengan adanya kegiatan ini, maka kita akan kembali ke kampung halaman. Disitu kita akan bertemu, mengunjungi dan berbaur bersama masyarakat dari desa ke desa, diantara 5 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sikka, yakni Paga, Tanawawo, Mego, Magepanda dan juga Palue,” ungkapnya.

Diri pun berharap agar kegiatan kolaborasi KBKTM yang dilaksanakan oleh Kemmas Kupang dan Sikka tahun ini, mampu memberikan sumbangsih pikiran dan sesuatu yang berarti, yang dapat diimplementasikan dan diterapkan di tengah warga masyarakat Desa Bu Watuweti.

Sementara itu, Kepala Desa Bu Watuweti, Bonifasius Wangge menuturkan, dirinya merasa senang dan bangga, atas kehadiran para mahasiswa untuk melakukan kegiatan KBKTM di wilayahnya itu.

“Saya sangat senang dan bangga, atas kehadiran adik-adik Kemmas Kupang dan Sikka di desa kami ini. Jadi sebagai Kepala Desa, saya sangat antusias menerima kedatangan mereka,” ujarnya.

Menurut Bonifasius, program-program yang akan dilakukan oleh Kemmas selama satu minggu di Desa Bu Watuweti tersebut, sangatlah bersentuhan dengan warga masyarakat yang berada di daerah itu. Sebab program yang ditawarkan Kemmas, dinilainya mampu membantu program kerjanya, serta memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. “Jadi dengan disampaikan kegiatan mereka selama satu minggu ini, sangat membantu saya terhadap tiga bidang, yakni Pendidikan, Ketahanan Pangan dan Penghijauan,” katanya.

Bonifasius mengakui bahwa, warga masyarakat di Desa Bu Watuweti, masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah, sebagai akibat dari kurangnya edukasi dan sosialisasi akan pentingnya pendidikan itu sendiri. Selain itu, faktor orang tua kurang mampu dan yang mampu membiayai sekolah anaknya juga, belum mempunyai rasa kesadaran terhadap pentingnya pendidikan.

“Disini banyak juga orang tua yang kurang mampu untuk kuliahkan anaknya, karena menurut mereka kuliah itu mahal sekali. Tetapi ternyata ada intervensi dari pihak ketiga, termasuk program pemberian beasiswa dari berbagai pihak. Jadi faktor utamanya itu adalah minimnya akses informasi dan edukasi,” ungkapnya.

Sedangkan terhadap program ketahanan pangan dan penghijauan, dinilainya sangat cocok dengan warga masyarakat, yang kesehariannya sebagai petani. Desa Bu Watuweti juga memiliki banyak sumber mata air, sehingga program penghijauan pun menjadi sesuatu yang sangat penting, apalagi daerah tersebut juga merupakan daerah rawan longsor.

Kontributor : Albert Aquinaldo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *