Pengelolaan Destinasi Wisata di NTT Masih Tumpang Tindih

waktu baca 3 menit
Dr. Maria Bernadheta Ringa, dosen Politeknik Negeri Kupang.

MAUMERE-Pengelolaan pariwisata di Provinsi NTT saat ini masih tumpang tindih. Dimana ada destinasi wisata yang dikelola oleh dinas dan juga dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

Karena itu dalam pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan butuh ancillary yang berkaitan dengan kelembagaan atau ketersediaan sebuah organisasi atau orang-orang yang mengurus destinasi tersebut.

Demikian dikatakan Dr. Maria Bernadheta Ringa, Doktor Ilmu Ekonomi, Bisnis dan Pemasaran, usai pembukaan pelatihan Tata Kelola Bisnis dan Pemasaran Destinasi Pariwisata Tahun Anggaran 2022  yang berlangsung di Hotel Pelita Maumere, Kabupaten Sikka, Senin (4/7) siang.

“Kita butuh ancillary, walaupun sudah mempunyai atraksi, aksesibilitas dan amenitas yang baik, tapi jika tidak ada yang mengatur dan mengurus, semuanya akan terbengkalai,” kata Maria.

Manajer Inkubator Bisnis Pemasaran Politeknik Negeri Kupang ini menjelaskan, dengan demikian pengelolaan destinasi wisata dapat memberikan keuntungan kepada pemerintah, pelaku pariwisata, wisatawan dan masyarakat sekitarnya.

Pengampu Mata Kuliah Pariwisata Alternatif itu, 4.A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas dan Ancillary) harus menjadi pertimbangan pelaku industri pariwisata dalam mengelola destinasi wisata.

Selain konsep 4.A lanjut Maria juga dengan dukungan 5. P yakni, Product, Price, Promotion, Place dan People. Dengan demikian dapat menyukseskan pariwisata yang berkelanjutan.

“Destinasi itu adalah produk, tetapi produk itu harus dijual, lalu yang dijual harus dipromosikan. Tetapi yang paling penting adalah people atau kesadaran masyarakat,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka Petrus Poling Wairmahing saat membuka acara itu, meminta agar seluruh pelaku pariwisata harus maksimal dalam mengelola destinasi wisata yang ada.

Pet Poling  juga meminta kepada 40 peserta pelatihan tata kelola bisnis Pemasaran Destinasi Pariwisata tahun anggaran 2022, agar lebih banyak bertanya kepada narasumber selama kegiatan.

“Saya minta teman teman pelaku wisata agar memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya banyak hal kepada Ibu doktor Maria,” ujarnya.

Pet Poling menjelaskan pelayanan kepariwisataan mendukung peningkatan kualitas destinasi pariwisata, daya saing pariwisata daerah, meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas masyarakat lokal, serta perluasan kesempatan kerja di bidang pariwisata. 

Tata kelola maupun bisnis pemasaran destinasi pariwisata yang ditata baik menjadi penting sejalan dengan kembali bergeliatnya pariwisata, pasca pandemi Covid 19.

Menurut Wairmahing saat ini sektor Pariwisata sedang berjuang untuk proses pemulihan, oleh karena itu perlu upaya dari semua pihak bidang pariwisata dalam mengelola sebuah destinasi wisata.

“Kita perlu atraksi, amenitas, aksesibilitas, sumber daya manusia, citra dan harga sebagai upaya optimalisasi tata kelola bisnis dan pemasaran destinasi pariwisata,” kata Pet Poling.

Pelatihan Tata Kelola Bisnis dan Pemasaran Destinasi Pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,motivasi, dan kemampuan para pengelola destinasi pariwisata.

Sasaran yang akan dicapai dari pelatihan ini agar peserta mengetahui dan memahami pentingnya tata kelola, pengelolaan bisnis, dan pemasaran destinasi pariwisata di Kabupaten Sikka.

Kontributor : Athy Meaq.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *