Sekolah-Sekolah di Flores Timur Mulai Terapkan Mulok

waktu baca 2 menit
Foto: PGRI Flores Timur saat menggelar webiner tentang muatan lokal

LARANTUKA-Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Flores Timur bersama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flores Timur sepakat mendorong pemberlakuan Muatan Lokal (Mulok) dalam pembelajaran di sekolah.

Kepala Dinas PKO, Felix Suban Hoda Kabupaten Flores Timur mengatakan meski Perbup Mulok sudah digulirkan, namun selama ini sekolah-sekolah di Flores Timur belum banyak menerapkannya.

“Ke depan, kita tidak bisa mengharapkan satu elemen saja yang bergerak. Walau Perbub Mulok sudah digulirkan, kita mesti saling berkolaborasi untuk mendaratkan Mulok di sekolah kita masing-masing,” ujarnya.

Ia meminta sekolah yang sudah menerapkan Mulok bisa menjadi contoh dan referensi untuk sekolah yang lain.

“Kita juga bisa mengajak pemerintah desa untuk sama-sama menumbuhkan Mulok di kalangan generasi muda sejak dini. Kita bergerak dulu dari sekolah dan wilayah kita masing-masing hingga pada saatnya kita akan memiliki satu modul bersama secara kabupaten yang dapat dijadikan referensi pembelajaran Mulok. Kita mesti bergerak bersama,” katanya.

Salah satu pensiunan guru dan juga budayawan, David Klawes mengatakan Mulok menjadi bagian penting dalam menumbuhkan pengetahuan dan karakter generasi muda Lamaholot.

Menurut dia, Mulok telah diterapkan sebelumnya, namun persoalannya ada pada konsistensi pengembangannya. Mestinya Mulok mendapat tempat yang penting dalam pembelajaran di sekolah.

“Mari kita mulai menerapkan Mulok di sekolah, berdasarkan pemetaan budaya di wilayah kita masing-masing. Bicara tentang Lamaholot itu sangat luas sehingga mari kita memulai dengan menggali kearifan berdasarkan wilayah kita masing-masing sehingga bisa efektif. Saya saat ini sedang menyusun perangkat pembelajaran plus bahan ajar khusus Mulok di Kecamatan Kelubagolit. Bersama teman teman PGRI Cabang Kelubagolit, kami sudah duduk bersama membicarakan hal ini dan rencananya tahun ajaran baru ini perlahan sudah bisa diterapkan,” kata David.

Sementara itu, Maksimus Masan Kian Ketua PGRI Flores Timur mengatakan, PGRI Flores sangat siap untuk berkolaborasi dengan pihak agar Mulok segera direalisasikan.

“Saya punya ide, saat musim tanam, sehari sekolah libur supaya anak-anak bisa ikut menanam bersama orang tua di kebun. Demikian juga saat musim panen. Biar Anak Lamaholot tahu warisan leluhurnya yang turun temurun soal bercocok tanam. Jika anak tidak mengenal tanah, tidak cium bau tanah, bahkan tangannya tidak kotor karena tanah, pasti lahan tidur di wilayah kita akan semakin meningkat. Saya juga berimajinasi, jika di kampung ada rangkaian upacara adat, apakah anak bisa libur sehari untuk turut mengikuti rangkaian acara adat tersebut sehingga memberi kesempatan kepada mereka menimba nilai -nilai kehidupan dari budaya kita,” pungkas Maksi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *