Pemkab Sikka Wajib Menyiapkan Market Akses Bagi Peserta Pelatihan Kuliner

waktu baca 3 menit
Keterangan foto: Master Chief Michael Irawan saat memberikan arahan dalam praktek pembuatan saur tuna dan Pepes Tuna Balendo, Sabtu (18/6) siang. Foto : Athy Meaq

MAUMERE, FLORESPEDIA.ID-Sebuah pelatihan pembuatan sajian kuliner bagi peserta destinasi wisata di Kabupaten Sikka dalam memanfaatkan potensi lokal akan berhasil apabila ada dukungan pemerintah.

Mengubah kebiasaan menjadi produsen itu tidak mudah bagi peserta pelatihan. Pemerintah wajib menyiapkan market akses, sebagai tempat usaha bagi mereka.

Demikian penegasan Master Chief Michael Irawan, kepada florespedia, Sabtu (18/6) siang, di sela sela praktek Pelatihan Peningkatan Inovasi dan Higenis Sajian Kuliner di Destinasi Pariwisata dengan menggunakan pangan lokal yang digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka bertempat di Hotel Permata Sari Maumere.

“Kalau tidak disiapkan market akses, peserta akan kehilangan semangat. Sekalipun mereka sudah dilatih, tetapi mereka tidak akan bisa berbuat apa apa,” kata Irawan.

Irawan menjelaskan selama pelatihan seluruh peserta sangat antusias mendengar arahan dan bertanya sesuatu hal yang berkaitan dengan manajemen pelayan dan usaha kuliner.

Semangat peserta lanjut Irawan sudah menjadi modal utama, tinggal didukung modal dan market akses oleh pemerintah dalam memanfaatkan potensi lokal yang ada.

Selama pelatihan peserta dilatih memanfaatkan potensi lokal yang ada, dikelola dengan cara sederhana dengan resep lokal yang bercitarasa tinggi.

“Kita melatih common sense kepada peserta sesuai apa kebiasaan mereka sehari hari, dalam mengolah bahan lokal,” kata Michael Irawan.

Menurut Irawan kepada peserta sudah melakukan praktek untuk 4 resep bahan lokal, yakni Saur Tuna, Pepes Tuna Balendo, Kelapa Karamel dan minuman kelapa bakar rempah kering.

Dalam praktek kali ini ada 4 resep yakni saur tuna. Proses saur tuna seperti membuat serundeng. Namun istimewa ketika disesuaikan dengan kebiasaan masing-masing wilayah.

“Serai diperbanyak, lebih pedas, lebih manis yang kental dengan nuansa lokal dan kebiasaan setempat,” ujarnya.

Tuna untuk kepentingan protein sehingga saat disajikan sebagai hidangan tidak perlu lagi daging karena sudah ada proteinnya.

Kedua pepes Tuna Balendo. Tuna Balendo adalah merupakan resedu kelapa yang komplit yang akan dicampur dengan daging ikan tuna dengan rempah rempah.

“Ini cocok sajian restoran dan rumah makan yang istimewa karena berbahan lokal. Ini menarik dan khas karena tidak ditemukan di daerah lain,” ujarnya

Ketiga adalah kelapa karamel. Kelapa karamel sangat sederhana karena kelapa yang dihanguskan yang kemudian dipadukan dengan kacang mete menjadi permen.

“Permen yang dihasilkan ada rasa kelapa dan ada rasa kacang mete dan ini bisa menjadi khas daerah Sikka,” tambahnya.

Sedangkan yang keempat adalah minuman dari kelapa yang dicampur dengan rempah kering. Jika sulit mendapat rempah kering, bisa gunakan serai.

Diharapkan peserta dapat menjadi instruktur kepada warga lainnya setelah kembali di desa nya masing masing, agar lebih memanfaatkan potensi lokal dalam sajian kuliner.

Kontributor : Athy Meaq.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *