Lembata Bakal Terapkan Sister Village untuk Evakuasi Warga Saat Bencana

waktu baca 2 menit
Kegiatan penyusunan renkon menyikapi bahaya bencana erupsi gunung api Ile Lewotolok di Lembata. (Bestol Aloysius)

LEMBATA – Dalam rangka mengantisipasi ancaman akibat erupsi gunung Ile Lewotolok beserta dampak ikutannya, sejumlah desa di kecamatan Ile Ape Timur bakal menerapkan konsep ‘Sister Village’ bagi masyarakat di saat mengungsi.

Hal itu diungkapkan Yohanes Gregorius Solang Demo, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Lembata dalam rapat penyusunan Renkon di Hotel Palem, Lewoleba, Senin (13/6).

“Kita di Lembata ini akan terapkan skema ‘Sister Village’ atau Desa Saudari,” katanya.

Menurut dia, model penanganan penduduk dengan skema Sister Village dinilai lebih efektif karena masyarakat akan diungsikan ke rumah keluarga mereka yang ada di desa-desa tetangga. Cara ini pun baginya dianggap paling mudah.

“Mengevakuasi mereka ke desa-desa sekitar yang berada di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) Erupsi Ile Lewotolok,” terangnya.

Sejumlah desa yang menjadi Sister Village tersebut, sebut dia, akan berada dalam koordinasi pos lapangan.

Pos lapangan yang dimaksud antara lain Pos Lapangan Nubatukan membawahi sejumlah Sister Village mulai dari Kelurahan Lewoleba Timur hingga Desa Waijarang.

Pos lapangan kedua yakni Kecamatan Lebatukan yang membawahi Sister Village mulai dari Desa Lamatuka hingga Desa Waienga.

Pos lapangan berikutnya adalah Lapangan Pasaraya. Lokasi ini berada di sekitar simpan tiga Hadakewa dan Ile Ape yang membawahi wilayah Tanah Merah dan Tanah Putih.

Kemudian ada satu pos lagi di sekitar Simpang Tanjung Ile Ape yang membawahi dua Sister Village yakni Pemukiman Podu dan Waesesa.

Untuk diketahui, Sister Village adalah konsep penanganan darurat warga terdampak bencana, dimana masyarakat dari sebuah desa atau komunitas terdampak bencana akan dievakuasi dan tinggal bersama masyarkat dan keluarga-keluarga di sebuah desa lain.

Meski warga terdampak akan diarahkan untuk tinggal tersebar, rencana kedaruratan tetap terkoneksi dengan Posko utama.

Penyusunan renkon ini diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Senin (13/06) di Hotel Palm Indah Lewoleba. Penyusunan renkon ini didukung anggaran dari Yayasan Plan International Indonesia Program Implementasi Area Lembata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *