Stasiun Baca Nusantara Dirikan Perpustakaan Digital untuk Siswa SD Lembata

waktu baca 4 menit
Keterangan foto:Salah satu siswa SDK Watuwawer dilatih menggunakan tablet dari Mutiara Siswono, salah satu tim Stasiun Baca Nusantara.

LEMBATA – Meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya berpatokan pada kemampuan peserta didik atau kompetensi tenaga pengajar yang baik, melainkan didukung juga oleh tersedianya sarana pembelajaran.

Dengan memadainya fasilitas sekolah, siswa bakal lebih nyaman belajar. Mereka juga bisa gampang mengakses informasi yang berkaitan dengan studinya. Dari situ mutu dan kualitas pendidikan bisa meningkat.

Sebut saja perpustakaan. Salah satu dari elemen penting sekolah ini kalau punya cukup bahan bacaan yang beragam maka hasrat siswa untuk membaca tinggi, tetapi jika bahan bacaan yang tersedia minim sudah pasti siswa jenuh.

Adanya kesenjangan siswa dalam mengkonsumsi bahan bacaan di perpustakaan membuat tidak sedikit dari mereka miskin pengetahuan. Kondisi ini fatal dan menjadi bumerang bagi masa depan anak-anak.

Karena itu Stasiun Baca Nusantara mendirikan Perpustakaan Digital di Sekolah Dasar Katolik (SDK) Watuwawer, Desa Atakore, Kecamatan Atadei.

Perpustakaan ini sengaja didirikan untuk menghadirkan suasana membaca siswa yang jauh lebih adaptif.

Kalau selama ini rata-rata siswa terbiasa mengakses bahan bacaan konvensional, kini mereka harus bisa membaca melalui perangkat elektronik yang disajikan dalam bentuk digital seperti tablet.

Bagi yayasan itu, sudah saatnya anak sekolah diperkenalkan dengan model bacaan digital, sebab perkembangan jaman mengharuskan setiap orang beradaptasi. Para siswa perlahan mulai masuk ke era baru literasi yakini digitalisasi.

“Bentuk perhatian dan kepedulian Yayasan Stasiun Baca Nusantara bagi anak-anak sekolah dasar,” ungkap Mira Prihatini, Koordinator Stasiun Baca Nusantara dalam sambutan singkatnya di hadapan kepala sekolah, para guru dan semua siswa SDK Watuwawer, Kamis (12/5).

Ia menjelaskan, puluhan tablet yang diberikan secara cuma-cuma itu berisikan ribuan bahan bacaan dari berbagai tema sesuai standar bacaan siswa sekolah dasar. Siswa pun diminta rutin membaca di perpustakaan digital.

“Para siswa akan leluasa membaca untuk memperkaya pengetahuannya,” ujar Mira.

Karena sudah punya perpustakaan digital, Mira mengimbau setiap siswa harus punya kecakapan membaca serta mampu bersaing dengan anak-anak di daerah lain apalagi SDK Watuwawer merupakan satu-satunya sekolah di Lembata yang punya perpustakaan digital.

“Dalam tablet ada ribuan buku, baik cerita anak, dan bacaan lainnya khusus untuk anak,” sambung Mira.

“Tugas kami mengajak adik-adik untuk rajin membaca dan belajar karena kalian adalah generasi muda yang akan bangun bangsa ini ke arah lebih baik,” tambahnya.

Pihak sekolah sendiri juga mengakui kalau mereka kesulitan menyediakan bahan bacaan bagi puluhan anak-anak di sekolah itu. Mereka hanya bergantung pada beberapa buku usang yang sudah sangat lama dan terbilang tidak update dengan perkembangan kurikulum.

Karena itu aneka buku bacan digital dari yayasan tersebut memberi banyak manfaat. Salah satunya anak lebih sering membaca, apalagi bahan bacaan tersaji di dalam tablet.

“Jumlah buku bacaan banyak, anak-anak akan lebih betah dan dapat banyak ilmu,” terang Kepala Sekolah SDK Watuwawer Dorotildis Peni di sela-sela kegiatan.

Peni juga merasa bangga karena dari ratusan sekolah di kabupaten Lembata, hanya lembaga tempat dia pimpin terpilih mendapat bantuan perpustakaan digital dari Stasiun Baca Nusantara.

Dia optimis untuk terus memacu peserta didiknya agar lebih giat membaca dan meningkatkan pengetahuannya dengan mengakses sejumlah bahan bacaan di perpustakaan digital.

“Jumlah semua siswa ada 61 orang, kami upayakan semuanya rajin dan pastinya betah gunakan fasilitas yang ada itu,” jelasnya.

Daniel Meran Lejab, salah satu warga Atakore mengakui kalau kehadiran perpustakaan digital di sekolah itu bakal memberi warna dalam dunia pendidikan.

Loncatan perubahan seperti ini kata dia, bisa membuat anak-anak semakin rajin membaca sebab tampilan buku bacaan sudah berbeda, dan siswa lebih betah.

Orang tua siswa ini juga memberi apresiasi karena Stasiun Baca Nusantara sudah memberikan bantuan perpustakaan digital di SDK Watuwawer secara gratis.

Stasiun Baca Nusantara sudah meletakan dasar teknologi khusus di bidang pendidikan di desa Atakore melalui media bacaan sekolah.

“Kalau punya handphone semua ada, tapi hanya SDK Watuwawer yang miliki perpustakaan digital. Semua bacaan dalam tablet,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Stasiun Baca Nusantara juga memberikan bantuan ratusan jenis buku bacaan baru. Beberapa unit komputer juga mereka donasikan ke sekolah itu.

Sebelum digunakan siswa terlebih dulu mendapat petunjuk menggunakan tablet dari Yayasan Stasiun Baca Nusantara. Mereka juga mendapat banyak hadiah dari yayasan itu.

Bantuan perpustakaan digital ini merupakan yang kedua setelah salah satu SD di Desa Balaweling, Kecamatan Solor Barat Kabupaten Flores Timur. Kegiatan dukung literasi berbasis digital ini juga menjadi yang pertama di Nusa Tenggara Timur.

Untuk diketahui perpustakaan digital adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan komputer.

Jenis perpustakaan ini berbeda dengan jenis perpustakaan konvensional yang berupa kumpulan buku tercetak, film mikro atau pun kumpulan kaset audio, video dan lain-lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *