Anggota Muda PMKRI Maumere Ubah Sampah Plastik Jadi Sofa Cantik

waktu baca 3 menit

Anggota Muda PMKRI Cabang Maumere St. Thomas Morus Angkatan XIII pose bersama Adolfus Pareira, alumni/anggota penyatu PMKRI Cabang Maumere St. Thomas Morus. Foto : Istimewa

MAUMERE, FLORESPEDIA.id – Puluhan mahasiswa/i di Kabupaten Sikka yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Maumere St. Thomas Morus mendapat pelatihan pembuatan sofa dari botol bekas yang diberikan oleh alumni/anggota penyatu PMKRI Cabang Maumere St. Thomas Morus, Adolfus Pareira, yang juga merupakan Founder Relasi Community (Komunitas RELawan berbAgi inspiraSi) Sabu Raijua.

Pria kelahiran Kabupaten Sikka yang saat ini bertugas di Kabupaten Sabu Raijua sebagai ASN di Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Tardamu Sabu ini merasa terpanggil untuk mengampanyekan pengurangan dan pemanfaatan sampah plastik menjadi barang yang bernilai ekonomis.

Pelatihan pembuatan sofa dari botol plastik bekas itu berlangsung pada hari Kamis 7 April sampai dengan 8 April 2022 bertempat di Margasiswa PMKRI Cabang Maumere St. Thomas Morus di Kelurahan Kota Uneng.

Sebelumnya, pria yang akrab di sapa Echonk Pareira ini mengajak peserta pelatihan pada hari Rabu 6 April 2022 melakukan bhakti sosial, yaitu dengan membersihkan sampah di Pasar Alok dan memilah sampah plastik untuk di bawa sebagai bahan pembuatan sofa.

Echonk yang merupakan Wakil Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Provinsi Nusa Tenggara Timur merasa bangga karena bisa membagikan pengalaman dan ilmu kepada adik-adik Mahasiswa/i di Kabupaten Sikka.

Anggota Muda PMKRI Cabang Maumere St. Thomas Morus Angkatan XIII pose bersama Adolfus Pareira, alumni/anggota penyatu PMKRI Cabang Maumere St. Thomas Morus saat melakukan bhakti sosial di Pasar Alok Maumere. Foto : Istimewa

Ia mengatakan bahwa sampah plastik memiliki nilai ekonomis jika dapat di kelola dengan baik.

“Sebagai mahasiswa, kita tidak hanya dituntut untuk mengejar secarik kertas untuk menambah panjang nama, melainkan kita harus peka terhadap situasi dan kondisi bangsa terutama terkait dengan masalah lingkungan. Mahasiswa sebagai kaum intelektual harusnya mampu memberikan solusi terkait persoalan yang terjadi di tengah masyarakat, bukan hanya  mengkritisi Pemerintah,” ujar dia.

Sofa yang dihasilkan dari botol plastik bekas. Foto : Istimewa

Setelah memberikan pelatihan, Echonk Parera menawarkan Rencana Tindak Lanjut (RTL) kepada peserta pelatihan dan Echonk bersama peserta pelatihan bersepakat membentuk tim unit usaha pembuatan sofa dari botol plastik dan produk-produk lainnya dari sampah plastik.

Echonk Parera berharap masyarakat Kabupaten Sikka dan juga Pemerintah Daerah bisa mendukung anggota PMKRI Cabang Maumere St. Thomas Morus dalam usahanya, sehingga hasil usahanya dapat digunakan untuk membiayai kuliahnya mereka.

“Saya sangat bangga dan berterima kasih kepada Dewan Pimpinan Cabang PMKRI Cabang Maumere St. Thomas Marus atas kesempatan berharga ini untuk membagikan pengalaman kepada adik-adik Anggota Muda Angkatan XIII dan juga anggota Aktif, sekiranya apa yang sudah saya bagikan ini bisa menjadi berkat bagi adik-adik dan juga membantu Pemerintah dalam persoalan sampah plastik yang menjadi isu dunia saat ini,” tandas Echonk.

Kontributor : Albert Aquinaldo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *