Buah dari Inovasi, Pemdes Riangbao, Lembata Panen Ribuan Tandan Pisang

waktu baca 2 menit

Pemerintah Desa Riangbao dibawah kepemimpinan Kepala Desa Manto Langoday dalam waktu dekat akan memanen ribuan tandan pisang. Foto di lokasi kebun pisang. Foto : B. Aloysius

LEMBATA, FLORESPEDIA.id – Pemerintah Desa Riangbao, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata akan melakukan panen besar-besaran ribuan tandan pohon pisang tahun ini.

Sebagai wujud rasa bahagia, mereka akan mengundang Bupati Lembata Thomas Ola dalam acara panen raya tersebut.

Sejak tahun 2020, pemerintah Desa Riangbao di bawah kepemimpinan Penjabat Kepala Desa Kornelis Kwaman menanam ratusan anakan pohon di atas lahan seluas 1 hektare milik warga.

Metode perawatannya menggunakan sistem irigasi tetes.

“Total sampai sekarang sudah seribu anakan pohon,” kata Paskalis Pelira, Ketua Badan Permusyawaratan Desa Riangbao.

Paskalis mengatakan pihaknya sudah membangun kerja sama dengan sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) berbentuk koperasi yang berbasis di Kota Maumere, Kabupaten Sikka. Mereka siap membeli hasil panenan pisang dari desa Riangbao.

Kepala Desa Riangbao Manto Langoday menambahkan, selain dijual kepada pihak ketiga, hasil panenan itu juga bisa dijual kepada masyarakat supaya tak perlu jauh-jauh membeli pisang di tempat lain. Warga juga bisa mengolah pisang  menjadi produk-produk unggulan lainnya.

Penanaman pisang juga mengusung konsep pemberdayaan masyarakat. Mereka mengontrak tanah milik warga selama 10 tahun sebagai ladang pisang.

Setelah masa kontrak selesai, pemilik tanah bisa melanjutkan usaha penanaman pisang secara mandiri. Pemdes Riangbao kemudian mencari lahan milik warga lagi sebagai ladang penanaman pisang.

“Bagian dari Inovasi Desa karena sumber anggarannya dari pemerintah desa waktu itu,” katanya.

Kemudian, kata pengawas Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Tugu Jaga Riangbao, pengelolaan tanaman pisang akan dialihkan dari pemerintah desa kepada BUMDES Tugu Jaga.

“Tahun ini kita panen. Tapi pisang ini berkelanjutan terus. Ke depan kita harus punya kebun desa sendiri,” kata Bento Manuk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *