Sedang Ikat Rumput Laut, IRT di Rote Ndao, NTT Malah Tewas Disambar Petir

waktu baca 3 menit

Korban saat berada di rumah duka. Foto : Istimewa

BA’A, FLORESPEDIA.id – Seorang ibu rumah tangga yang diketahui berinisial MP (42) Warga RT 002/RW 001, Dusun Oemau, Desa Bo’a, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, NTT tewas tersambar petir.

MP yang merupakan seorang pembudidaya rumput laut di Rote Ndao ini disambar petir saat sedang mengikat rumput laut.

Saat itu, cuaca sedang hujan.

Jenazah MP ditemukan terapung di pesisir Pantai Oenggaut, Desa Oenggaut, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, Kamis (17/3/2022).

James Sina (41), petani rumput laut yang juga warga RT 002/RW 004, Dusun Oemau, Desa Bo’a, Kecamatan Rote Barat mengakui saat itu dia bersama korban dan Sepsi Mbatu (26) serta Papi Mone pergi ke pantai untuk mengikat rumput laut di perairan Oenggaut, Desa Oenggaut.

Saat mengikat rumput laut, terjadi hujan angin disertai petir.

Namun mereka terus melakukan aktivitasnya mengikat rumput laut.

Sekitar pukul 15.30 WITA, James mendengar ada suara teriakan.

James kemudian meminta Sepsi Mbatu dan Papi Mone untuk mengecek suara teriakan itu.

Saat mengecek, Sepsi Mbatu dan Papi Mone kaget melihat korban MP sudah terapung dengan banyak darah.

Nemun keduanya tidak berani mendekat dan kemudian melaporkan kejadian itu kepada James.

Mendapat laporan itu, James bergegas menuju lokasi ditemukannya korban dan memberanikan diri untuk mengangkat korban MP.

Karena tidak kuat mengangkat korban sendirian, James kemudian meminta bantuan Abraham Ballu yang ada di sekitar lokasi kejadian untuk mengevakuasi korban.

Mereka kemudian mengevakuasi korban ke sampan (perahu kecil) dan ditarik ke pesisir.

Sesampainya di pesisir, James langsung menginformasikan kepada keluarga korban.

“Saat itu kami ikat rumput laut dan sedang hujan disertai petir. Tiba-tiba ada suara teriakan dan James suruh saya mengecek. Saya dan Papi Mone melihat Mar (korban) sudah terapung dengan banyak darah,” tandas Sepsi Mbatu.

Karena merasa takut, Sepsi dan Papi Mone tidak berani mendekati korban.

Lalu mereka memberitahukan kepada James Sina bahwa korban tersambar petir.

“Saya dan Papi langsung kembali ke pesisir,” tambahnya.

Kasus ini kemudian dilaporkan ke kepala desa Bo’a, Mersianus Tite dan dilanjutkan ke anggota Piket Polsek Rote Barat pada Kamis malam.

Pasca menerima laporan kasus ini, polisi segera mendatangi lokasi kejadian mengumpulkan keterangan dan memeriksa saksi-saksi.

“Korban diduga meninggal tersambar petir saat mengikat rumput laut,” ujar Humas Polres Rote Ndao, Aiptu Anam Nurcahyo, SIP, Jumat (18/3).

Korban sendiri tinggal bersama suaminya Oky Lasarus Tau dan 4 orang anaknya di Dusun Oemau, Desa Bo’a, Kabupaten Rote Ndao.

Pihak keluarga korban menerima kematian korban sebagai ajal dan merupakan bencana alam serta menandatangani surat pelaksanaan visum dan otopsi.

Jenazah korban pun disemayamkan oleh pihak keluarga di rumah korban dan direncanakan akan dimakamkan pada Sabtu (19/3/2022) siang pukul 13.00 WITA.

Kontributor : Albert Aquinaldo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *