Disebut Tantang Duel Anggota DPRD Sikka, Ini Penjelasan Bupati Sikka
MAUMERE-Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo kepada media ini, Kamis (17/2) sore mengatakan, terkait kericuhan yang terjadi usai sidang DPRD Sikka hari ini adalah hanya kesalapahaman.
Menurutnya, permasalahan yang terjadi bermula ketika sidang DPRD sudah ditutup oleh Ketua DPRD Sikka Donatus David namun Anggota DPRD Yosef Nong Soni tetap mau berbicara. Padahal sidang sudah ditutup.
Apalagi, dia berkata-kata dengan tidak etis kepada pimpinan DPRD dalam hal ini Ketua DPRD Sikka.
“Mungkin ini hanya kesalapahaman. Tadi setelah sidang ditutup, saudara Soni Anggota DPRD Sikka, dia menyerang, jadi itu kan sudah ditutup ya selesai. Dia berkata-kata yang tidak etis kepada pimpinan dalam hal ini Ketua DPRD Kabupaten Sikka. Ya ketua DPRD juga adalah sekretaris DPC PDIP yang mana sya adalah ketuanya. Ini sudah di luar sidang, kata-kata seperti itu tidak pantas dilontarkan oleh seorang Anggota DPRD yang terhormat,” ungkap Bupati Sikka.
Dikatakan Bupati Robi Idong, dalam pengamatan dirinya, kata-kata yang tidak sopan dan etis ini sudah dilontarkan berkali-kali saat sidang, dimana saat sidang juga ada pimpinan Forkopimda. Seharusnya tidak mempertontonkan sesuatu yang buruk.
“Kita mempertontonkan sesuatu yang buruk. Sehingga saya marah. Saya bilang, kok tiap kali kalau sidang buat sesuatu yang tidak pantas. Kalau berani ini David juga siap duel sama engko supaya selesai masalah. Ajak duel tadi. Tapi dia (Yosef Nong Soni) tidak berani juga,” ungkapnya.
Lanjut Bupati Robi Idong, dirinya memang meminta Anggota DPRR Yosef Nong Soni untuk duel dengan Ketua DPRD Sikka, Donatus David. Dia pun menanyakan kepada Donatus David dan Donatus David mengatakan bahwa dia siap.
“Maksud saya duel antara dia dengan David. Dan David saya tanya dia siap. Kenapa tiap kali sidang kok berkata-kata yang tidak pantas. Itu memalukan. Kewibawaan daerah ini juga ada. Kita sidang omong yang baik-baiklah. Kenapa suara yang begitu keras sampai speaker-speaker juga mau pecah habis. Itu tidak ada manfaat. Suara besar itu tidak ada manfaat,” ungkapnya.
Dikatakan Bupati Robi Idong, bersuara yang besar tidaklah bermanfaat, yang terpenting adalah isi pembicaraan.
“Isi pembicaraan itu yang diperlukan. Bukan teriak-teriak seperti itu. Kalau dia mau teriak-teriak rasa geram ya berhantam saja. Supaya engko puas. Kenapa tidak bisa omong baik-baik,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan, dirinya hanya berbicara seperti itu dan kemudian dirinya keluar. Saat itu sudah diluar sidang.
Terkait pernyataan anggota DPRD yang menyebut ada kalimat ancaman kepada anggota DPRD, kata Bupati Sikka, saat dirinya ke luar ruangan, ada Anggota DPRD Pilip Fransiskus yang keluar mengejarnya dan seolah menantang dirinya.
“Loh, saya keluar mereka kejar saya, Pilip itu kayak tantang begitu. Saya bilang kenapa mau duel? Loh kita ini urusan David dengan Soni, kenapa mau mereka mau provokasi-provokasi lagi,” ungkap Bupati Robi Idong.
Menurutnya, dirinya tidak berurusan dengan pimpinan DPRR Us Bapa. Masalah yang dipersoalkannya adalah terkait sikap Anggota DPRD Yosef Nong Soni yang sudah berulang-ulang bersikap tidak etis dengan Ketua DPRD Sikka.
“Saya tidak ada urusan dengan Us Bapa. Dan Sony punya perilaku ini sudah berulang-ulang terhadap Ketua DPRD Sikka. Entah dia dari partai manapun kita harus hormati itu. Ada tata cara dalam persidangan. Ini kesalapahaman dan itu diluar sidang,” tegas Bupati Sikka.
Ditanya terkait sikapnya yang begitu merespon etika angota DPRD, Bupati Robi Idong mengatakan, sikap yang ditunjukkan oleh Anggota DPRD dihadapan pimpinan Forkopimda adalah tidak pantas dan seperti anak kecil.
“Malu lah kita sebagai kepala daerah. Karakter daerah ini juga ditunjukkan bagaimana perilaku kita dalam persidangan. Itu menggambarkan keterwakilan masyarakat Kabupaten Sikka. Kita masyarakat yang beradab bukan tidak beradab,” tegasnya.
Sebelumnya, media ini memberitakan, Rapat Paripurna DPRD dengan Agenda penetapan Alat Kelengkapan DPRD (AKD) dan penyampaian penetapan pokir DPRD Tahun 2023 di ruang sidang DPRD Sikka, Kamis (17/2) siang berujung ricuh.
Kericuhan berawal saat Ketua DPRD Sikka Donatus David mengetuk palu mengskorsing rapat paripurna tersebut.