Jelang Pemilu 2024, Pemilih Milenial di Lembata 42 Ribu Lebih, KPU Imbau Partisipasi

waktu baca 7 menit

Diskusi bertajuk “Menyongsong Pemilu 2024, Pemilih Milenial yang Peduli, Cerdas dan Bertanggungjawab” Foto : T. Aloysius Bestol

LEMBATA, FLORESPEDIA.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lembata mencatatkan jumlah pemilih pemula untuk Pemilu di 2024 mendatang sebanyak 42.558 orang.

Secara keseluruhan jumlah pemilih per Januari 2022 di Lembata dilaporkan sebanyak 92.141 orang.

Dari jumlah tersebut, sekitar 46.2% adalah pemilih pemula atau pemilih milenial. Mereka ini yang bakal memberikan hak suara saat Pemilu.

Demikian dikatakan Ketua KPU Lembata Elias Keluli Making dalam diskusi bertajuk “Menyongsong Pemilu 2024, Pemilih Milenial yang Peduli, Cerdas dan Bertanggungjawab,” di Cafe The AL di bilangan Lamahora.

Saat ini KPU sedang melakukan sosialisasi kepada kaum milenial melalui sekolah-sekolah.

Sosialisasi yang diberi nama Program Satu Jam Bersama KPU di Sekolah ini pun sudah mulai dijalankan dibeberapa sekolah.

Sosialisasi ini bertujuan menjelaskan hal-hal kepemiluan kepada anak sekolah yang akan menjadi pemilih pemula di tahun 2024 nanti.

Pihak KPU mengharapkan kaum milenial tidak sekedar memberikan suara di bilik suara, tapi juga harus merasa bertanggungjawab atas suara yang diberikan.

“Kesuksesan pemilu, bagi kami adalah menyangkut tinggi rendahnya partisipasi pemilih dalam pemilu,” ungkap Elias Keluli Making.

Akademisi dan juga Peniliti asal Lembata, Piter Pulang menjelaskan, riset yang dilakukan menjelang Pemilu 2019 di Lembata, menunjukan hanya 26% pemilih milenial.

Dari presentasi itu, kata Piter, sudah bisa menjelaskan bahwa hanya responden yang secara sadar saja yang memberikan hak suara, sementara sisanya merasa apatis.

“Mau jadi apa hasil pemilu, mereka merasa tidak bertanggungjawab. Ada semacam apatisme pemilih terhadap hasil pemilu. Merasa seolah-olah hasilnya nanti sama saja,” ungkap Piter Pulang.

Tiga pejabat penting partai politik yang hadir saat itu pun mengungkapkan bahwa mereka tidak hanya menjadikan pemilih milenial sebagai lumbung suara semata.

Namun, mereka mengakui bahwa partai politiknya memang belum maksimal menjalankan program pendidikan pemilih.

“Tapi, NasDem sudah bertekad untuk terus mendekatkan diri dengan kaum milenial,” Hironimus Bokilia, Bendahara Partai NasDem Lembata.

“Ini sebagai upaya menempatkan kaum milenial dalam proses pembangunan bangsa,” terang Broin Tolok, pengurus inti DPC PDI Perjuangan Lembata.

Sementara itu, Juprians Lamabelawa menuturkan bahwa kepengurusan PKN memang didominasi kaum milenial.

“Kalau pengurus saja dari kaum milenial, tentu ke depan PKN akan terus memperhatikan masa depan kaum milenial,” sebut Ketua Partai Kebangkitan Nusantara ini.

Diakui bahwa PKN sebagai partai baru masih harus mengikuti proses verifikasi faktual bulan Agustus mendatang. Dia meyakini partainya akan lolos verifikasi menjadi peserta Pemilu bulan Februari 2024 mendatang.

“Jika bosan dengan yang sudah lama, mari bersama PKN,” ajaknya.

Bincang Rabuan Cafe The AL yang dipandu Freddy Wahon itu, menghadirkan Ketua KPU Lembata, Elias Keluli Making, Ketua Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Lembata, Juprians Lamabelawa, Pengurus DPC PDI Perjuangan Lembata, Brion Tolok dan Bendahara Partai NasDem Lembata, Hironimus Bokilia. Hadir juga peneliti yang juga akademisi, Petrus Pulang.

LEMBATA, FLORESPEDIA.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lembata mencatatkan jumlah pemilih pemula untuk Pemilu di 2024 mendatang sebanyak 42.558 orang.

Secara keseluruhan jumlah pemilih per Januari 2022 di Lembata dilaporkan sebanyak 92.141 orang.

Dari jumlah tersebut, sekitar 46.2% adalah pemilih pemula atau pemilih milenial. Mereka ini yang bakal memberikan hak suara saat Pemilu.

Demikian dikatakan Ketua KPU Lembata Elias Keluli Making dalam diskusi bertajuk “Menyongsong Pemilu 2024, Pemilih Milenial yang Peduli, Cerdas dan Bertanggungjawab,” di Cafe The AL di bilangan Lamahora.

Saat ini KPU sedang melakukan sosialisasi kepada kaum milenial melalui sekolah-sekolah.

Sosialisasi yang diberi nama Program Satu Jam Bersama KPU di Sekolah ini pun sudah mulai dijalankan dibeberapa sekolah.

Sosialisasi ini bertujuan menjelaskan hal-hal kepemiluan kepada anak sekolah yang akan menjadi pemilih pemula di tahun 2024 nanti.

Pihak KPU mengharapkan kaum milenial tidak sekedar memberikan suara di bilik suara, tapi juga harus merasa bertanggungjawab atas suara yang diberikan.

“Kesuksesan pemilu, bagi kami adalah menyangkut tinggi rendahnya partisipasi pemilih dalam pemilu,” ungkap Elias Keluli Making.

Akademisi dan juga Peniliti asal Lembata, Piter Pulang menjelaskan, riset yang dilakukan menjelang Pemilu 2019 di Lembata, menunjukan hanya 26% pemilih milenial.

Dari presentasi itu, kata Piter, sudah bisa menjelaskan bahwa hanya responden yang secara sadar saja yang memberikan hak suara, sementara sisanya merasa apatis.

“Mau jadi apa hasil pemilu, mereka merasa tidak bertanggungjawab. Ada semacam apatisme pemilih terhadap hasil pemilu. Merasa seolah-olah hasilnya nanti sama saja,” ungkap Piter Pulang.

Tiga pejabat penting partai politik yang hadir saat itu pun mengungkapkan bahwa mereka tidak hanya menjadikan pemilih milenial sebagai lumbung suara semata.

Namun, mereka mengakui bahwa partai politiknya memang belum maksimal menjalankan program pendidikan pemilih.

“Tapi, NasDem sudah bertekad untuk terus mendekatkan diri dengan kaum milenial,” Hironimus Bokilia, Bendahara Partai NasDem Lembata.

“Ini sebagai upaya menempatkan kaum milenial dalam proses pembangunan bangsa,” terang Broin Tolok, pengurus inti DPC PDI Perjuangan Lembata.

Sementara itu, Juprians Lamabelawa menuturkan bahwa kepengurusan PKN memang didominasi kaum milenial.

“Kalau pengurus saja dari kaum milenial, tentu ke depan PKN akan terus memperhatikan masa depan kaum milenial,” sebut Ketua Partai Kebangkitan Nusantara ini.

Diakui bahwa PKN sebagai partai baru masih harus mengikuti proses verifikasi faktual bulan Agustus mendatang. Dia meyakini partainya akan lolos verifikasi menjadi peserta Pemilu bulan Februari 2024 mendatang.

“Jika bosan dengan yang sudah lama, mari bersama PKN,” ajaknya.

Bincang Rabuan Cafe The AL yang dipandu Freddy Wahon itu, menghadirkan Ketua KPU Lembata, Elias Keluli Making, Ketua Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Lembata, Juprians Lamabelawa, Pengurus DPC PDI Perjuangan Lembata, Brion Tolok dan Bendahara Partai NasDem Lembata, Hironimus Bokilia. Hadir juga peneliti yang juga akademisi, Petrus Pulang.

LEMBATA, FLORESPEDIA.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lembata mencatatkan jumlah pemilih pemula untuk Pemilu di 2024 mendatang sebanyak 42.558 orang.

Secara keseluruhan jumlah pemilih per Januari 2022 di Lembata dilaporkan sebanyak 92.141 orang.

Dari jumlah tersebut, sekitar 46.2% adalah pemilih pemula atau pemilih milenial. Mereka ini yang bakal memberikan hak suara saat Pemilu.

Demikian dikatakan Ketua KPU Lembata Elias Keluli Making dalam diskusi bertajuk “Menyongsong Pemilu 2024, Pemilih Milenial yang Peduli, Cerdas dan Bertanggungjawab,” di Cafe The AL di bilangan Lamahora.

Saat ini KPU sedang melakukan sosialisasi kepada kaum milenial melalui sekolah-sekolah.

Sosialisasi yang diberi nama Program Satu Jam Bersama KPU di Sekolah ini pun sudah mulai dijalankan dibeberapa sekolah.

Sosialisasi ini bertujuan menjelaskan hal-hal kepemiluan kepada anak sekolah yang akan menjadi pemilih pemula di tahun 2024 nanti.

Pihak KPU mengharapkan kaum milenial tidak sekedar memberikan suara di bilik suara, tapi juga harus merasa bertanggungjawab atas suara yang diberikan.

“Kesuksesan pemilu, bagi kami adalah menyangkut tinggi rendahnya partisipasi pemilih dalam pemilu,” ungkap Elias Keluli Making.

Akademisi dan juga Peniliti asal Lembata, Piter Pulang menjelaskan, riset yang dilakukan menjelang Pemilu 2019 di Lembata, menunjukan hanya 26% pemilih milenial.

Dari presentasi itu, kata Piter, sudah bisa menjelaskan bahwa hanya responden yang secara sadar saja yang memberikan hak suara, sementara sisanya merasa apatis.

“Mau jadi apa hasil pemilu, mereka merasa tidak bertanggungjawab. Ada semacam apatisme pemilih terhadap hasil pemilu. Merasa seolah-olah hasilnya nanti sama saja,” ungkap Piter Pulang.

Tiga pejabat penting partai politik yang hadir saat itu pun mengungkapkan bahwa mereka tidak hanya menjadikan pemilih milenial sebagai lumbung suara semata.

Namun, mereka mengakui bahwa partai politiknya memang belum maksimal menjalankan program pendidikan pemilih.

“Tapi, NasDem sudah bertekad untuk terus mendekatkan diri dengan kaum milenial,” Hironimus Bokilia, Bendahara Partai NasDem Lembata.

“Ini sebagai upaya menempatkan kaum milenial dalam proses pembangunan bangsa,” terang Broin Tolok, pengurus inti DPC PDI Perjuangan Lembata.

Sementara itu, Juprians Lamabelawa menuturkan bahwa kepengurusan PKN memang didominasi kaum milenial.

“Kalau pengurus saja dari kaum milenial, tentu ke depan PKN akan terus memperhatikan masa depan kaum milenial,” sebut Ketua Partai Kebangkitan Nusantara ini.

Diakui bahwa PKN sebagai partai baru masih harus mengikuti proses verifikasi faktual bulan Agustus mendatang. Dia meyakini partainya akan lolos verifikasi menjadi peserta Pemilu bulan Februari 2024 mendatang.

“Jika bosan dengan yang sudah lama, mari bersama PKN,” ajaknya.

Bincang Rabuan Cafe The AL yang dipandu Freddy Wahon itu, menghadirkan Ketua KPU Lembata, Elias Keluli Making, Ketua Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Lembata, Juprians Lamabelawa, Pengurus DPC PDI Perjuangan Lembata, Brion Tolok dan Bendahara Partai NasDem Lembata, Hironimus Bokilia. Hadir juga peneliti yang juga akademisi, Petrus Pulang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *