Seminari Kisol Kembangkan Pertanian Berbasis Teknologi

waktu baca 4 menit
Keterangan foto: Stefanus Gandi berbincang dengan salah seorang petani di BLK Seminari Kisol Manggarai Timur. Foto : Engkos Pahing.

BORONG – Bagi sebagian kalangan ketika menyebut Seminari Kisol mungkin berpikir bahwa Seminari itu hanyalah tempat untuk mencetak para Imam. Namun, faktanya tidak demikian. Seminari Pius XII Kisol tidak hanya mencetak siswa menjadi kaum intelektual tetapi juga memberikan pelatihan kerja baik bagi kaum seminaris juga bagi orang orang di luar Seminari.

Hal ini tentu dengan tujuan yakni, agar ketika para seminaris tamat sekolah dan tidak melanjutkan untuk menjadi seorang Imam, mereka bisa membuka usaha sendiri dengan kemampuan yang sudan dimiliki saat bersekolah di Seminari.

Demikian dijelaskan Romo Josi Erot selaku Kepala Balai Pelatihan Kerja (BLK) Seminari Kisol pada, Kamis (20/01)

Dikatakan, semenjak dari awal sesungguhnya misionaris awal sudah mempersiapkan keterampilan pelatihan kerja tersebut dengan mendirikan Ambak School.

“Seperti yang kita ketahui bahwa misionaris awal dulu sertakan juga dunia dunia keterampilan seperti perbengkelan, kayu, dan mesin. Kan sampai pada apa yang juga disebut sebagai Ambak school dulu yang ada di Ruteng dan Mukun,” ujarnya.

Namun dalam perkembangan jaman yang semakin moderen, lanjutnya, sekolah keterampilam melalui Ambak School tersebut berubah status dan masuk dalam sistem pendidikan moderen seperti SMK, STM dan sekolah sekolah keterampilan lainnya.

Ambak School sendiri semakin redup,termasuk Ambak School di Seminari Pius XII Kisol Setelah sekolah keterampilan tersebut berubah menjadi sistem pendidikan moderen.

Dijelaskan Romo Josi bahwa saat Ambak School masih eksis, para karyawan diwajibkan tinggal di asrama, meski tidak ada pendidikan formal. Tujuannya yakni agar para karyawan lebih fokus dan serius untuk diasah keterampilannya.

Selain itu, para karyawan juga diberikan pembinaan mental spiritual di asrama. Persis sekitar tahun 1990 an sistem pendidikan tersebut sudah mulai redup

Meski sudah redup, Seminari Kisol terus melestarikan keterempailan tersebut dengan tujuan mulia yakni berupaya supaya hal hal baik ini terus dilanjutkan dengan membentuk BLK yang dinamakan “perkumpul BLK komunitas Seminari Pius XII.

Nama perkumpulan ini sengaja digunakan karena menghimpun banyak orang.

“Kenapa perkumpulan , ya karena banyak orang. Mengapa pake Seminari Pius XII Kisol Karena brandnya kuat supaya ada daya saing ketat. Supaya hal hal baik juga diteruskan. Karena hal hal bak itu sudah dimulai oleh seminaris tahun 1950, dan hal baik tersebut juga agar bertumbuh dan bekembang dan menghasilkan buah. Buah yang baru itu buah di BLK ini,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa sesungguhnya BLK ini  bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dengan membuat bengkel BLK.

Bengkel BLK milik Seminari Kisol ini, lanjut Romo Josi mulai dibangun pada tahun 2018. Dan tahun 2019 mendapat bantuan dari kementerian Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi.

“Kurang lebih mulai tahun 2018 kita sudah mulai membangun infrastrukturnya dan sukur kepada Tuhan mulai tahun 2019 kita mendapat bantuan dari Kementeriam Ketenaga Kerjaan untuk bangunan untuk Las. Ini yang menjadi cikal bakal BLK ini. Kemudian kita berpikir bahwa kalau hanya satu jenis yakni hanya bengkel Las kurang cukup maka kita rambah juga peternakan, pertanian, dan budi daya ikan air tawar,” ujarnya.

BLK yang didirikan oleh Seminari Kisol sudah mengantongi perijinan dan SK Kemenkum.

“Kita mulai dengan perijinan. Dan terus sampai pada mempunyai SK Kemenkumham.  dan kita mulai pada bukan hanya las tetapi juga pertanian, peternakan, dan budidaya ikan air tawar. Untuk pelatihan BLK, untuk las sudah 4 angkatan. Satu kelas itu ada 13 orang. Dan kurang lebih sudah ada 60 an orang dilatih disini untuk pekerjaan las. Ada pesan penting pada pesta 60 tahun Seminari kisol itu adalah Menjadikan Seminari Kisol bermanfaat untuk masyarakat banyak dan orang orang disekitar,” ujarnya.

Menariknya, BLK ini sudah bekerja sama dengan Pemerintah Manggarai Timur untuk kebutuhan furniture baik itu untuk perkantoran juga rumah pribadi.

Sampai sejauh ini, BLK ini sudah menerima banyak pesanan untuk kebutuhan perkantoran dan rumah pribadi.

“Harapan kita bahwa para alumni ini bisa hidu mandiri. Karena kita punya motto itu “orang muda yang mandiri, terampil dan bermartabat. Mengapa terampil? Kita lati disini skill. Skill yang bukan berlatih pada orang tetapi menjadikan orang menciptakan lapangan kerja. Dengan menciptakan lapangan kerja Dia menjadi tenaga kerja yang bermartabat. Ya Mungkin dalam cerita kita sekarang itu wira usaha. Dan wira usaha itu ada di sini berbagai macam wira usaha. Kita terus mau berkembang perlu peran dari banyak pihak,” ujarnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *