Wabup Sikka Enggan Hadiri Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Ini Alasannya

waktu baca 3 menit
Keterangan foto: Wakil bupati Sikka Romanus Woga saat ditemui di ruangannya, Selasa (11/1) pagi.
Foto: Mario WP Sina.

MAUMERE-Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo, S.Sos, M.Si pada Selasa (11/1) pagi, kembali melantik Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkup Pemkab Sikka.

Para pejabat yang dilantik dan disumpah yakni:
1.Y.H.Vandiron Sales.S.Sos, M.I.Kom, sebagai Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Sikka

2.Verdinando Lepe, S.Sos, sebagai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sikka

3.Yohanes B.Laba, S.T, sebagai Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Sikka.

Pantauan media ini, acara pelantikan 3 pejabat pimpinan tinggi pratama yang berlangsung di SCC, hanya dihadiri oleh Setda Sikka, para Asisten lingkup Setda Sikka serta para Kepala OPD.

Sementara itu, Wakil bupati Sikka Romanus Woga tampak tidak menghadiri acara pelantikan tersebut.

Ditemui terpisah di ruang kerjanya, Wakil bupati Sikka Romanus Woga mengungkapkan, dirinya enggan menghadiri acara pelantikan pejabat pimpinan tinggi pratama yang berlangsung hari ini.

Alasan ia enggan menghadiri pelantikan karena dirinya tidak dimintai pertimbangan atau tidak dilibatkan dalam penempatan pejabat pimpinan tinggi pratama tersebut.

“Ya karena saya tidak pernah dikonsultasi kan tentang jabatan ini, jadi saya memang tidak bisa hadir. Kecuali saya dikonsultasi oleh BKD atau oleh pa bupati, bagaimana dengan orang-orang ini?,” ungkap Wabup Romanus Woga.

Ia menegaskan, dirinya tidak diminta pertimbangan atau pendapat atau saran atau apa saja dalam rangkaian dengan penempatan pejabat pimpinan tinggi pratama tersebut.

“Kalau saya memberi saran saya pasti hadir. Ini saya tidak terlibat, jadi saya tidak hadir pelantikan,” kata Wabup Romanus Woga.

Ditanya terkait mekanisme pelibatan dalam penempatan pejabat pimpinan tinggi pratama, kata Wabup Romanus, secara teori sama-sama berunding untuk penempatan tetapi dalam praktiknya tidaklah demikian.

“Kadang-kadang terlibat, kadang-kadang tidak, jadi seperti itu. Sehingga saya merasa saya tidak punya kepentingan untuk hadir. Karena saya sendiri tidak tahu. Kecuali diajak untuk merundingkan. Gimana dengan orang-orang ini, gimana dengan jabatannya?” ungkap Wabup Romanus Woga.

Ia juga menyampaikan, kalau dirinya terlibat, maka ia akan mengusulkan kalau di BPBD sebaiknya orang yang pernah bertugas disana.

“Sehingga bisa ada pengalaman kan. Tapi kalau menurut pertimbangan BKD dan pa bupati baik ya baik,” ungkapnya.

Terhadap 3 pejabat pimpinan tinggi pratama, Wabup Romanus Woga berpesan untuk bekerja secara baik sesuai dengan tupoksi.

“Kerja baik-baik. Kadis PKO perhatikan pendidikan di kabupaten ini mulai dari PAUD sampai SMP. Lalu Pol PP tenaga begitu banyak harus diatur manajemen dan prosedurnya. Kalau BPBD kan sekarang musim bencana jadi dia harus siap. Sebagai pemimpin harus ingat yang dipimpin,” ungkap Wabup Romanus.

Ia juga menyampaikan, kalau dirinya yang melantik, ia biasanya berpesan dalam ungkapan “ketika anda menjadi memimpin, anda kehilangan hak berpikir tentang diri anda, yang anda pikirkan adalah orang yang anda pimpin. Kalau seorang pempimpin berpikir kepada dirinya itu bisa terjadi korupsi karena selalu merasa kekurangan,” ungkap Wabup Romanus Woga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *