Kisah Penjual Jagung Rebus di Tepi Jalan Trans Flores, Tetap Bertahan di Tengah Pandemi

waktu baca 3 menit
Keterangan Foto : Seorang warga Waigete yang menjajakan jagung muda yang mentah dan sudah direbus di pinggir Jalan Negara di Waigete, Sabtu (11/12) siang.

MAUMERE – Di masa pandemi Covid 19 yang semakin sulit, selain membatasi ruang gerak, juga membuat masyarakat semakin kreatif dalam memanfaatkan peluang dan potensi yang dimiliki untuk bertahan hidup.

Seperti halnya sebuah geliat ekonomi baru di pinggir jalan negara Maumere Larantuka, persisnya di Waigete, Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka, sebanyak 10 lapak sederhana yang menjajakan jagung manis dan pulut manis rebus setiap hari.

Selain jagung manis dan pulut manis rebus, juga ibu-ibu menjajakan jagung manis dan pulut mentah serta aneka buah seperti, pisang, pepaya, mangga, nenas dan jambu air.

Maria Nona (50) warga Desa Egon, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka kepada media ini Sabtu (11/12) mengaku sudah dua tahun, setiap hari menjajakan jagung rebus di pinggir jalan.

“Jagung kami tanam sendiri. Kadang beli juga ke tetangga lalu kami rebus dan jual di pinggir jalan. Kalau musim mangga atau nenas juga kami jual,” kata Maria

Wanita paruh baya itu menjelaskan awalnya meminjam di koperasi untuk modal awal. Seperti pembelian dandang untuk rebus jagung dan biaya pembuatan lapak sederhana dan bale-bale untuk duduk.

“Kami ambil harian (koperasi harian) untuk modal awal. Beli dandang untuk rebus jagung dan bangun lapak tempat jualan. Dari hasil jualan kami cicil setiap hari,” kata Maria.

Maria menambahkan untuk jagung manis atau pulut manis sebanyak 6 atau 7 buah seharga Rp 20 ribu. Sedangkan jagung masih mentah yang ukuran besar dijual 6 buah Rp 20 ribu, sedangkan yang ukuran kecil 7 sampai 8 buah Rp 20 ribu.

Hal senada dikatakan Nona Vero (36) selain menjual jagung juga menjual mangga, nenas, pisang, pepaya, kelapa muda dan jambu air. Kadang lanjut Vero juga menjual telur ayam kampung dan jeruk nipis.

“Pada umumnya kami jual jagung rebus dan jagung mentah. Apa saja yang di kebun kalau sudah masak kami jual, seperti pisang, nenas, mangga, jeruk nipis,” kata Vero.

Menurut Vero, setiap pagi membuat api dan langsung rebus jagung di lapak yang terletak di pinggir jalan. Nantinya jagung rebus di taruh dalam toples sambil menunggu pembeli.

Selain itu, juga membuat sambal yang diracik dengan bawang, kemangi dan jeruk. Dimana banyak pembeli jagung rebus yang langsung makan dengan sambal di tempat jualan.

“Kami buat dengan sambal kemangi, karena banyak yang beli jagung rebus dan makan di tempat,” kata Vero.

Tidak jauh dari lapak yang menjajakan jagung rebus itu, terdapat sejumlah lapak di sebelah bawah jalan negara persis di depan Pasar Waigete yang menjual aneka sayuran dan buah.

Selain itu di lapak tersebut menjual ubi ubian seperti singkong dan keladi. Pisang, serta aneka bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, cabe dan kentang.

Kontributor Athy Meaq.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *