Warga Nenbura Heran Hanya Droping Material Tapi Jembatan Ambruk Tak Kunjung Diperbaiki

waktu baca 4 menit
Keterangan foto: Warga berdiri di lokasi Jembatan Kali Wojat yang masih dibiarkan rusak. Jembatan ini ambruk akibat banjir pada 3 Desember 2020 lalu.
Foto: Mario WP Sina.

MAUMERE-Jembatan Kali Wojat yang ambruk sejak 3 Desember 2020 lalu akibat terjangan banjir, masih dibiarkan dalam keadaan rusak setahun lebih.

Kondisi rusaknya jembatan yang berada di ruas jalan kabupaten Bola-Hale ini mengakibatkan akses transportasi yang menghubungkan Kecamatan Doreng dan Kecamatan Mapitara terhambat.

Pantauan media ini Sabtu (4/12) siang, tampak warga yang mengenderai sepeda motor terpaksa melewati jembatan darurat yang dibangun di atas lahan salah seorang warga Kampung Doreng.

Jembatan darurat ini hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua. Sedangkan kendaraan roda empat melewati jalan desa yang berada di pesisir Pantai Doreng.

Yohana Muku warga Kampung Doreng yang rumahnya berdekatan dengan Jembatan Kali Wojat yang ambruk, mengatakan usai jembatan ambruk, ada petugas yang dagang survey, tidak lama kemudian material batu dan pasir serta kayu usuk sudah didroping ke lokasi.

“Kami tanya ke mereka disampaikan kalau batu dan pasir ini mau dipake kerja jembatan. Mereka juga bawa dengan tukang dan peralatan kerja. Pondok dari pelupu juga sudah dibangun. Tapi setelah itu tidak ada pekerjaan lanjutan,” ungkap Yohana Muku.

Pihaknya kemudian merelakan tanah di kebunnya untuk dibangun jembatan darutat agar kendaraan roda dua bisa lewat.

“Kami tunggu perbaiki jembatan tidak ada kelanjutan. Kami buat jembatan darurar dari papan kelapa dan kayu sisa biar motor bisa lewat,” ungkap Yohana Muku.

Dirinya juga merasa heran karena sudah ada pendropingan material namun pekerjaan jembatan tidak dilanjutkan kontraktor.

Sementara itu Tokoh Pemuda Desa Nenbura, Mus Mulyadi membenarkan bahwa di lokasi jembatan ambruk sudah dilakukan pekerjaan awal oleh kontraktor berupa pendropingan material dan pembangunan pondok untuk tempat tinggal para tukang.

Para tukang dibantu beberapa warga kemudian melakukan pembongkaran badan jembatan yang ambruk. Setelah dibongkar, tidak ada pekerjaan lanjutan sampai sekarang.

Keterangan foto: Pengendara motor melewati jembatan darurat yang dibangun warga tidak jauh dari jembatan utama yang ambruk. Foto: Mario WP Sina.

“Setelah bongkar badan jembatan ambruk, tidak ada pekerjaan lanjutan lagi. Mereka pulang dan hilang sampai sekarang,” ungkap Mus Mulyadi.

Lanjutnya, jika terus dibiarkan, akses ke Mapitara akan terhambat total karena dalam waktu dekat jalan rabat yang jadi satu-satunya akses menuju Kecamatan Mapitara, akan dilakukan pekerjaan lanjutan rabat jalan.

Oleh karena itu, dirinya meminta Pemkab Sikka untuk bisa kembali membangun Jembatan Kali Wojat sehingga akses transportasi bagi warga yang sudah dibiarkan terhambat setahun lebih kembali normal.

Harapan masyarakat disini ya segera dikerjakan supaya tidak ada hambatan bagi warga Doreng dan Mapitara. Kalaupun jalur jalan bawah ditutup, jalan yang di sebelah atas bisa dilewati,” ungkap Mus Mulyadi.

Terpisah Kepala Desa Nenbura, Petrus Petu mengatakan Jembatan Kali Wojat ambruk pada 3 Desember 2020. Pada 4 Desember, pihak BPBD Sikka dan Dinas PU memanggil dirinya untuk menjelaskan penyebab ambruknya jembatan.

Lanjutnya, 2 minggu kemudian pihak BPBD Sikka datang melakukan pemeriksaan dan menginformasikan kepada warga di sekitar itu bahwa tidak lama lagi mereka akan datang dengan tim dan melakukan pemeriksaan detail untuk dibuat Rencana Anggaran dan Biaya untuk direncanakan perbaikan.

Berselang beberapa waktu kemudian, tim dari kabupaten hadir untuk mengambil gambar, mengukur volume jembatan. Kemudian mereka pulang untuk membuat desainnya.

Tidak lama kemudian, datanglah salah satu kontraktor di Maumere hadir disini dan mulai melakukan kegiatan pekerjaan awal. Mereka mulai dengan membersihkan puing-puing jembatan yang ambruk itu dan mendatangkan material berupa pasir dan batu.

“Untuk membersihkan jembatan yang ambruk, kontraktor itu dibantu warga Dusun Doreng sejumlah 6 orang. Pembersihan lokasi berlangsung 2 minggu,” ungkap Kades Nenbura.

Dikatakan Petrus Petu, dirinya kemudian tidak mengetahui lanjutan pekerjaan karena hanya sebatas pembersihan lokasi.

“Saya sendiri tidak paham pekerjaan lanjutaannya karena sampai hari ini tidak jalan sesuai harapan masyarakat dan jembatan sampai dengan hari ini belum diperbaiki,” ungkap Kades Petrus Petu.

Dirinya tidak mengetahui alasan kenapa pekerjaan perbaikan jembatan tidak dilanjutkan dan kontraktor mengambil kembali material yang sudah didroping ke lokasi jembatan.

Dirinya berharap jembatan yang ambruk ini bisa dibangun kembali dalam waktu dekat karena akses vital bagi warga.

Selain itu, jalan desa yang selama ini dilalui kendaraan menuju Kecamatan Mapitara akan ditutup 2 bulan lamanya karena Pemdes Nenbura akan melakukan pekerjaan lanjutan rabat jalan di ruas jalan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *