Kualitas Proyek Lapen di Manggarai Buruk, Ketua DPRD: Harus Kerja Ulang

waktu baca 3 menit
Keterangan foto: Jalan lapen di Desa Compang Ndehes yang sudah mengalami kerusakan. Foto: istimewa.

RUTENG-Kualitas proyek lapisan penetrasi (Lapen) di Kecamatan Wae Rii, Kabupaten Manggarai tampak buruk, diduga dikerjakan asal-asalan oleh kontraktor.

Pengerjaan proyek di ruas jalan Bengkang-Ndehes, Desa Compang Ndehes, Kecamatan Wae Rii itu diprotes oleh warga setempat, juga ketua DPRD Manggarai.

Meski baru selesai dikerjakan satu minggu lalu, sebagaimana juga hasil pantauan media ini di lokasi, sebagian besar kini kondisinya mulai rusak.

Ketika mendatangi lokasi pada Rabu 17 November 2021, tampak tidak ada lagi aktivitas pada proyek tersebut.

Seorang sumber yang adalah warga Desa Compang Ndehes mengatakan, para pekerja sudah tidak beraktivitas sejak tanggal 10 November 2021.

“Semua peralatan juga sudah tidak ada di sini sejak saat itu,” kata Yohanes warga asal Desa Compang Ndehes kepada media ini, Rabu (17/11).

Pantauan media ini, permukaan Lapen memang tampak tidak rata dan terdapat beberapa agregat pokok maupun pengunci yang masih muncul di permukaan, yang tampak tidak digilas.

Kuat dugaan, ruas jalan tersebut tidak seluruhnya dihampar agregat pengunci.

Batu fundasi di bagian pinggir juga terlihat seperti tidak digilas alat berat, bahkan mudah terlepas jika didorong dengan kaki.

Ada beberapa bagian yang agregat penutupnya menggunakan pasir kali maupun pasir cadas dengan butiran besar, tidak dalam bentuk bubuk batu hasil olahan atau split.

Ketua DPRD: Harus Kerjakan Ulang

Matias Masir ketua DPRD Manggarai dari Fraksi PAN yang sudah meninjau lokasi itu pasca mendapat pengaduan dari masyarakat, meminta agar proyek yang ditangani oleh CV Wae Dalit Indah itu dikerjakan ulang.

Ia mengaku mendatangi lokasi pertama kali saat mulai pekerjaan pada 11 September lalu bersama dengan orang dari Dinas PUPR Kabupaten Manggarai.

“Pada saat itu pekerjaan baru mulai, baru awal siram aspal,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan setelah selesai kerja, dirinya mendapat laporan dari masyarakat terkait kerusakan proyek tersebut, sehingga pada 17 Nopember 2021 dirinya kembali memantau proyek tersebut.

“Setelah saya turun, ternyata memang ditemukan beberapa keganjilan yang menurut pengamatan saya pengerjaannya dilakukan asal-asalan,” ungkap Matias.

Ia menjelaskan, temuannya menunjukkan permukaan Lapen tidak rata, bahkan terdapat batu berukuran besar di bagian pinggir jalan yang berada di atas permukaan.

Kuat dugaan, lanjut Matias, jenis peralatan yang digunakan tidak sesuai SNI yaitu jenis vibro compactor.

Oleh karena itu pekerjaan lapen bengkang-ndehes Kecamatan Wae rii itu yang baru selesai dikerjakan satu minggu lalu itu harus kerja ulang.

“Padahal sejak awal sewaktu saya pantau pekerjaan pada dua bulan lalu, saya sudah sarankan kepada kontraktor pelaksana bersama konsultan agar sama-sama untuk menjaga mutu pekerjaan mulai dari penggilasan sampai pada aspalnya harus betul-betul matang sampai cair. Setelah saya cek langsung tadi di lapangan ternyata aspalnya hancur berantakan,” lanjut Matias.

Karena persoalan tersebut, ia berharap kepada dinas terkait agar perintahkan kontraktor pelaksananya untuk kerja ulang dan dibatalkan untuk PHO.

“Untuk itu saya mohon kepada dinas terkait agar perintahkan kontraktornya untuk kerja ulang, dan mohon di batalkan untuk PHO,” ujarnya.

Menanggapi masalah ini, Reynold Gurung, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Manggarai menjelaskan bahwa terkait persoalan tersebut pihaknya belum tau karena belum turun ke lokasi proyek.

“Besok kita turun untuk mengecek dulu, kalaupun benar ada kerusakan maka wajib kontraktor pelaksanannya kerjakan ulang,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *