Tak Ada Lampu Jalan, Kota Reinha Larantuka Bak Kota Mati di Malam Hari

waktu baca 2 menit

LARANTUKA, florespedia.id – Larantuka, kabupaten Flores Timur merupakan salah satu kota wisata religius yang mendunia dengan tradisi Semana Santa. Secara historis-religius, kota di ujung pulau Flores ini dijuluki kota Reinha.

Kota tua dengan wilayah kecil yang terletak di kaki Ile Mandiri itu, telah menyerahkan seluruh kehidupannya kepada perlindungan Bunda Maria. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pun berencana mengusulkan Larantuka menjadi kota suci bagi umat Katolik di Indonesia.

Di balik ketenarannya sebagai kerajaan Katolik pertama di negeri ini, rupanya Kota Larantuka belum ditata secara baik. Hal ini boleh terlihat saat malam hari. Dari gereja Katedral hingga kelurahan Weri, tak ada satupun lampu jalan yang menyala.

Meski ada lampu yang terpasang lengkap dengan tiangnya, namun semuanya tak berfungsi, membuat kota ini gelap bak kota mati.

Plt. Kadis Perhubungan Flores Timur, Sayman Peten Sili mengaku dalam dua bulan terakhir, pihaknya sudah berupaya memperbaiki 32 titik lampu jalan dari arah rumah jabatan bupati hingga kelurahan Sam Domingo.

“Sebelumnya jadi kewenangan badan keuangan dan biro umum, tapi sekarang sudah jadi kewenangan dishub. Lampu penerangan jalan umum merupakan alat kelengkapan jalan yang statusnya sama dengan marka jalan, papan nama jalan dan lainnya,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (10/11).

“Dalam kota memang selama ini semuanya gelap. Tapi sekarang dari rujab sampai Sam Domingo sudah menyala. Kita berharap, tahun 2022 di dalam kota sudah menyala semua,” sambungnya.

Ia mengaku selain di dalam kota, lampu jalan di beberapa wilayah kecamatan juga saat ini tidak berfungsi. Hal itu disebabkan bencana seroja yang menerjang wilayah Flotim 4 April lalu.

“Di desa juga ada tapi kemarin banyak yang rusak karena badai seroja. Saya sudah turun melihat langsung, ada yang bisa nyala kita nyalakan, yang belum kita tunggu di tahun 2022. Semua perencanaan bermuara pada alokasi keuangan,” katanya.

Ia menambahkan, jenis lampu jalan yang dipasang merupakan daya PLN, bukan tenaga surya.

“Kita ngebeng ke tiang PLN, jadi bukan pasang tiang baru. Persoalannya pada aspek pemeliharaan, bukan membangun baru. Untuk lampu jalan area Katedral-Weri, tim kita akan turun melakukan pemeliharaan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *