Mengenal Sosok Suster Eusthocia Monika Nata, SSPs, Pejuang Kemanusiaan dari Nggela, Ende

waktu baca 3 menit

MAUMERE, florespedia.id – Senin, 8 November 2021 merupakan hari terakhir perjalanan hidup membiara sekaligus perjalanan terakhir perjuangan kemanusiaan Suster Eusthocia Monika Nata, SSPs.

Namun, perjuangan kemanusiaan Suster Estho tidak akan pernah mati.

“Saya akan mati, tetapi karya yang sudah dimulai oleh SSpS dan SVD ini tidak boleh mati,” kata mendiang Suster Eustochia, SSpS saat masih berkarya di dunia.

Sekitar pukul 02.00 WITA, Senin (8/11) dini hari, Suster Eusthocia Monika Nata, SSPs, di larikan ke Rumah Sakit Santo Gabriel Kewapante dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Santo Gabriel Kewapante.

Suster Eusthocia Monika Nata, SSPs, lahir di Ende, 26 Desember 1943. Ayahnya bernama Antonius Rete (Alm) dan Ibunya bernama Maria Wee (Alm).

Pada tanggal 8 Juli 2014 lalu, Koordinator Divisi Perempuan TRUK F ini merayakan pesta emas hidup membiara.

Sejarah perjuangan Suster Estho, sapaan akrab Suster Eusthocia Monika Nata, SSPs bersama Tim Relawan untuk Kemanusiaan (TRUK) F sangat panjang. Dikutip dari penakatolik.com, pada tahun 1997, dirinya bersama beberapa rekan-rekannya membentuk kelompok ibu-ibu di Paroki Boganatar, Keuskupan Maumere, untuk memberikan pelatihan menjahit, memasak, dan menyulam.

Dari kelompok inilah, Suster Eusthocia banyak mendengar tentang pengamalan hidup ibu rumah tangga. Ibu-ibu banyak bercerita kepada Suster Eusthocia tentang kekerasan dalam rumah tangga yang mereka alami.

Dari situlah hatinya tergerak untuk memberikan perhatian dan membela kaum perempuan yang tertindas. Namun, karena pada saat itu masih dalam tahap penjajakan, maka TRUK F baru terbentuk secara resmi pada tahun 1999 yang ditandai dengan pembentukan divisi perempuan, pendidikan, dan advokasi bersama Pater Ansel Dore Dae, SVD, Pater Philipus Tule, SVD dan Alex Longginus.

TRUK F sebagai lembaga independen yang bergerak di bidang kemanusiaan, tidak berada di bawah otoritas lembaga keagamaan atau pemerintahan.

Pengalaman menarik berikutnya yang menjadi spirit Suster Eusthocia yaitu ketika memenuhi permintaan Uskup Belo (Uskup Dili, Timor-Timur) waktu itu untuk membantu ibu-ibu pengungsi Timor-Timur yang diperlakukan dengan tidak bermoral. Para ibu-ibu pengungsi Timor-Timur saat itu dipaksa oleh para suami mereka untuk menjual diri dengan alasan ekonomi.

“Saat itu, saya rasakan getaran hati nurani seorang ibu yang tidak berdaya di hadapan suaminya, orang yang diharapkan menjadi pelindung dan pencari nafkah dalam keluarga menjadi begitu kejam, menjual istrinya sendiri,” ungkap Suster Eusthocia kepada penakatolik.com, 7 November 2014 silam.

Pengalaman lain yang semakin menguatkan spirit Suster Eusthocia Monika Nata, SSPs adalah ketika mendampingi korban kekerasan seksual terhadap anak berusia 4 tahun yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri.

“Dua pengalaman ini menggugah hati saya untuk berjuang terus menyuarakan suara kaum lemah lewat TRUK F,” ujar Suster Estho.

Dalam beberapa tahun terakhir, Suster Eustochia, SSpS dan kru TRUK-F gencar melakukan upaya pencegahan kasus kekerasan terhadap perempuan dengan melakukan kampanye visual Videotron dengan isi kampanye seputar “Gerak Bersama: Jangan Tunda lagi, Sahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual” Dengan hastag yang digunakan untuk mendukung pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual adalah:#GerakBersama, #JanganTundaLagi, #SahkanRUUPKS.

Perjuangan terakhir Sang Pahlawan Kemanusiaan itu adalah bersama para pegiat kemanusiaan selama dua hari itu mendatangi Mapolres Sikka, Kejari Sikka, Kantor Bupati Sikka dan Kantor DPRD Sikka, menyuarakan keadilan dan hak-hak hukum 17 perempuan dan anak di bawah umur yang diduga menjadi korban eksploitasi pada 4 pub di Kota Maumere yang belum tuntas penanganannya oleh aparat penegak hukum.

Selamat Jalan Pejuang Kemanusiaan !!!

Selamat Jalan Ibu dari Kaum Tertindas !!!

Rest in Peace !!!

Pimpinan dan Segenap Crew florespedia.id mengucapkan:

TURUT BERDUKA CITA YANG MENDALAM”

SELAMAT JALAN SUSTER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *