Tersebar Hoaks Ada Aksi Pengadangan dan Pelemparan Pasca Kasus Dugaan Pembunuhan di Bolawolon, Pemdes Tana Duen: Itu Tidak Benar
MAUMERE – Pasca terjadinya kasus dugaan pembunuhan yang terjadi di Dusun Bolawolon, Desa Tana Duen, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Sabtu (23/10) dini hari yang mengakibatkan seorang pemuda berinisial MSR (19) tahun meninggal dunia, informasi hoaks bahwa akan ada aksi balas dendam dan pertikaian lanjutan antara kedua belah pihak ramai beredar di media sosial.
Informasi yang disebarkan oleh beberapa akun fiktif itu pun membuat sejumlah warga Kabupaten Sikka yang hendak melintas di ruas jalan trans Flores jurusan Maumere-Larantuka tetapnya di Dusun Bolawolon yang letaknya berada di ruas jalan negara itu pun menjadi ketakutan.
Bukan hanya para pengguna jalan, warga Desa Tana Duen pun ikut resah akibat informasi hoaks yang beredar tersebut.
Menanggapi hal itu, Pemerintah Desa Tana Duen melalui Pj. Kepala Desa Tana Duen, Maria Bispanti melakukan klarifikasi melalui media ini, Kamis (4/11) sore di Kantor Desa Tana Duen, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka.
Dalam penjelasannya, Maria Bispanti mengatakan, beberapa isu yang tersebar baik di media sosial maupun di masyarakat bahwa jika melintas di ruas jalan trans Flores tepatnya di Dusun Bolawolon, akan terjadi pengadangan dan pelemparan.
“Ada juga pernyataan di media sosial itu bahwa hutang nyawa dibayar nyawa, isu ini sepertinya kami orang Tana Duen masih ada dendam dengan kasus itu tapi sebenarnya tidak seperti itu, maka kami mau meluruskan informasi hoaks itu dan mau menyampaikan ke seluruh masyarakat Kabupaten Sikka bahwa, kami di Tana Duen tidak terjadi seperti itu,” ujarnya.
Selain itu, dirinya juga menyampaikan bahwa akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat guna mengatasi informasi-informasi hoaks baik di media sosial yang disebarkan oleh pemilik akun Facebook fiktif dan di tengah masyarakat.
“Karena di media sosial ini kan banyak akun-akun palsu yang menyatakan bahwa akan terjadi pembalasan dan segala macam, jadi itu yang kami tidak mau, sesungguhnya kami di Tana Duen dengan pihak sebelah tidak ada persoalan apa-apa, kami juga mau meredam agar jangan sampai ada masalah-masalah lain, dan kami akan meminta bantuan pihak kepolisian untuk mencari tahu keberadaan akun-akun palsu ini,” tandasnya lagi.
Maria Bispanti juga mengaku bahwa saat ini, pemerintah Desa Tana Duen tengah melakukan sosialisasi tentang Kamtibmas di setiap dusun yang ada di desa tersebut khususnya kepada para remaja.
Selain itu, dirinya juga menyampaikan akan memberlakukan jam malam di wilayah Desa Tana Duen.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Desa Tana Duen, Antonius Ledang, menambahkan bahwa berdasarkan informasi hoaks yang tersebar baik di media sosial maupun di tengah masyarakat terkait kasus dugaan pembunuhan yang terjadi di Bolawolon itu seolah-olah ada pernyataan perang antara kedua belah pihak.
“Informasi itu tidak benar, banyak orang Tana Duen yang keluarga orang dari sana, begitu pun sebaliknya, sehingga pernyataan-pernyataan itu hanya bersifat provokasi, itu yang kita tidak mau itu terjadi,” ungkap Anton yang juga merupakan Kepala Seksi Pemerintahan Desa Tana Duen ini.
Senada dengan Pj. Kepala Desa Tana Duen, Antonius juga berharap pihak kepolisian agar mengambil tindakan terhadap oknum-oknum pemilik akun Facebook fiktif yang menyebarkan informasi hoaks tersebut.
“Dengan kesempatan ini, kami berharap teman-teman media bisa membantu kami orang Tana Duen dan membantu teman-teman dari wilayah timur, agar bisa menyampaikan berita yang benar, terkait dengan akun-akun palsu atau apa yang di Facebook itu saya pikir itu ulah orang yang tidak bertanggung jawab. Kami juga akan bekerja sama dengan pihak kepolisian agar mengungkap siapa saja yang membawa berita atau membuat pernyataan yang terkesan provokatif dan SARA, itu kami tidak mau, bahwa ini bukan permusuhan antar suku, atau antar geng, atau antar wilayah, tetapi ini murni persoalan hukum saat ini sudah ditangani pihak kepolisian,” tegasnya.
Kontributor : Albert Aquinaldo