Gubernur NTT Dukung Jurnalis di NTT Lakukan Investigasi Kasus TPPO

waktu baca 3 menit

KUPANG, florespedia.id – Gubernur NTT, Viktor B. Laiskodat mendukung penuh keterlibatan para jurnalis di NTT untuk melakukan investigasi memberikan input dan desain dalam rangka upaya memberantas kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di wilayah Nusa Tenggara Timur.

Hal ini dilakukan mengingat banyaknya korban kasus perdagangan manusia di Nusa Tenggara Timur.

Hal itu diungkapkan Gubernur NTT,Viktor B Laiskodat saat memberikan sambutan pada kegiatan seminar Pelatihan Media dan Pembentukan Jejaring Jurnalis yang diselenggarakan oleh VIVAT Internasional-Indonesia & Migran Care, Tempo Institute and Mensen Met een Missie  yang diikuti oleh puluhan jurnalis dari berbagai media massa, Online, televisi dan radio ini berlangsung di Aston Hotel Kupang dari tanggal 4 – 8 November 2021.

Pada kesempatan itu, Viktor Laiskodat mengatakan masalah kemiskinan memberi andil dalam kasus human trafficking, karenanya kemiskinan mesti ditangani. Untuk menangani masalah kemiskinan di Indonesia dan NTT.

Pemerintah pusat dan Pemprov NTT terus berupaya mendesain beragam program untuk memberantas aksi perdagangan manusia.

“Harus di desain pembangunan tingkat desa, APBD Kabupaten/Kota, Provinsi, melalui dana desa dan berbagai sumber anggaran, total Rp 43 triliun sedang di desain fokus ke program dalam rangka pemberdayaan masyarakat,” kata Laiskodat.

Selain itu , pemerintah pusat juga telah membuat kebijakan bagaimana menangani orang miskin. Seperti pemberian bansos, PKH tunai.

Viktor B. Laiskodat menyebutkan, ada 7 provinsi yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem dan sedang ditangani yakni Jabar, Jateng, Jatim, Papua, Papua Barat, Maluku, NTT dan provinsi ini menjadi contoh penanganan untuk menangani kemiskinan ekstrem di Indonesia.

“Khusus di NTT ada 5 kabupaten yakni Rote Ndao, Manggarai Timur,  Sumba Timur, Sumba Tengah dan TTS,” sebut Viktor B. Laiskodat.

Dalam penanganan kemiskinan di NTT, kata Laiskodat Pemprov NTT mempunyai strategi yakni melalui peningkatan sektor pertanian dan peternakan.

Laiskodat dalam sambutannya juga memberi apresiasi terhadap misi Vivat dan Zero human trafficking yang ingin menghapus kasus TPPO di NTT dan pihaknya  memberi dukungan sesuai dengan kewenangannya.

Di hadapan peserta Pelatihan Media dan Pembentukan Jejaring Jurnalis, Laiskodat menegaskan, TPPO di NTT meningkat setiap tahun karena faktor kemiskinan karena  itu harus ada terobosan program pembangunan dengan melibatkan semua stakeholder termasuk para jurnalis di NTT.

Sementara itu, Direktur  VIVAT Internasional sekaligus ketua panitia, Sr. Genoveva Amaral, SSpS mengatakan, dalam menangani kasus perdagangan orang, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya bersama pemerintah, LSM dan lembaga agama.

Pihaknya menaruh harapan kepada para jurnalis di NTT untuk bersama-sama memikirkan solusi dan kemampuan narasi senjata sosialisasi untuk pencegahan dan penghapusan kasus TPPO.

Koordinator Zero human Trafficking, Pater Agus Duka, SVD, berpesan kepada para jurnalis yang menjadi peserta seminar dan pelatihan media dan pembentukan jejaring jurnalis agar  mengikuti kegiatan dengan baik yang akhirnya bisa menghasilkan pemberitaan  yang benar dan juga berpihak kepada korban TPPO.

“Buatlah berita yang benar dan berpihak pada korban human trafficking,” kata Pater Agus Duka

Kontributor : Athy Meaq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *