8 Tenaga Kesehatan dari Flores akan Bekerja di Rumah Sakit Tokyo, Jepang

waktu baca 3 menit

MAUMERE, florespedia.id – Sebanyak delapan orang tenaga kesehatan dari berbagai daerah di Pulau Flores yang merupakan lulusan Akademi Keperawatan (Akper) Santa Elisabeth Lela, akan dikirim ke Jepang guna bekerja di rumah sakit di wilayah Tokyo, Jepang.

Pengiriman delapan tenaga kesehatan itu merupakan program pengiriman tenaga kerja terampil ke Jepang yang di laksanakan oleh Lembaga Pelatihan dan Keterampilan (LPK) Musubu.

LPK Musubu sendiri merupakan organisasi resmi yang diterima oleh pemerintahan Jepang untuk masuk ke dalam OTIT atau organisasi yang menerima tenaga kerja asing.

LPK Musubu Perwakilan wilayah NTT, Yofani Francis Yuki, kepada media ini menjelaskan bahwa karena sudah terdaftar di OTIT maka LPK Musubu diperbolehkan untuk mengirim tenaga kerja terdidik ke Jepang.

“Jadi, adik-adik ini adalah perawat yang akan bekerja di rumah sakit di Jepang. Kontrak mereka ada 3 tahun dan untuk mereka itu kenapa kami sedikit merasa aman untuk bekerja di Jepang, karena untuk bekerja di Jepang itu, standarisasi hak-hak tenaga kerjanya itu di samakan dengan tenaga kerja lokal, baik itu asuransinya, gajinya, lemburnya,” jelasnya.

Menurut wanita yang akrab disapa Vonny ini, salah satu institusi yang menghasilkan tenaga kesehatan dengan rekam jejak yang paling baik dan tertua di Flores adalah Akper Santa Elisabeth Lela.

Namun, sebelum di berangkatkan ke Jepang, ke delapan tenaga kesehatan itu akan melewati masa penyesuaian keperawatan, bahasa dan budaya Jepang selama 6 bulan di Bali.

“Lalu, bulan keenam, mereka akan di kirim ke Jepang, kontrak mereka 3 tahun lalu kemudian ingin ikut persamaan keperawatan Jepang, dengan sertifikasi atau standar yang lebih tinggi, itu diperbolehkan, itu pengaruhnya kepada nantinya gaji yang mereka terima. Gaji yang di tawarkan kepada itu Rp 18 – 25 juta/bulan, tergantung dari rumah sakit mana mereka di tempatkan,” jelas Vonny.

Dikatakan bahwa awalnya, pihak LPK Musubu melakukan interview kepada 42 peserta namun yang dinyatakan lolos hanya 12 peserta.

“Dari 12 ini, 8 berangkat duluan, yang 4 peserta lagi masih menunggu gelombang kedua dengan yang lain-lain lagi yang di interviu kemudian, mereka juga akan ikut di gelombang kedua, jadi totalnya di tahap pertama ini 12 orang,” tambahnya.

Ke-8 tenaga kesehatan itu masing-masing berasal dari Kabupaten Manggarai Timur sebanyak 1 orang, Kabupaten Ngada sebanyak 1 orang, Kabupaten Flores Timur sebanyak 1 orang, dan 5 orang lainnya dari Kabupaten Sikka.

Rencananya, ke-8 tenaga kesehatan tersebut akan di berangkatkan ke Bali pada Kamis (4/11) melalui Kabupaten Ende.

“Jadi berangkat ke Jepangnya itu kurang lebih bulan April 2022, dua atau tiga bulan lagi sudah ada gelombang kedua yang kita kirim. Kita punya rencana bahwa di tahun 2022 itu kita sudah mengirim 50 orang, tahun 2023 itu kita sudah kirim 100 orang dan 2024 dan seterusnya itu 200 orang, karena kuota yang diberikan dari Jepang ke LPK Musubu itu cukup banyak,” ujarnya.

Ludgerus Afri Geong, salah satu peserta yang akan dikirim ke Jepang yang berasal dari Kabupaten Manggarai Timur mengaku senang karena program ini merupakan peluang besar bagi dirinya dan peserta lainnya dan juga lulusan kesehatan di Flores.

“Di sana, gajinya lumayan besar dan itu yang membuat saya tertarik. Saya dengar informasi ini dari LPK Musubu,” ujar lulusan Akper Santa Elisabeth Lela ini.

Selain upah yang besar, ia juga mengatakan bahwa dirinya termotivasi ikut program ini karena ingin belajar tentang keperawatan di Jepang sehingga saat pulang, akan diterapkan di kampung halaman.

Kontributor : Albert Aquinaldo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *