Tingkatkan Inovasi Pelaku Usaha Kuliner, Disbudpar Sikka Hadirkan Instruktur Kuliner Bersertifikat

waktu baca 3 menit

MAUMERE, florespedia.id – Guna mendukung aktivitas wisatawan khususnya yang berada di area destinasi wisata, para pelaku usaha kuliner di Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, didorong untuk meningkatkan inovasi dan higienis dalam sajian kuliner.

Hal itu sebagai langkah pembenahan menuju masa normal.

Peningkatan inovasi pelaku usaha kuliner ini dilaksanakan melalui pelatihan yang digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka yang berlangsung selama tiga hari dari Rabu (13/10/2021) hingga Jumat (15/10/2021) yang dilaksanakan di dua tempat yakni di Sea World Club Waiara dan Aula Dapur Boga SMK Tawa Tanah Kewapante.

Pelatih kegiatan yang digelar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Sikka menghadirkan dua instruktur bersertifikat yakni Paulina Pakum, Trainer dan Guru Tata Boga SMK Tawa Tanah Kewapante, Sefnnita Saptraya Titus, Master Trainer dari Destination Management Organization( DMO) Flores.

Para pengusaha kuliner ini didorong untuk mempersiapkan SDM yang handal dan mampu menghasilkan produksi yang memenuhi tuntutan pasar yang berstandar CHSE (Cleanliness , Health, Safety, Environment, Sustainability ).

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka, Petrus Poling Wair Mahing mengatakan, Kabupaten Sikka memiliki banyak makanan lokal yang dijadikan makanan khas kuliner. Karena itu para pelaku kuliner ini harus mampu membuat inovasi baru terhadap makanan lokal yang ada.

“Kita tahu Maumere punya banyak makanan khas tapi kita belum tahu cara mengolah dan menyajikan makanan lokal ini agar bisa menarik wisatawan. Saya  meminta kepada peserta untuk memanfaatkan informasi teknologi untuk dijadikan sebagai referensi dalam mengolah bahan baku menjadi makanan tradisional, ” ungkap Pet Poling.

Ia menegaskan, selain berinovasi, usaha kuliner juga dituntut memenuhi standar CHSE. 

“Saya menyambut baik diselenggarakannya pelatihan bagi pengusaha dan pekerja di bidang kuliner ini yang di tengah kondisi pandemi tetap optimis dan berani mengambil peluang yang ada dengan tetap memperhatikan standar CHSE,” ucapnya.

Pihaknya mengharapkan peningkatan knowledge, skill dan attitude SDM bidang kuliner dapat menciptakan inovasi baru sehingga siap bersaing di masa pandemi ini dan seterusnya.

“Setelah selesai pelatihan ini para peserta harus melakukan eksperimen-eksperimen untuk mencoba mengolah makanan makanan tradisional di Kabupaten Sikka agar dipasarkan dengan nilai jual yang tinggi di setiap tempat atau destinasi pariwisata di kabupaten Sikka. Bagi bapa ibu utusan dari desa-desa wisata itu manfaatkan pangan lokal dan wisata kuliner di tempat Anda masing-masing,” pungkasnya.

Sementara itu, menurut Kepala Bidang Industri dan Ekonomi Kreatif, Emma Irmina Puli, pelatihan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kemampuan para pengelola usaha kuliner dalam melakukan inovasi dan meningkatkan higienis sajian kulinernya agar lebih berkualitas dan bernilai jual.

Menurutnya, berdasarkan data akhir tahun 2020, jumlah kuliner yang terdata sebanyak 179 jenis usaha kuliner dan 42 kelompok kreatif kuliner lokal.

Peserta pelatihan berjumlah 40 orang, terdiri dari utusan desa dan kelurahan serta kelompok binaan Disparbud Sikka yang berasal dari 3 kelurahan dan 10 desa dalam wilayah Kabupaten Sikka.

Salah satu peserta kuliner dari Kelurahan Waioti Anas (40) mengatakan, usahanya sudah berjalan sekitar 20 tahun. Usaha kuliner berbahan dasar jagung ini sudah sesuai dengan standar SOP.

“Usaha kuliner saya sudah berjalan 20 tahun. Sebelumnya kita juga diberikan pelatihan bagaimana cara pengolahan dan penyajian dengan memperhatikan kebersihan dan kesehatan dari jenis usaha yang dijalaninya,” ungkap Anas.

Dirinya berharap dengan adanya pelatihan ini semua pelaku kuliner bisa berinovasi sehingga menghasilan produk yang nantinya menambah nilai jual.

Kontributor : Athy Meaq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *