Tingkatkan SDM, Disparbud Sikka Gelar Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata

waktu baca 3 menit

MAUMERE– Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka menggelar pelatihan pengelolaan desa wisata kepada masyarakat yang desanya memiliki obyek wisata.

Kegiatan itu dilaksanakan guna meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan kompetensi serta mendorong agar desa-desa bisa mengembangkan obyek wisata yang ada di desa guna menarik dan bisa dikunjungi wisatawan baik lokal, domestik, dan mancanegara sehingga bisa ada peningkatan ekonomi.

Kegiatan itu berlangsung selama 4 hari dari Senin (6/9) hingga Rabu (8/9)  bertempat di Hotel Lokaria Indah, Jalan Nairoa, Desa Habi, Kecamatan Kangae. Sedangkan pada tanggal (9/9) kegiatan akan dilaksanakan di Desa Detusoko Barat, Kabupaten Ende dengan model kegiatan studi banding.

Desa wisata sendiri merupakan suatu bentuk integritas antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung  yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan  masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.

Peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan tata kelola destinasi pariwisata ini sebanyak 40 orang yang berasa dari tujuh  desa wisata yakni Desa Lewomada, Desa Darat Pantai, Desa Wairterang, Desa Egon, Desa Kojadoi, Desa Kojagete, dan Desa Permaan. Unsur yang terlibat pemerintah desa dan Pokdarwis, pengelola Bumdes, dan pelaku pariwisata lainnya.

George Richard Valentino dalam laporan mengatakan, pengembangan desa wisata sebagai suatu proses yang menekankan cara untuk mengembangkan atau memajukan desa wisata. Secara spesifik pengembangan desa wisata diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan fasilitas wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi pengelola desa wisata agar lebih profesional dan berkualitas dalam melakukan pengelolaan desa wisata dan memberikan pelayanan kepada wisatawan.

“Sasaran yang dicapai dari pelatihan tersebut agar peserta mengetahui dan memahami pengetahuan dasar kepariwisataan, pentingnya sapta pesona dalam mewujudkan masyarakat sadar wisata, peserta juga mengetahui dan memahami pengembangan kelembagaan pengelola desa wisata serta pengembangan pengelolaan produk pariwisata di desa wisata,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka, Petrus Poling Wairmahing dalam sambutannya saat membuka kegiatan mengatakan, pariwisata tidak hanya dibangun oleh pemerintah saja, akan tetapi butuh keterlibatan masyarakat dan dunia usaha secara holistik integritas.

Pembangunan pariwisata di desa wisata harus melibatkan semua pihak dan banyak komponen, agar desa tersebut ramai  dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun wisatawan mancanegara.

“Kalau kita ingin desa kita dikunjungi dan banyak orang yang berwisata, tentu kita harus bekerja sama dengan semua komponen dan para pihak. Kita harus melihat dan menganalisis serta mengkaji potensi wisata yang sebenarnya ada di desa kita itu apa. Komponen lain yang harus kita ajak bekerja sama dan bersinergi seperti ekonomi kreatif, industri ekonomi kreatif, juga para guide,” ungkap Petrus Poling.

Dirinya berharap para peserta dapat mengikuti kegiatan dengan sungguh sungguh sehingga setelah kegiatan ini para peserta dapat kembali ke desa untuk membangun desanya masing-masing menjadi desa wisata yang maju ke arah yang lebih baik.

“Saya harap setelah mengikuti kegiatan ini   masing-masing peserta  bisa membangun desanya menjadi desa wisata yang maju dan lebih baik sehingga bisa meningkatkan pendapatan ekonomi,” ujarnya.

 Kontributor : Athy Meaq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *