15 Hari Pencarian, Kakek Asal Satar Mese, Manggarai, ini Belum Ditemukan
RUTENG – Upaya pencarian Hubert Hamun (78), warga asal Kecamatan Satarmese Utara, Kabupaten Manggarai, yang hilang beberapa waktu lalu telah memasuki hari ke lima belas (15) dan belum membuahkan hasil.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini dari anak kandung korban, Florianus Surhan bahwa hingga hari ini ayahnya belum juga ditemukan sejak menghilang pada tanggal 21 Mei 2021 lalu
“Ini sudah hari yang ke lima belas (15) pak, kami bersama pihak kepolisian juga warga sekitar sini masih terus mencari keberadaan korban,” terangnya
Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa sampai hari ini pihaknya belum mendapatkan petunjuk soal keberadaan ayahnya.
Pengakuan yang sama diungkapkan istri korban, Salome Sabur, yang menjelaskan bahwa sampai hari ini, Sabtu (5/6) suaminya belum juga ditemukan
Kapolres Manggarai, AKBP Mas Anton Widyodigdo melalui Kasubag Humas Polres Manggarai, IPDA. I Made Budiarsa membenarkan hal itu.
“Ia pak pihak kepolisian bersama warga sekitar masih melakukan upaya pencarian korban,” terangnya melalui sambungan telepon kepada media ini, Sabtu (5/6)
Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa, Bhabinkamtibmas Bripka. Emilius Johan bersama keluarga korban dan warga sekitar masih melakukan upaya pencarian korban sampai saat ini
“Upaya pencarian pasti terus kita lakukan pak,” tutup Budiarsa.
Sebelumnya telah diberitakan bahwa seorang kakek yang diketahui bernama Hubert Hamun (78) dilaporkan hilang dari rumahnya, di Kampung Welo,Desa Gulung,Kecamatan Satar Mese Utara, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini bahwa Hubert Hamun meninggalkan rumahnya sejak hari Jumat tanggal 21 Mei 2021.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini juga, Selasa (1/6) melalui anak kandung korban, Florianus Surhan, menerangkan bahwa pada Kamis (20/5), sekitar pukul 16.30 WITA, saksi bersama korban berada di kebun yang jaraknya kurang lebih 1 km dari rumah korban.
Pada saat itu korban memindahkan sapi sedangkan saksi memotong bambu. Saksi kemudian pulang ke rumah sedangkan korban masih di kebun memindahkan sapi.
Setelah sampai di perkampungan Welo, saksi tidak langsung ke rumahnya melainkan singgah di rumah korban yang merupakan orang tua kandung saksi.
Tujuan saksi singgah di rumah korban untuk memasak nasi dan sayur karena istri korban atau ibu kandung saksi tidak bisa memasak karena mengalami sakit struk.
Saksi menunggu korban namun hingga pukul 18.30 WITA, korban belum tiba sehingga saksi pulang kerumahnya.
Pada hari, Jumat (21/5),saksi mendatangi rumah korban dan mendapati pintu dapur dan pintu rumah bagian belakang dalam keadaan terbuka. Saksi masuk kedalam rumah dan tidak menemukan korban.
Sementara itu saksi Salome Sabur, istri korban menerangkan, korban dan saksi tinggal berdua di dalam rumah. Korban dan saksi memiliki 7 orang anak yang mana 6 orang anaknya merantau sedangkan anak bungsunya Florianus Surhan tinggal di rumah sendiri.
Sabur mengisahkan, pada Kamis (20/5), sekitar pukul 19.00 WITA, korban pulang kerumahnya setelah memindahkan sapi.
Saat tiba di rumah,saksi menawarkan makan malam bersama korban namun korban menjawab bahwa korban masih kenyang.
Karena korban tidak mau makan maka saksi juga tidak jadi makan.
Setelah itu saksi masuk ke kamarnya dan tidur, sedangkan korban masuk ke kamar yang berhadapan dengan kamar saksi.
Saksi juga menerangkan bahwa baru malam itu korban tidak mau makan malam bersama saksi dan baru malam itu korban tidak tidur sekamar dengan saksi.
Sementara itu, Kapolres Manggarai, AKBP Mas Anton Widyodigdo melalui Kasubag Humas Polres Manggarai, Ipda, I Made Budiarsa, Selasa (1/6) membenarkan kejadian tersebut.
Pihaknya melalui Bripka Emilius Johan, Bhabinkamtibmas Desa Nao, Kecamatan Satarmese Utara melaksanakan giat pencarian korban yang hilang itu.