Program MBG di NTT Masih Tersendat, Gubernur Ajak Desa Bikin Dapur Kolektif

Sikka-Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan utama Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena saat membuka Rapat Koordinasi Bersama Stakeholders Kabupaten Sikka di Aula Kantor Bupati Sikka, Sabtu (6/9/2025).
Gubernur Melki menegaskan, MBG bukan hanya sekadar program untuk anak sekolah, tetapi juga strategi menggerakkan banyak sektor lokal, mulai dari pertanian, peternakan, hingga kuliner.
“Kalau soal MBG, mari kita berpikir praktis. Siapa yang punya kelompok, bikin dapur saja. Kita dapat potensi dana 7–8 triliun, tapi sampai saat ini di NTT masih tersendat pergerakannya,” ujar Melki.
Menurutnya, pengelolaan dapur MBG harus memanfaatkan produk lokal agar perputaran uang lebih lama bertahan di NTT. Hal ini, lanjutnya, akan mendistribusikan manfaat lebih luas bagi petani, peternak, hingga UMKM makanan.
“Dengan MBG, kita bisa gerakkan banyak sektor. Ini cara sederhana tapi efeknya besar untuk masyarakat,” tegasnya.
Selain itu, Gubernur Melki juga menyinggung pentingnya Koperasi Desa Merah Putih sebagai wadah distribusi keadilan bagi petani dan nelayan. Ia berjanji akan memperbaiki harga gabah kering dan jagung di Sikka yang menurutnya masih jauh dari standar yang ditetapkan Presiden.
“Lima ratus rupiah mungkin bagi kita kecil per kilo, tapi bagi petani, itu besar artinya. Bisa untuk biaya sekolah anak-anak mereka,” katanya.
Sementara itu, Bupati Sikka Juventus Prima Yoris Kago dalam kesempatan yang sama melaporkan, saat ini di Kabupaten Sikka sudah terbentuk empat dapur MBG, dan dalam waktu dekat akan ditambah dua dapur baru.
“Ini langkah awal agar pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis di Sikka bisa berjalan lebih efektif,” jelas Bupati Yoris.