Sopir Angkutan Pedesaan Temui Wabup Sikka Minta Solusi Masalah Mobil Pickup Beroperasi Layaknya Angkutan Umum

Sikka–Setelah sebelumnya menggelar aksi protes dan penghadangan terhadap mobil-mobil pickup yang mengangkut penumpang pada Rabu pagi (14/5/2025), perwakilan sopir angkutan pedesaan di wilayah Kecamatan Kewapante dan sekitarnya pada Kamis pagi (15/5/2025), mendatangi Kantor Bupati Sikka.
Mereka berdialog bersama Wakil Bupati Sikka, Simon Subandi Supriadi, Kadis Perhuhungan Sikka, Mauritius Minggo untuk mencari solusi atas permasalahan yang tengah mereka hadapi itu.
Alfridus Taniwel, perwakilan sopir angkutan pedesan mengatakan, kehadiran mobil pickup yang beroperasi layaknya angkutan umum telah menyebabkan penurunan drastis dalam pendapatan harian mereka. Bahkan, sebagian dari mereka mengaku kesulitan memenuhi kewajiban pajak kendaraan karena berkurangnya pemasukan.
“Selama ini dari Dinas Perhuhungan Sikka kurang memperhatikan kami dalam artian mobil pickup untuk mengangkut barang dibiarkan berkeliaran mengangkut penumpang,” ungkap ujar Alfridus Taniwel.
Lanjutnya, jumlah mobil pickup jalur Kewapante-Doreng bisa mencapai 40 kendaraan. Ini sungguh mengganggu mata pencahariannya, dimana pihaknya merasa dirugikan.
“Sopir setor ke kami yang punya mobil Rp 100 ribu saja setengah mati karena ada pickup yang angkut penumpang ini,” ungkapnya.
Ia menuturkan, praktik pengangkutan penumpang oleh mobil pickup yang dinilai melanggar aturan perundang-undangan, khususnya PP No. 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan.
Oleh karena itu, pihaknya menuntut ketegasan dari Dinas Perhubungan Sikka untuk melakukan penertiban.
Kadis Perhubungan Sikka, Mauritius Minggo menuturkan, pihaknya sudah sering melakukan sosialisasi kepada pemilik kendaraan pickup terutama saat uji KIR kendaraan.
Lanjutnya, selain di Kantor Dinas Perhubungan Sikka, pegawai yang berada di terminal juga sudah melakukan tindakan, dimana para penumpangnya diturunkan.
“Tilang bersama juga dilakukan. Mungkin saja selama ini kami menjangkau wilayah perkotaan. Kalau sampai ke Kewapante tidak terlalu sering,” jelasnya.
Sementara itu Wakil Bupati Sikka, Simon Subandi Supriadi mengatakan, penanganan mobil-mobil pickup yang mengangkut penumpang memang dilematis. Ini perlu diakui.
“Karena begini misalnya dari Kloangpopot, Watublapi itu ada angkutan pedesaan, tetapi ada jalur kampung lain yang tidak ada mobil angkutan pedesan, akhirnya mereka pakai mobil pickup,” ungkapnya.
Namun demikian, kata Wabup Subandi, dengan adanya pengaduan ini, Dinas Perhubungan Sikka harus menyanggupi dengan membuat teguran tertulis kepada para pemilik mobil pickup. Untuk itu, Wabup Subandi meminta Dinas Perhubungan Sikka segera melakukan penertiban.
Ia juga mengharapkan para sopir angkutan pedesaan bisa mengantar penumpang sampai di dalam area Terminal Lokaria agar bisa mendukung penerimaan retribusi daerah.